#41 - Bali Day 1

5.8K 455 72
                                    

[Telah direvisi]

😤😤😤😤😤

Kayla, Saddam, dan beberapa jajaran anak buah Karina yang sejak tadi tidak saling mengeluarkan suara selama perjalanan dari Bandara menuju villa, kini mulai keluar dari dalam mobil elf yang disewa oleh Karina. Mereka semua keluar dari mobil setelah membawa koper dan tas masing-masing.

Sepanjang perjalanan, mulai dari turun pesawat sampai masuk ke dalam mobil, Kayla tidak berhenti mengarahkan ponselnya ke arah sekitar demi memenuhi instagram storynya.

Oleh sebab itu, saat ini Kayla merasa sangat lelah karena disaat semua orang tertidur di dalam mobil dan menyandarkan punggungnya guna menghilangkan rasa lelah, yang Kayla lakukan justru sibuk dengan ponsel pintarnya.

Sekarang Kayla sedang bergelayutan manja dilengan Saddam yang sejak tadi berdiri disampingnya. Selain karena mengantuk, Kayla juga ingin memamerkan kepada Rebecca dan Samuel kalau dirinya dan Saddam juga bisa mesra-mesraan.

Sesuai ekspektasi Kayla, Karina mengajak seluruh anggota managementnya untuk berlibur sebentar di Bali. Termasuk Valerio yang juga kebetulan mengajak kekasih hatinya, Kanaya.

"Kita semua bakalan tidur disini, Kar?" Tanya Valerio, mewakili pertanyaan yang sejak tadi ingin dilontarkan oleh Saddam.

"Iya." Jawab Karina. "Lo, Saddam, temen lo, sama Galih, dan anak-anak yang cowok bisa tidur disatu kamar yang sama. Nanti yang cewek-cewek bisa tidur di satu kamar juga. Ada lima kamar, cukup lah buat kita ber---" Karina mengedarkan pandangannya ke seluruh orang yang saat ini berada disekelilingnya, melihat jumlah kepala yang setelah dihitung-hitung, ternyata lumayan melebihi kapasitas awal.

"Banyak juga ya, wak." Tiba-tiba Karina pusing sendiri.

Valerio melirik Saddam. Meskipun akhir-akhir ini saudara kembarnya sudah jauh lebih aktif dari sebelumnya, Valerio tetap tidak bisa melupakan fakta bahwa Saddam memang tidak bisa tidur dengan orang lain disatu ranjang yang sama.

"Gue sama Saddam sewa villa sendiri aja, deh."

"Kenapa?" Tanya Karinawk.

"Saddam, ----" Valerio melirik Saddam lagi. "Dia nggak suka keramaian gitu anaknya. Kampungan."

"Okay, then. Tapi lo nggak bisa booking villa di jam segini juga. Kan harus reservasi dulu." Kata Karina. "Malam ini tidur disini aja dulu bareng-bareng. Besok pagi baru booking villa yang lain."

"Malam ini bisa, kok." Tanpa dipersilahkan, Samuel yang notabene bukan tamu undangan acara liburan yang dilaksanakan Karina malah angkat bicara. "Bokap gue punya villa di Uluwatu. Biar gue, Saddam, dan Valerio, sama pacar kita masing-masing, tidur disana malam ini sampe dua hari hari ke depan."

"Sori, bukannya gue bermaksud sombong dan nolak ajakan lo untuk tidur di villa ini. Tapi keliatannya tempat ini emang nggak cukup untuk nampung kita semua." Lanjut Samuel.

"Iya, gue juga nggak berekspektasi kalo sebanyak ini yang ikut." Kata Karina.

"Yauda, kalo gitu kita langsung cabut aja." Kata Valerio. "Kar, gue ikut sama rombongan ini, ya. Nggak bisa jauh dari my twins, akutuh."

"Sip. Kabarin gue, Val." Kata Karina setelah menepuk bahu Valerio karena melihat tingkah jayus pria itu. "Sori ya. Malah jadi mencar-mencar gini."

"Ah, santai." Kata Valerio.

"Pake mobil yang udah gue sewa aja tuh." Tunjuk Karina. "Udah ada driver-nya juga, jadi lo nggak perlu repot-repot pesan taksi. Uluwatu lumayan jauh loh dari sini."

Look at me, please!? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang