TWELVE

5.9K 423 46
                                    

Maaf lama hehehe ✌
Jangan lupa vote dan commentnya yaa 😘🥰



Pipa hampir sampai dimobilnya ketika tiba - tiba langkahnya terhenti. Dia langsung membalikkan badannya dan menemukan Grego masih berdiri ditempatnya.

"Aku tahu aku terlalu cengeng" Ujar Pipa sambil menghela nafasnya. "Aku bisa minta janjimu sekarang?"

Grego terkejut tapi dia berusaha terlihat santai.

"Setelah itu aku akan melupakan janjimu itu dan berjanji menuruti semua keinginanmu tadi. Anggap saja ini sebagai hadiah terakhir buatku darimu" Ujar Pipa sambil memaksakan sebuah senyum dibibirnya berharap Grego mau mengabulkan permintaannya. Dia berjalan mendekati Grego.

Sesampainya dihadapan Grego yang masih saja diam menatapnya, Pipa langsung menghamburkan dirinya kedalam pelukan pria itu. Memeluk pria itu dengan erat. Dan saat itu pula lah tangis Pipa kembali pecah.

"Shit" Umpat Grego dalam hati. Dia benar - benar tidak tega melihat kerapuhan gadis itu. Gadis itu benar - benar menyedihkan.

Tanpa bicara, Grego perlahan membalas pelukan gadis itu. Membiarkan gadis itu menangis sejadi - jadinya dan membasahi bajunya dengan air mata.

Setelah puas menangis, Pipa melepaskan pelukannya dan menatap Grego yang masih diam sambil menyeka sisa air matanya.

"Terima kasih" Ujar Pipa sambil kembali memaksakan senyum di bibirnya. "Aku bisa minta satu hal lagi? Janji ini yang terakhir"

Grego tidak menjawab. Dia membiarkan Pipa kembali bicara.

"Diam berarti iya" Perlahan Pipa berjinjit dan meraih leher Grego. Grego hanya mengikutinya.

Dia berpikir Pipa akan menciumnya, tapi ternyata dugaannya salah.

Pipa malah membuka pengait kalung milik Grego dan melepaskan kalung itu dari leher Grego.

"Ini milikku sekarang" Ujarnya yang langsung membalikkan badannya dan berlari menuju mobilnya seperti ketakutan jika tiba - tiba Grego merebut kembali kalung itu.

Grego masih terdiam karena shock dengan dugaannya yang salah.

Kini mobil gadis itu sudah melaju meninggalkan rumahnya dan sampai akhirnya menghilang dari pandangan Grego.

Kini rasa khawatir malah menghantui Grego. Bagaimana jika kalung itu hanya akan membuat Pipa akan selalu mengingat dirinya? Bukankah hal itu hanya akan semakin menyiksa Pipa?

###

Pipa melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Senyum yang sebelumnya sempat bertengger dibibirnya kini hilang entah kemana. Air mata lah yang kini kembali bertahta diwajah cantiknya.

Pipa tidak bisa memungkiri, walaupun selama ini dia terlihat seperti membenci Grego, tapi jauh didalam lubuk hatinya dia mulai merasa nyaman dengan pria itu. Tapi nasib buruk kembali mengikutinya. Disaat dia mulai nyaman dengan pria itu, disaat itu pula lah pria itu malah ingin menjauhinya.

Pipa semakin penasaran, kapan semua nasib sial dan nasib buruknya ini berakhir. Entahlah, Pipa tidak ingin berharap banyak semua itu akan berakhir dalam waktu dekat. Pipa tidak mau kecewa lagi. Yang harus Pipa lakukan sekarang adalah kembali ke kehidupannya yang suram dan mencoba menjalaninya.

###

Grego merebahkan dirinya di ranjang besar didalam kamarnya. Dia sudah berusaha mengabaikan wajah penuh air mata gadis itu, tapi tidak bisa. Wajah itu selalu saja kembali memenuhi hati dan pikiran Grego.

"Sial !" Teriak Grego layaknya orang yang sedang frustasi sambil menjambak rambutnya sendiri.

Tiba - tiba ponselnya berdering.

PIPA' s HAPPINESSWhere stories live. Discover now