╰FÄVŌŚ╮

313 65 11
                                    

Φia Τa Αstéria

.

Sapuan ombak menyapa balutan pasir yang mulai melebur. Layaknya pelabuhan hati yang senada dengan iramanya.

Tak beraturan.

Deru angin semakin bergemuruh menambah suasana menjadi semakin tak menentu.

Kemana arah yang harus ditempuh?

Haruskah berdiam diri menyambut kedatangan ombak dan angin dengan perputaran gelombangnya yang silih berganti?

Atau

Haruskah menerjang salah satu diantara keduanya?

Pikirkan, cari jalan keluar cari celah dimana kau bisa menemukan titik terang dalam perputaran gelombang itu. Baik pada gelombang angin ataupun gelombang ombak yang menggebu-gebu.

Karena kau takan pernah bisa mendamaikan hati jika terus berdiam diri.

.

[UNTOLD THE DARKNESS]

SIDE OF ALTEIR DARKSIDE

••••

Hiruk pikuk kebisingan itu terdengar memekak telinga dengan tajam. Tatapan dengan berbagai arti seakan menekan dada dengan perlahan hingga menyisakan sesak bak kehilangan banyak oksigen. 
Padahal, ruangan ini terlihat luas meski dominan berwarna gelap. Mungkin itu alasannya.

"Jangan jadi pecundang cuma karena lo merasa nggak berguna!" katanya dengan nada tinggi yang berapi-api.

Dia, menghela nafas dengan berat. Kepalanya terasa berdenyut dan ingin meledak. Andai yang dikatakan itu mudah, mungkin---tak terbayang seberapa banyak nyawa yang bisa ia renggut secara paksa hanya demi membuktikan jika dia bukan seorang pecundang.

"Chiudi la bocca, bastardo!"

(Tutup mulutmu, bajingan!)

Sial! Dia, si sosok paling kejam itu berajalan mendekat untuk merenggut paksa alih jiwa yang semula dapat  dikendalikan sendiri.

Sequel of 'Alteir Darkside'

Wellcome to our story

-----

[18042022]

Untold The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang