Fourteen

4.7K 293 33
                                    

Rykell Ana kambek......

Setelah berbagai drama UTS akhirnya bisa update juga...😆😆

Happy reading🤗🤗🤗

*****
Langit Kota Manhattan sangat cerah pagi ini. Sinar mataharinya menyusup di sela-sela tirai jendela kamar Rykell yang telah aku tinggali semenjak Rykell memaksaku tinggal di rumahnya sebelum pergi.

Mataku masih terpejam saat aku bangun sembari mengumpulkan kesadaran yang masih samar-samar. Namun aku merasa ada yang aneh. Sepertinya ada seseorang yang mengecup dahiku tadi. Ah mungkin hanya halusinasiku saja. Akan tetapi kecupan itu datang lagi. Sontak aku membuka mataku dan melihat sosok Rykell yang tersenyum di sampingku. Mataku membola. Kapan dia kembali? pikirku.

Senyum Rykell semakin lebar saat melihat keterkejutanku. Dia mendekatiku lalu mencium dahiku pelan. Sedangkan aku masih terbengong dengan semua tindakannya.

"Morning honey. Merindukanku?" ujarnya dengan suara serak.

Mataku mengerjap mengumpulkan kesadaran lalu berkata kepada Rykell, "Kapan kau kembali?"

"Tadi malam. Seseorang berkata merindukanku. Tentunya aku harus datang bukan?" jawabnya dengan senyum yang menawan.

Aku malu. Bahkan jika dilihat mungkin akan nampak sedikit kemerahan di pipiku. Aku tidak menyangka Rykell akan kembali begitu saja hanya karena pesanku yang kukirim.

"Apa pekerjaan disana sudah selesai?" tanyaku mengalihkan perhatian.

Ada sinar geli di mata Rykell setelah mendengar perkataannku. "Tentu. Semuanya sudah kutangani," jawabnya pelan sambil memelukku erat.

"Lalu apakah kakakku juga kembali?" ujarku penuh harap. Ayolah aku sangat berharap kakakku akan segera kembali. Aku sedikit merindukannya. Tentunya aku akan kembali ke kamarku sendiri yang sudah seminggu lebih tidak aku tinggali.

"Nope. Aku masih memerintahkannya tinggal di sana untuk waktu yang lama. Lagipula, aku tahu kau ingin kembali ke rumahmu seandainya kakakmu ada di sini."

Ucapan Rykell membuatku cemberut. Yah seharusnya aku sudah mengira Rykell tidak akan melepaskanku begitu saja.

"Jangan cemberut honey. Segera mandi lalu makan. Aku sudah mememerintahkan Albert untuk membuat makanan kesukaanmu," katanya pelan. Rykell mendekatiku lalu berbisik, "Aku juga akan menagih janjimu kemarin." Rykell menggigit telingaku pelan. Sontak aku menjauh. Aku yakin telingaku sudah merah akibat malu.

"Aku segera mandi," ucapku sambil bangkit ke kamar mandi dengan terburu-buru disusul dengan suara tawa Rykell yang semakin menggema.

Aku benar-benar malu.

******
Ah Rasanya menyegarkan sekali habis mandi.

Aku melihat sekeliling dan mendapati Rykell tidak ada di kamar. Aku berjalan menuju ruang makan diman Albert sedang menyiapkan makanan untuk kami. Tapi aku tidak menemukan Rykell di sana. Barangkali dia sedang keluar? Tapi kemana aku tak tahu.

Aku melangkah menuju meja makan. Menarik kursi lalu mengambil piring. Aku bingung apakah aku harus makan duluan atau menunggu Rykell kembali. Ah sebaiknya aku menunggu saja. Akn tidak mengenakkan jika aku mendahuluinya makan.

Tak lama kemudian suara langkah kaki yang familiar menggema menuju ke arahku. Kurasakan kecupan di dahiku dan kulihat Rykell tersenyum geli padaku.

"Menungguku honey?"

Oh itu menyebalkan. Bukankah dia sudah tahu dengan melihat sekilas saja. Aku tahu dia pasti sengaja menggodaku.

"Ya," jawabku malas.

My Possesive Partner (REVISI)Where stories live. Discover now