THREE

6.4K 442 18
                                    

JANGAN LUPA VOTENYA YA GUYSS😘


"Jadi kamu bekerja dimana?" Tanya Pipa mencari topik pembicaraan diantara mereka sembari menunggu kopi mereka datang dan menunggu waktu 30 menitnya habis.

"Apa aku diajak kesini untuk diwawancarai?" Sahut Grego yang tampak tidak senang ditanya mengenai pekerjaannya.

Pipa langsung tertawa. "Maaf.. maaf. Baiklah, kalau begitu kamu saja yang mewawancarai aku" Ujar Pipa masih sambil tertawa.

"Apa yang kamu lakukan malam - malam dikawasan barat?" Tanya Grego memanfaatkan waktu itu untuk menanyakan pertanyaan yang berkeliaran dibenaknya mengenai apa alasan wanita itu bisa berada dikawasan kekuasannya. Kawasan yang tidak cocok untuk wanita rumahan sejenis gadis dihadapannya.

"Tadi ada nenek - nenek yang tidak sengaja ditinggal oleh cucunya, dan nenek itu tidak bawa ponsel untuk menghubungi cucunya itu. Jadi aku mengantarkannya kesana. Itu pertama kalinya aku kesana. Btw, itu kawasan apa sih? Kok sepertinya ada yang aneh disana?" Tanya Pipa penasaran.

"Kamu tidak perlu tahu soal itu" Sahut Grego singkat.

"Kenapa?" Tanya Pipa semakin penasaran.

Grego tidak menjawab, dia malah menyeruput kopinya yang sudah diantarkan oleh pelayan.

Melihat Grego tidak ada niat menjawab pertanyaannya, Pipa pun mulai menyeruput kopinya.

"Dulu aku tidak suka kopi" Ujar Pipa setelah suasana hening diantara mereka kembali terjadi. Grego benar - benar tidak ada niat untuk memulai obrolan. "Tapi sekarang aku sangat menyukainya"

Grego tidak menyahut. Lagian tidak ada yang perlu dijawab dipernyataan gadis itu.

"Kamu menyukai kopi?" Tanya Pipa berusaha memancing suara Grego

"Semua laki - laki normal menyukai kopi" Sahut Grego singkat.

Pipa mengangguk - anggukkan kepalanya mendengar pernyataan Grego. "Ngomong - ngomong soal laki - laki, aku ingin menanyakan sesuatu"

Grego kembali tidak menyahut. Karena tanpa dipersilahkan pun, wanita itu akan tetap bertanya dan berceloteh.

"Apakah seorang laki - laki harus tidur dengan pacarnya?" Tanya Pipa tanpa basa - basi. "I mean having sex"

Grego hanya mengernyitkan dahinya. "Aku tidak tahu, karena aku belum pernah punya pacar"

"Pacarku memutuskanku karena aku tidak mau diajak tidur olehnya" Pipa curcol.

Grego hampir tersedak mendengar omongan Pipa. "Apa dia laki - laki yang meninggalkanmu di halte?"

"Astaga !! Dia bukan pacarku. Dia kakakku" Sahut Pipa.

Grego mengernyitkan dahinya bingung.

"Dia sedang buru - buru dan tidak bisa mengantarku pulang, jadilah aku menunggu di halte" Ujar Pipa tak ingin menceritakan keadaan yang sebenarnya.

Grego tampak mengerti.

"Btw, katamu tadi kamu bilang belum pernah punya pacar?" Tanya Pipa dengan wajah sedikit heran.

"Ada yang salah dengan itu?" Sahut Grego datar.

"Tidak... tidak. Hanya saja itu cukup aneh untuk pria seusiamu" Ujar Pipa sambil menebak - nebak umur Grego.

"Berurusan dengan wanita dalam hal pacaran itu merepotkan" Ujar Grego.

"Yasudah pacaran saja dengan pria biar tidak repot" Sahut Pipa sambil tertawa.

PIPA' s HAPPINESSWhere stories live. Discover now