FIFTEEN

6.2K 390 68
                                    

"Tuan Gio ingin bertemu denganmu bos" Ujar anak buah Grego mengalihkan perhatian Grego dari ruangan kosong dihadapannya.

"Suruh dia langsung masuk ke ruanganku" Sahut Grego sambil kembali melangkah meninggalkan ruangan kosong itu.

"Baik tuan"

###

"Kau mau begini terus?" Tanya Gio setelah duduk di sofa ruangan Grego.

"Aku tidak punya alasan untuk berhenti. Dan please jangan pura - pura bodoh" Sahut Grego datar.

"Bagaimana dengan ayah?" Tanya Gio lagi.

"Kita kembar, anggap saja aku hanya bonus. Kau yang utama buat ayah" Sahut Grego masih bernada datar.

Gio menghela nafasnya kasar. Keras kepala Grego tidak akan semudah itu di luluhkan.

"Baiklah. Lupakan soal itu. Ada hal lain yang ingin kubicarakan denganmu" Ujar Gio tidak ingin membahas mengenai ayahnya lagi, ada hal lain yang tidak kalah penting.

Grego tidak menyahut, dia membiarkan Gio melanjutkan omongannya.

"Aku bersedia memenuhi semua keinginan ayah, termasuk keinginannya terhadapmu. Apapun yang di inginkannya darimu akan kugantikan. Tapi kau juga harus melakukan sesuatu untukku" Ujar Gio santai tapi serius.

Grego hanya mengernyitkan dahinya bingung mencoba menerka - nerka maksud dan tujuan Gio.

"Lepaskan gadis itu" Lanjut Gio datar.

Grego sedikit terkejut mendengar pemintaan Gio. Bagaimana Gio bisa mengetahui Pipa? Apa hubungan mereka?

"Aku tidak punya hubungan apa - apa dengan gadis itu, kalau yang kau maksud adalah Pipa" Sahut Grego mencoba terlihat santai.

"Berarti gadis itu tidak berbohong" Sahut Gio. "Baiklah. Kalau begitu aku pamit"

###

"Gadis sialan itu tidak mau makan" Ujar anak buah Grego kepada rekannya.

"Kalau begitu, kita tidak bisa main-main dengannya malam ini" Sahut rekannya.

Grego reflek menghentikan langkahnya mendengar pembicaraan kedua anak buahnya. Dia hanya penasaran apa alasan kedua anak buahnya itu menyandera seorang gadis. Pasti ada sesuatu yang terjadi.

"Kalian menyandera siapa?" Tanya Grego.

"Boss?" Sahut anak buahnya terkejut. "Oh iya emm itu emm"

"Bicara yang jelas" Sahut Grego datar.

"Emm itu bos emm keponakan Sandra yang pernah datang kesini" Sahutnya terbata-bata.

Grego tampak diam sejenak, sampai akhirnya dia menyadari siapa yang dimaksud kedua anak buahnya itu.

"Sialan kau !!!" Serunya geram sambil menampar dengan keras wajah anak buahnya itu kemudian menendang tepat diperut sampai akhirnya dia tumbang dan Grego semakin menghajarnya membabi buta. "Sudah kuperingatkan untuk tidak mengganggu gadis itu, tapi kau lancang sekali melakukan itu? Kalian tidak bisa dibiarkan hidup!!"

Grego kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi anak buahnya yang lain. "Datang kesini dan habisi kedua manusia tidak berguna ini" Perintah Grego yang sudah yakin apa yang dilakukannya saat ini sudah dilihat oleh anak buahnya yang lain melalui cctv.

Baru saja Grego akan pergi meninggalkan kedua orang itu, tiba-tiba dia menghentikan langkahnya dan langsung menusuk perut anak buahnya yang masih diam menundukkan kepalanya dengan sebilah pisau. "Kau harus merasakan itu sebelum kau mati"

PIPA' s HAPPINESSOù les histoires vivent. Découvrez maintenant