UTD [0.2]

253 62 34
                                    

Untold The Darkness
-

UTD [02. Nightmare]

 Nightmare]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

"Nightmares are like boomerangs that keep hitting sanity,"

Kelopak dengan bulu mata letik itu terus mengerjap beberapa kali guna menyesuaikan segaris cahaya yang memaksa masuk retinanya. Dalam kegelapan, ia berusaha menelisik ruangan mana yang membuat lelapnya terganggu.

"Sial!"

Seketika tubuhnya membeku saat menyadari dimana dirinya berada sekarang.

Tempat ini lagi.

Sebuah ruangan gelap berbentuk persegi yang minim oksigen.

Sebenarnya, ruangan ini tidaklah begitu gelap karena dibagian ujung terdapat sebuah lampu bohlam yang menyala. Hanya saja, nyala dari lampu bohlam tersebut tidak begitu terang sehingga menyisakkan suasana sepi dan dingin.

Alteir, lelaki itu menekan dadanya kuat-kuat ketika rasa nyeri menghantam dadanya dengan begitu keras oleh benda tumpul.

Alteir mengigit bibir bagian bawahnya guna menahan rasa sakit. Sayang, bukannya hilang. Rasa sakit lain justru datang. Tidak hanya sampai disitu, seketika peluh mulai menetes membanjiri dahi dan kepala yang ikut terasa berdenyut membuatnya mau tidak mau harus bersusaha mengendalikan diri.

"Shhh," saking kuatnya menahan sakit bibir bagian bawahnya kini berdarah akibat digigit terlalu keras.

Ketika ia berusaha untuk bangkit dari posisi telentang, sebuah tarikan justru menghentikan aksinya secara paksa. Tau-tau sebelah tangannya telah menggengam sebuah pisau lipat yang entah darimana asalnya. Dengan panik ia menyisir setiap inci dari ruangan dimana ia berada sekarang.

"Atar o ser asesinado,"

(Membunuh atau dibunuh)

"Distruggere o essere distrutto,"

(Menghancurkan atau dihancurkan)

Suara itu terus menyahut berkali-kali dan berhenti ketika Alteir menoleh. Kedua kakinya seakan dipaksa untuk melangkah mundur. Matanya terbelalak kaget melihat 3 manusia yang kini telah berubah menjadi mayat dengan keadaan mengenaskan. Alteir mengerenyit, ia ngilu melihat luka robek di beberapa bagian tubuh manusia yang entah berasal darimana.

"Darah..."

Alteir terduduk lemas, mendapati kedua tangannya tau-tau sudah berlumuran darah. Ditambah lagi, kedua tangan yang semula ikut lemas kini mulai bergetar saat ia angkat untuk ditatap lebih lekat.

Jika sudah begini, hanya satu yang bisa Alteir lakukan.

Selesaikan kekecauan yang ia perbuat atau mencari jalan untuk keluar.

Untold The DarknessWhere stories live. Discover now