#30 - Toxic People, Toxic Relationship

17.7K 1K 120
                                    

[Telah direvisi]

🍸🍸🍸🍸🍸

Kayla is calling....

"Halo." Sapa Saddam. "Kenapa, Kay?"

Kayla mendesah, "jadi maksudnya gue harus kenapa-napa dulu supaya bisa nelpon lo?"

"Gue lagi dijalan, nanti gue telepon lagi ya. Bahaya nyetir sambil teleponan."

"Kan bisa pake earphone."

"Earphone gue rusak."

"Kenapa bisa rusak?"

"Gue injek." Desis Saddam sambil mengusap wajahnya gusar.

"Kenapa diinjek?"

"Habis dipake Samuel."

Saddam menatap layar ponselnya sendiri. Panggilan tersebut masih terhubung, tetapi Kayla tidak mengeluarkan suara apapun. "Gue tutup ya? Nanti gue telepon lagi."

"Tunggu!" Teriak Kayla.

"Ada apa?"

"Ada yang mau gue omongin. Gue tunggu di apartemen lo ya? Soalnya gue mau--- habis dari tempatnya Rebecca."

"Gue pulang ke rumah nyokap bokap. Ada barang yang ketinggalan disana. Mungkin nginep karena udah capek banget."

"Oh, oke." Kayla pasrah.

TUT.

Saddam menghela napas saat menyadari Kayla malah menutup panggilan itu tanpa memberinya semangat atau apapun yang setidaknya akan membuat rasa lelah Saddam berkurang. Saddam salah. Ternyata Kayla masih tetap pada pendiriannya. Memelihara dan mempertahankan rasa gengsi dalam dirinya.

Saddam meletakkan ponsel dengan sembarang diatas pangkuannya. Pria itu kembali menjalankan laju mobilnya setelah tadi memutuskam untuk menepi untuk menjawab panggilan dari Kayla. Tiba-tiba rasa lelah yang tadi sudah terasa berat di pundaknya bertambah menjadi dua kali lipat. Hufft.

Sejak tadi pagi ponsel Saddam tidak berhenti berbunyi. Bukan nada pemberitahuan pesan masuk atau panggilan dari seseorang. Melainkan notifikasi instagram yang menumpuk dan datang terus menerus. Saddam sendiri belum membuka aplikasi instagram dalam ponselnya dan masih bertanya-tanya mengapa mendadak banyak orang yang mengikutinya di instagram dan juga banyaknya jumlah direct messages yang ia terima. Saddam memilih mengabaikan itu semua karena pria itu berpikir ini pasti ada hubungannya dengan Kayla dan kabar pertunangan dengan dirinya yang kini semakin menyebar luas.

Baiklah lupakan kalimat diatas. Hari ini bisa dibilang menjadi hari yang panjang dan cukup melelahkan bagi Saddam. Hari ini untuk pertama kalinya bagi Saddam mengikuti Omnya--David-- menjalani persidangan kasus perceraian Artis yang pamornya sedang naik daun. Saddam memang tidak bertugas sebagai seorang Pengacara yang melakukan atau memberikan nasihat dan pembelaan “mewakili” bagi klien yang berhubungan dengan penyelesaian kasus perceraian tersebut. Saddam hanya ikut hadir di persidangan lantaran David menyuruh Saddam untuk belajar bagaimana jalannya suatu persidangan di dalam Pengadilan.

Hitung-hitung pengalaman, akhirnya Saddam menyetujui ajakan David. Pria itu berangkat pagi-pagi sekali ke Pengadilan. Menggunakan setelan rapih dan berdiri didalam ruang sidang untuk pertama kalinya membuat Saddam sedikit takjub. Jadi begini rasanya berada didalam ruangan yang katanya menjadi ruangan paling menegangkan sedunia itu?

Look at me, please!? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang