TWENTY SEVEN

1.4K 146 8
                                    

TERIMA KASIH UNTUK YANG MASIH MAU MEMBACA CERITA INI

SEMOGA SUKA YAAA

JANGAN LUPA VOTENYA YAAA. TIDAK BIKIN RUGI KOK HEHHEE





"Bos! Ini darurat!" Seru anak buah Grego melalui ponsel.

"Ada apa?" Tanya Grego berusaha santai dan menjauh dari kamar agar pembicaraannya tidak bisa didengar oleh Pipa yang sedang mandi.

"Anak buah Justin mengepung kawasan kita." Sahut anak buahnya dengan nada terengah-engah.

"Justin?" Tanya Grego heran. Seingatnya kemarin pria itu sangat menginginkan kerjasama dengannya, bahkan mengabaikan putrinya untuk itu. "Apa mungkin dia berubah pikiran?" Gumam Grego dalam hati.

"Benar bos. Kami harus bagaimana? Bos tidak bisa datang sekarang?" Tanya anak buahnya tersebut dengan suara panik.

"Sial! Aku tidak mungkin bisa pulang sekarang! Kalian tidak bisa mengatasinya?" Sahut Grego dengan nada marah menahan geram.

"Jumlah mereka lebih banyak dari kita bos." Sahut anak buahnya semakin panik.

Grego memutar otaknya dengan cepat. Dia harus bisa membereskan masalah itu tanpa meninggalkan Pipa. Dia tidak mungkin meminta bantuan Gio. Saat ini Gio juga merupakan musuh besarnya. Bahkan saat ini tidak tertutup kemungkinan Gio bekerja sama dengan Justin.

"Bereskan saja dulu apa yang bisa kalian bereskan. Aku akan menghubungimu lagi." Perintah Grego yang langsung memutuskan panggilannya.

Dia kembali ke dalam kamar dan melihat sekilas ke dalam. Ternyata gadis itu belum selesai mandi.

Dengan cepat Grego kembali menjauh dari kamar dan menghubungi seseorang.

"Kau bisa memiliki barang itu. Dengan satu syarat suamimu harus membantuku." Ujar Grego setelah panggilannya terhubung.

"Setelah menghilang cukup lama, sekarang kau menghubungiku dan mau memberiku barang itu? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Sandra dengan wajah yang terlihat puas dan senang. Dia akan melakukan apapun asal barang haram itu bisa menjadi miliknya.

"Kau hanya perlu menjawab ya atau tidak." Sahut Grego tidak ingin berbasa-basi. Dia sudah tahu kalau Sandra adalah adik dari ibu gadis itu, tapi dia yakin Sandra akan lebih memilih barang itu dibanding dengan mantan suami saudaranya.

"Baiklah. Kau bisa bicara langsung dengan suamiku." Sahut Sandra puas sambil menyerahkan ponselnya kepada suaminya.

"Sekarang kau meminta bantuanku?" Tanya suami Sandra setelah menerima ponsel yang diberikan Sandra.

"Aku memberimu imbalan." Sahut Grego dingin.

"Jadi apa yang kau butuhkan?" Tanya suami Sandra.

"Aku membutuhkan semua anak buahmu. Sekarang juga arahkan mereka untuk datang ke kawasanku dan ingat mereka hanya perlu mendengar aba-aba dari anak buahku." Perintah Grego. "Barang itu akan diberikan anak buahku padamu jika misi selesai dan berhasil."

"Oke. Mereka akan langsung ke sana sekarang." Sahut Sandra setelah mengambil kembali ponsel dari tangan suaminya.

Sandra dan suaminya tertawa puas. Barang yang mereka incar sejak lama akhirnya bisa menjadi milik mereka.

***

Grego kembali ke dalam kamar dan menemukan gadis itu sudah selesai mandi. "Kau sudah selesai mandi?" Tanya Grego berusaha menutupi kegelisahannya.

Pipa membalikkan badannya dan melihat Grego berjalan ke arahnya. "Ada apa?" Tanya Pipa mengerutkan keningnya melihat wajah Grego yang tidak seperti biasanya.

PIPA' s HAPPINESSWhere stories live. Discover now