TEN

5.5K 444 32
                                    

MAAF LAMA BARU NONGOL HEHEHE
SEMPAT MULAI MERASA BOSAN MENULIS DAN LOGOUT DARI WATTPAD.

DAN TADI SIANG KEMBALI BUKA WATTPAD, DAN SEDIKIT TERKEJUT DENGAN BANYAKNYA NOTIF DARI READERS YANG TERNYATA CUKUP BANYAK MENYUKAI CERITA INI HEHEE HINGGA AKHIRNYA  MEMBUAT AKU KEMBALI SEMANGAT MENULIS DAN AKHIRNYA MALAM INI BISA PUBLISH.

MAAFIN KEJAHATANKU MEMBIARKAN KALIAN MENUNGGU TERLALU LAMA YAA 😌

SEMOGA TAHUN 2020 AKU TIDAK JAHAT LAGI DAN KEMBALI MENULIS UNTUK KALIAN SEMUAA

LOVE YOU ALL 😘

BTW, VOTE DAN COMMENT NYA JANGAN LUPAA YA HIHIHI



Pipa menggeliat kemudian membuka kedua matanya dan melihat jam dinding kamarnya yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi.

Dia melihat sisi ranjang disebelahnya dan tidak menemukan sosok Grego. Kemudian dia turun dari ranjang dan berjalan menuju jendela kamarnya untuk membuka tirainya dan membiarkan udara dan cahaya sinar matahari masuk.

Kemudian dia menuju kamar mandi dan melihat benda asing didepan pintu yang ternyata ID card milik Grego.

"Gregorius Michael Stone. Nama ini tidak cocok untuknya" Ujar Pipa lirih seolah olah sedang mencibir Grego.

Niatnya untuk kekamar mandi dibatalkan, dia harus memberikan ID card itu kepada pemiliknya terlebih dahulu.

Pipa keluar dari kamarnya untuk mencari sosok Grego. Dia tidak ada disofa, di pantry juga tidak ada. "Kemana dia?" Gumam Pipa dalam hati.

Dia membuka pintu kamar kosong disebelah kamarnya. Dia juga tidak ada disana. "Tidak tahu sopan santun. Main pergi saja tanpa permisi" Gumamnya setengah kesal.

Dia kembali kedalam kamarnya untuk kembali kerencana awalnya untuk mencuci muka, atau mandi sekalian deh.

Setelah selesai mandi dan sarapan, kini Pipa seperti biasa hanya duduk - duduk santai di sofa untuk menghabiskan waktunya.

Pipa tampak sedang berpikir sambil memegang ID card milik Grego. "Aku bahkan tidak memiliki nomor ponselnya, bagaimana aku memberikan ini padanya?"

Tiba - tiba sebuah ide cemerlang muncul diotaknya. "Menghabiskan waktu untuk pergi kedaerah barat sepertinya lebih baik dari pada seharian disini dan tidak tahu harus melakukan apa" Ujar Pipa sambil bangkit berdiri. Dia akan pergi memberikan ID card itu kepada pemiliknya. Tapi sepertinya itu hanya alibi saja hehe.

###

"Grego ada?" Tanya Pipa kepada salah seorang pria yang diyakini Pipa sebagai salah satu anak buah Grego.

"Bos tidak disini, dia dirumahnya" Sahut pria bertubuh besar dan kekar itu.

Pipa tampak mengangguk - anggukkan kepalanya sambil berpikir. "Kalau boleh tahu, rumahnya dimana?" Tanya Pipa sambil nyengir.

"Disebelah gedung ini, ada rumah berwarna abu" Sahut si pria.

"Apa aku bisa kesana?" Tanya Pipa lagi.

"Itu bukan rumahku, jadi aku tidak tahu harus menjawab apa" Sahut si pria santai.

"Itu artinya bisa. Baiklah terima kasih, aku pergi dulu" Sahut Pipa sambil berlalu meninggalkan pria besar itu.

###

"Cari siapa?" Tanya seorang pria berbadan besar seperti pria yang ditemuinya di club. Grego sepertinya suka mengoleksi pria berbadan besar.

PIPA' s HAPPINESSWhere stories live. Discover now