Aksi 21 - Tidak Bisa Mengelak

Magsimula sa umpisa
                                    

Jadi, sampai sore tiba, hanya ada Oceana sendiri. Sekarang dia sedang menunggu kedatangan Obelix. Begitu terdengar bunyi bel, Oceana mencangklongkan tasnya ke bahu lalu bangkit menuju pintu depan.

"Astaga, Lix." Begitu keluar, Oceana mendorong dada Obelix buat mundur agar dia mendapatkan jalan. "Serius tampilan kamu begini?"

"Eh, begini salah?" tanya Obelix meneliti yang dipakainya sendiri. "Kamu ngerasa aku kurang formal, Na? Apa musti dilapisi tuksedo dulu? Aku sebenernya mau-mau aja, sih. Tapi gini, aku nggak biasa. Nggak terlalu suka. Bikin gerah. Pas pake kemeja aja badan kerasa aneh. Takutnya malah jadi bikin keringetan."

"Bukan gitu...." Berbalik sejenak, Oceana menutup pintu kemudian menguncinya. "Ini malah terlalu formal. Paham nggak?"

"Ah ..., jadi aku salah kostum ya, Na?"

"Bukan salah juga, Lix."

"Kamu mau aku ganti?"

"Nggak perlu. Kamu ganti sekarang, sama aja makin mengulur waktu."

"Na, aku pikir dress code-nya emang ala-ala glammy gini," terang Obelix sambil menatap Oceana. "Apalagi pas lihat kamu sekarang. Simpel, tapi kesan berkelasnya ada banget."

Dagu Oceana refleks terangkat. "Iya lah, aku mana mau nge-style yang biasa aja. Kalaupun sederhana, brand-nya harus terlihat dan mahal," katanya songong seperti biasa. "Karena makan malam ini biasa aja, makanya aku nge-outfit yang kasual. Lagian dari mana kamu kepikiran pake formal gini? Padahal ini makan malem keluargaku doang. Kamu nge-style kayak biasa juga nggak jadi masalah."

Alih-alih langsung jawab, Obelix berlalu yang bikin Oceana melongo. Tidak lama, lelaki itu berhenti sambil menoleh ke belakang. "Iya, itu kalau kasusnya terjadi sama orang tua lain. Lah ini, keluarga Narawangsa. Orang tua kamu. Camer aku, Na."

Oceana langsung menyamakan langkahnya dengan Obelix. "Camer? Apaan itu camer?"

"Kamu nggak tau, Na?"

"Kalau aku tau, aku nggak perlu tanya ke kamu kali, Lix."

"Orang kepo bisa masuk comberan, Na."

"Ish! Adanya juga mereka yang suka bikin orang kepo bakal masuk comberan." Oceana memutar mata. "Camer aku mana tau. Kalau amer, baru tau."

"Kamu peminum gitu, ya, Na?"

"Lix, kamu nggak berpikiran aku manusia yang super suci kan?" tanya Oceana. "Aku minum, tapi nggak terlalu sering. Eh, bukannya waktu itu yang bawa aku pas mabuk itu kamu, Lix?"

"Masih inget aja kamu."

"Gimana bisa aku lupa? Buat aku, kalau udah mabuk artinya aku gembel tralala-trilili banget." Kalau Milky atau Casya mabuk, Oceana selalu jadi pihak yang tertawa paling keras. "Mau nyoba minum bareng aku, Lix? Kapan-kapan nih."

"Nggak, Na. Makasih."

"Lho? Kamu anti sama hal itu, Lix?"

"Kamu nggak berpikir aku manusia yang suci kan, Na?" Obelix mengulangi perkataan Oceana sebelumnya. "Aku cuma nggak mau terima hal yang ke depannya bikin aku susah. Dipikir mabuk terus satu ruangan sama kamu masuknya hal gampang, Na?"

Pop the QuestionTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon