✨16

73 30 1
                                    

Kalau kamu udah ada dia, ngapain kamu deketin aku?

-Dinda-

***

Seperti janjinya hari ini Arken akan menjemput Keyra, Arken tak mau membuat Keyra marah seperti kemarin. Pagi ini Arken sengaja menyiapkan sarapan buatan mamahnya untuk Keyra, setelah siap Arken pun bergegas menuju rumah Keyra.

Setibanya didepan halaman rumah Keyra, Arken memasukkan motornya karena gerbang tak Keyra kunci. Arken pun mengetuk pintu rumah Keyra, jam masih menunjukkan pukul 05.40 wib masih banyak waktu Keyra sarapan terlebih dahulu.

Tokk...tok....
"Key, Keyra." Arken sedikit berteriak agar sampai ke telinga Keyra. Cukup lama akhirnya Keyra pun datang menemui Arken. penampilan nya acak-acakan, rambutnya pun tergerai berantakan Keyra baru bangun tidur.

"Apa?" Tanya Keyra diambang pintu. "Baru bangun?" Tanya Arken, "hmmmm"

"Hadeh jorok banget mandi dulu geh." Suruh Arken, "nanti, ngapain pagi-pagi kesini?" Arken masuk menarik tangan Keyra,"buat mastiin Lo bangun apa ngga." Arken mendudukkan Keyra disofa, "mau makan dulu apa mandi dulu?"tanya Arken. "Mandi dulu, gue ga biasa makan kalau belum mandi." Arken mendekatkan hidungnya pada bagian ketiak Keyra, "Iyah bau udah sana mandi." Spontan Keyra memukul bahu kiri Arken, "enak aja."

***

Arken sudah menyiapkan sarapan yang ia bawa di meja makan, cukup banyak makanan yang Arken bawa pagi ini. Keyra turun dari kamarnya sambil mengelap-elap rambutnya dengan handuk kecil, "banyak amat Ken, ini buatan mamah Lo semua?" Tanya Keyra.

"Iyah dan ini gue bawain khusus buat Lo!" Arken masih bergerak memindahkan makanan dari tempat makan ke piring. "Tumben baik." Nyinyir Keyra. Keyra menarik kursi lalu duduk, hal itu pun diikuti oleh Arken. "Dari dulu juga gue baik, mau disuapin ga?" Tawar Arken. "Gausah gue bisa sendiri." Tolak Keyra.

Setelah selesai sarapan mereka pun bergegas menuju kampus, tak lupa sebelum berangkat Arken mengingat kan beberapa bebawaan milik Keyra agar tidak tertinggal.

***

Dinda menatap jalan kota melalui jendela mobilnya rasanya pagi ini ia kurang bersemangat untuk masuk kuliah. Saat lampu merah mata Dinda menangkap dua orang yang sedang bercanda manja diatas motor, Dinda merasa kenal dengan si pengendara motor tersebut, yups itu Arken. Arken sedang tertawa riang dengan wanita kemarin yang Dinda lihat.

"Dasar laki-laki emang yah omongannya manis." Gerutu Dinda. Lampu pun berubah menjadi hijau, motor Arken mendahului jalan mobil Dinda.

Motor Arken pun tiba dahulu di kampus, tak lama mobil Dinda pun tiba. Dinda turun dari mobilnya, "Bapak pulang aja nanti kalau saya udah balik saya telpon." Pesan Dinda pada sang supir. Baru beberapa langkah menuju kampus, pagi ini Dinda disuguhkan oleh hal yang tak mengenakan. Saat itu Dinda melihat Arken sedang membukakan helm Keyra, Dinda meremas telapak tangannya bidang dadanya terasa panas. Dinda pun pergi mempercepat langkahnya.

"Key Lo duluan ke kelas aja gue ada urusan sebentar." Pamit Arken, baru juga beberapa jam akur Keyra lagi-lagi ditinggal oleh Arken. Keyra pun berjalan sendiri menuju kelas.

Ternyata Arken pergi ke kelas Dinda pagi ini, sudut bibir Arken melengkung saat melihat sesosok gadis yang akhir-akhir ini membuat hidup nya berwarna. Arken masuk kedalam kelas Dinda tanpa rasa malu sedikit pun pada mahasiswa yang lain yang juga berada didalam kelas.

"Hay, semalem kok ga balas chat kenapa sibuk yah?" Basa basi Arken, Dinda hanya melirik Arken sekilas. Ia kembali melanjutkan membaca novel ditangannya. "Lagi baca apa sih? Srius banget." Kepala Arken mendongak melihat buku yang dibaca oleh Dinda. "Ngapain kamu kesini?" Cetus Dinda tiba-tiba. "Aku nyamperin kamu lah." Jawab Arken santai. "Ngapain nyamperin aku? Udah deh yah udah tau punya cewek juga ngapain deketin cewek lain. Ga mikir perasaan ceweknya apa!?" Dinda bangkit dari duduknya pergi meninggalkan Arken. Sedangkan Arken diam termenung, cewek? Maksud nya pacar? Arken kan ga punya pacar.

"Din.. Dinda." Arken memanggil nama itu namun Dinda sudah menjauh dari posisinya. Arken pun hendak mengejar Dinda namun terhalang oleh seseorang yang menabraknya. "Aduh!" Minuman yang dibawa oleh orang tersebut tumpah. "Eh maaf gue ga sengaja." Ujar Arken, pandangan nya masih menangkap jeli arah Dinda pergi. "Maaf-maaf ini kot-" orang tersebut menggantungkan ucapan nya. "Ganteng banget." Lanjut nya.

"Ha?" Arken bingung dengan ucapan orang itu. "Eh ngga, gapapa kok ini gue yang salah tadi jalan ga liat-liat." Orang itu menyengir memperlihatkan gigi yang di Pagari kawat. "Yaudah sekali lagi sorry yah." Arken pun pergi meninggalkan orang itu yang masih terdiam beku ditempat nya. Mungkin dia terlalu terpesona dengan Arken. "Dia ganteng banget sumpah, harus ini harus dia jadi pacar gue." Antusias gadis itu sambil berlompatan.

Arken cilingak cilinguk mencari sosok Dinda tapi tak ada. "Ken." Tiba-tiba seseorang menepuk bahu kanannya. "Eh Lo." Arken sedikit kaget karena kehadiran Keyra yang tiba-tiba. "Nyari siapa Lo? Cilingak cilinguk?" Tanya Keyra memastikan sesuatu yang dicari Arken. "Ngga kok gue ga nyari apa-apa." Ujar Arken bohong, "Lo belum masuk kelas Key?" Alih Arken, "udah tadi ini gue mau ke lapangan baris sama yang lain. Lo bukannya ke lapangan baris malah masih santai disini."

"Iyah ini juga gue mau ke lapangan kok."

"Yaudah ayo!" Ajak Keyra, akhirnya Arken pun mengekor dibelakang Keyra, ia kehilangan jejak Dinda. Mungkin Dinda sudah bergabung baris dengan mahasiswa yang lain.

"Arken Deket banget sih sama cewek itu, kalau cewek itu pacar nya Arken, tapi kenapa sampe sekarang dia masih sering nyariin aku." Dinda ternyata memperhatikan kedekatan Arken dengan Keyra, Keyra dan Arken pun terpisah dalam barisan.

Mata Dinda masih menitik tajam pada Keyra, ia terus memperhatikan Keyra dari atas sampai bawah. Keyra tak lama pun sadar ada seseorang yang memperhatikan nya, tapi dengan cepat Dinda membuang pandangannya. "Tuh cewek dari tadi merhatiin gue terus, emang ada yang salah?"

Segerombolan panitia ospek pun terjun ke lapangan, mereka terlihat gagah dengan almamater yang digunakan. Arga berjalan dibarisan paling depan, penampilan nya lebih mencolok dari pada yang lain. Ia terlihat keren dengan kacamata hitamnya.

Arga membuka kacamata nya lalu diselipkan pada kerah baju nya. "Selamat pagi." Sapa nya sambil memegang toa. "Pagi kak."

"Ini adalah hari kedua kalian menjalani ospek, saya harap kalian bisa lebih baik dari hari kemarin. Pagi ini saya tidak mau terlalu banyak bicara setelah saya bubar kan kalian masuk ke kelas kalian masing-masing selanjutnya kalian akan diarahkan oleh para mentor." Arga pun turun dari atas mimbar menyerahkan nya separuh acara nya pada anggota yang lain, seperti nya Arga sedang ada urusan makannya ia tak bisa berlama-lama.

A R K E Y R AWo Geschichten leben. Entdecke jetzt