PART 9

13 3 0
                                    

Sekarang sudah minggu pertama di awal bulan, hari di mana Indri harus pergi ke penginapan Om Surya pun tiba. Awalnya mereka semua tak percaya jika pada akhirnya Om Surya setuju untuk mempekerjakan Indri di tempatnya. Namun karena Hera yang masih ingin mencari pekerjaan baru di kota tak berniat tinggal puncak, mau tak mau Om Surya menerima Indri. Kakak Hera itu pun sudah berjanji akan bekerja dengan sungguh-sungguh tanpa membuat masalah apa pun nantinya.

Siang itu Indri pergi dengan travel, perjalanannya sendiri diperkirakan akan memakan waktu tiga sampai empat jam. Setelah Indri pergi, Hera pun juga bersiap-siap untuk keluar karena ia ada janji untuk makan malam bersama teman-teman dekatnya di sebuah kafe dalam mall. Rencananya gadis itu akan shopping dan pergi ke salon dulu sebelum jam janjian.

Saat tiba di mall, Hera masuk ke dalam beberapa toko baju dan membeli barang-barang keluaran terbaru yang sesuai seleranya. Tangan gadis itu kini penuh dengan tas-tas belanja, tapi wajahnya begitu gembira. Dalam pikirannya kini hanya ada waktu untuk bersenang-senang dan melupakan kesedihannya, bahkan saldo ATM Hera yang nyaris menuju ke arah Rest In Peace pun tak menghalangi langkahnya untuk terus berfoya-foya.

Setelah puas berbelanja, gadis itu lalu memasuki sebuah salon ternama yang masih ada di dalam mall yang sama dan memotong rambutnya di sana. Hera mengubah model rambut panjangnya yang membosankan menjadi potongan bob berponi ala idol wanita Korea.

"Wah, hasilnya cocok sekali lho! Cantik, persis Lisa Blackpink!" puji seorang kapster gemulai yang menangani rambut Hera.

"Ah, masa? Berlebihan nih..." jawab Hera malu-malu sambil menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Matanya yang besar memang agak mirip mata Lisa, tapi jika dilihat secara keseluruhan perbedaannya bagaikan langit dan bumi. Bagaimanapun juga, strategi marketing haruslah membuat pelanggan merasa puas dan terbuai dengan pujian.

"Oh, iya dong! Masa saya bohong? Benar-benar mirip seratus persen, besok juga kalau mau bisa langsung debut!" kapster itu mengangkat kedua jempolnya dengan semangat.

Walaupun Hera tahu kapster itu cuma berbasa-basi, perasaannya sangat senang dan gadis itu memasang senyuman cerah.

"Terimakasih, rambut baru ini membuat saya jadi semakin percaya diri." kata Hera.

Gadis itu pun lalu pergi ke kasir untuk membayar. Ia melihat jam di HP-nya sudah menunjukkan pukul lima lebih. Waktu janjian Hera dengan teman-temannya adalah jam enam sore di kafe lantai paling atas mall tersebut. Ia berpikir untuk tiba lebih awal dan menunggu di dalam kafe saja sampai teman-temannya datang.

Saat Hera melangkah keluar salon, kapster gemulai yang memotong rambutnya tadi kembali mengangkat kedua jempolnya kepada Hera. Gadis itu terkekeh dan balas mengangkat kedua jempolnya juga.

Sesekali berjalan-jalan di mall membuat perasaan Hera lega. Gadis tersebut melangkahkan kakinya dengan ringan.

Untuk hari itu saja, Hera ingin menjadi orang yang paling berbahagia di dunia.

Tapi sayang, perasaan senangnya hanya bisa bertahan sebentar.


Hera VS Unexpected EventsWhere stories live. Discover now