11. Mie Ayam Vampir

11.3K 2K 98
                                    

Setelah pergi dari rumah bapak itu. Mereka berhenti di warung mie ayam. Karena cacing di perut Zaid sudah demo minta makan. Tapi cacingnya ga pake almet, cacingnya telanjang.

"Ayang mau makan cacingnya Mbak Kunti."

Shira mengernyit. "Cacing? Kamu makan cacing? " Ucapnya heran.

"Mie ayam ayang. Itu mie ayamnya Mas Edward langganan Ayah dulu." Jawabnya sambil menunjuk spanduk besar dengan tulisan ' mie ayam Vampir '

"Kok mie ayam vampir sih Mas?" Tanyanya heran.

"Itu ciri khasnya ayang. Mie ayamnya itu pake cabe banyak banget jadi merah semua. Darah boong boongan." Jelasnya.

Shira tak mengerti dan tak mau mengerti. Ia hanya ikut dan duduk bersama Zaid yang memesan mie ayam tersebut.

"Bang Edward, mie ayam satu. Extra vampir poll! Mbak Bella es teh manis satu." Ucap Zaid senang.

"Shira gak makan? Kok cuma satu?" Tanyanya heran. Menatap Zaid yang sedang berfikir. Shira kan di dalem perutnya ada darah, masa makan yang pedes . Nanti darah nya tawuran.

"Ayang makan sate aja. Sate Pak Bisul. Aku pesenin ya, gak boleh mie ayam. Kasian anakku." Ucapnya.

Dan plak!

"Samsul Udin bukan Bisul!" Ucap seorang lelaki paruh baya. Zaid hendak protes tapi setelah ia menoleh ternyata yang bersangkutan sudah menatapnya dengan galak.

"Jangan galak pisan euy. Takut nanti anak saya Pak!" Ucap Zaid.

"Mana anak kamu?" Tanya Pak Samsul heran karena ia hanya memandang Zaid dan Shira tidak ada anak kecil.

"Noh dalem perut. Nanti nangis dia. " Ucap Zaid.

"Maaf Pak Samsul, obat suami saya habis. Lupa beli." Ucap Shira tiba-tiba membuat Zaid menoleh tak terima.

"Oalah neng pantes rada gila." Jawab Pak Samsul. Shira tersenyum simpul. Ternyata benar wasiat Bunda Aisyah waktu itu.

Nak kalau Zaid macem-macem terus ngomong gak jelas bilang aja obatnya habis ya. Pasti merekan paham.

"Obat apa heh?" Tanyanya kesal. Zaid merasa sehat fisik sehat hati.

"Obat jiwa." Tekan Pak Samsul sambil memandang Zaid sinis.

"Sate satu kan ya? Tunggu bentar ya neng meski saya tau kalau perempuan tidak suka menunggu tapi tenang ini pasti kok bukan php." Ucap Pak Samsul, Shira mengangguk pelan dan Pak Samsul pun langsung berjalan ke arah gerobaknya yang ada di samping gerobak Mie Ayam Vampir Bang Edward.

"Ini mie ayamnya Zaid." Ucap Mbak Bella si penjual es teh manis semanis kopi istrinya Bang Edward.

"Makasih Mbak, MasyaAllah Mbak Bella makin manis pisan." Ucap Zaid memuji.

"Oh ya? Manis kek apa?" Tanya Mbak Bella senang.

"Garem."

Shira langsung mencubit pinggul suaminya kuat.

"Aww awww! Ayang ih jangan minta di sini malu aku. Nanti ya di rumah." Ucapnya ngawur. Mbak Bella memandang mereka heran.

"Hih!" Decih Mbak Bella kesal.

"Lari kan lo, emang gak bisa liat yang uwu-uwu tuh orang." Ujarnya senang.

Shira hanya bisa menggeleng. Entah mengapa ia bisa cinta dan sayang dengan sosok manusia tanpa otak jiwa sinting bernama Zaid ini.

•••

Mereka sudah hampir sampai, tetapi bukan Zaid namanya kalau gak ngaret. Sekarang mereka sedang berjalan-jalan santai sambil membeli jajanan kaki lima di pinggiran taman dekat dengan sungai.

Family Gaje [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang