TWENTY ONE

1.6K 244 24
                                    

YEAY DOUBLE UPDATE !! 

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA :*


"Aku sudah memperingati kalian untuk tidak menganggu kawasan ini." Ujar Grego datar dengan nada mengintimadasi seperti biasa.

"Selamat malam Mr. Grego." Sahut seorang polisi menyadari Grego masuk ke dalam ruangan clubnya yang sudah sangat sepi. Hanya ada beberapa anak buahnya dan beberapa orang polisi di sana.

"Aku tidak tahu kalian ke sini untuk kepentingan siapa. Tapi aku tidak akan membiarkan rencana kalian berhasil. Silahkan tinggalkan tempat ini." Ujar Grego masih dengan nada datar dan santai seolah-olah keberadaan polisi tersebut di sana bukanlah hal yang luar biasa.

"Maaf Mr. Grego. Kami harus melakukan ini." Sahut polisi itu sambil mengangkat sebuah surat dan menunjukkannya kepada Grego.

Grego melihat sekilas surat itu dan kemudian tersenyum sinis. "Surat penangkapan?"

"Mr. Grego harus ikut kami sekarang." Ujar sang polisi. Sambil mulai berjalan ke arah Grego.

Dengan sigap anak buah Grego langsung mengangkat senjata mereka dan mengarahkannya kepada semua anggota polisi tersebut. Semua anggota polisi itu juga serentak mengangkat senjata mereka.

"Kita tidak harus main secara kasar seperti ini Grego." Ujar polisi tersebut sambil menghentikan langkahnya melihat 2 pistol mengarah ke arahnya.

"Tinggalkan tempat ini kalau kau tidak mau mati di sini. Jangan mempertaruhkan hidupmu untuk orang-orang yang berani membayarmu untuk ini."

Polisi tersebut tersenyum sinis.

"Selangkah saja kau maju, peluru anak buahku akan bersarang di otakmu." Ancam Grego penuh penekanan dan tidak terlihat takut sama sekali walaupun pistol-pistol polisi itu semuanya mengarah padanya.

"Kami ke sini bukan untuk kepentingan siapa-siapa. Kami ke sini sebagai polisi." Sahut polisi tersebut.

"Kau jangan membual di hadapanku. Aku tahu kinerja kalian para polisi. Bekerja sesuai dengan jumlah bayaran yang diberikan oleh orang yang berkepentingan. Kali ini ayahku atau Gio yang membayar kalian?" Grego sudah yakin jika itu adalah ulah ayah atau saudara kembarnya.

"Kau sudah tahu kalau kau tidak akan berhasil, tapi kau masih saja mencobanya. Kau tidak belajar dari pengalaman. Aku bisa membayarmu lebih dari bayaran mereka untukmu, jadi pergilah. Kesibukanku bukan hanya untuk melayanimu. Kau tahu? Aku akan menikah. Jadi aku akan sangat sibuk. Jadi jangan menambah kesibukanku." Ujar Grego santai sambil berjalan keluar dari dalam club. Dia benar-benar tidak takut dengan senjata-senjata yang mengarah kepadanya. "Urus mereka." Perintahnya kepada anak buahnya.

***

"Tuan yakin masih mau masuk ke dalam?" Tanya Chris pada Justin melihat kawasan milik Grego sudah dipenuhi mobil polisi.

"Sepertinya polisi mendatangi clubnya, bukan rumahnya. Kita bisa langsung ke rumahnya." Sahut Justin sambil memperhatikan sekeliling mereka.

"Baik tuan."

***

"Maaf nona. Bos melarangmu keluar." Ujar anak buah Grego melihat Pipa keluar dari kamar bosnya. Dia diperintahkan Grego untuk menjaga Pipa agar gadis itu tidak keluar sebelum Grego kembali.

"Aku hanya akan ke dapur untuk mengambil minum." Sahut Pipa jengkel.

"Silahkan." Sahut anak buah Grego dan langsung mengikuti gadis itu dari belakang.

Pipa menuruni tangga dan langsung berjalan menuju dapur.

"Nona Pipa?"

Pipa menoleh ke arah sumber suara dan menemukan Chris sedang menatapnya heran.

PIPA' s HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang