Aksi 30 - Pop The Question

10.3K 1.1K 210
                                    

Sebelum baca, jangan lupa buat tinggalkan jejak berupa vote dan komentar kalian di sini. Share juga ke media sosial atau teman-teman kamu agar Oceana bisa dikenal lebih banyak orang💛

Kamu juga bisa follow akun Wattpad atau Instagramku (sephturnus) supaya nggak ketinggalan naskah lainku nantinya hehe.

Selamat baca!

Selamat baca!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

OCEANA SELALU mendapat ajaran baik dari Papinya soal self control. Entah soal menahan emosi, omongan pada orang asing, dan mimik muka. Takut malah jadi bumerang ketika orang lain tersinggung. Termasuk dalam kasus ini.

Dalam sekejap, ekspresi Oceana balik ke awal. Tidak ada pandangan bingung, dia langsung menjabat tangan Karenina dengan ketegasan. "Saya Oceana, maaf udah buat kamu..." Saat matanya beralih ke Oriana, dia meralat, "...kalian menunggu agak lama."

"Oceana, kamu nggak perlu merasa sungkan," balas Karenina, lembut. Berbeda sekali dengan Oriana yang Oceana kenal. "Saya dan Oriana juga baru aja nyampe kok."

"Kecuali kalau emang kamu datangnya besok sore, baru saya sambit kamu," sahut Oriana tiba-tiba, tepat Oceana baru saja duduk. "Tapi saya juga perlu berpikir ulang, sih, takutnya ada pihak lain yang malah terusik."

"Duh ... saya juga nggak perlu bantuan orang kali kalau cuma buat lawan kamu," balas Oceana, mengeluarkan sisi arogannya. "Jadi, yang saya lihat sekarang—plus dari omongan Lix—itu bener? Kalian pacaran?"

Badan Karenina lantas menyerong. "Oriana, kamu atau aku yang mau kasih penjelasan ke Oceana?" tanya Karenina. "Atau kamu Lix? Karena di sini pihak yang nggak tahu sama sekali, ya, cuma si Oceana."

Oceana memicingkan matanya ke Obelix. "Lix, kamu tahu banyak soal mereka?"

"Banyak atau sedikit, kayaknya kurang etis kalau aku yang ceritain, Na," balas Obelix. "Selagi ada mereka berdua di sini, pemegang hak penuh buat cerita cuma mereka. Karena mereka yang jalanin langsung. Sedangkan aku cuma orang yang kebetulan tahu."

Bayangan Oriana dan Karenina berpacaran, nyaris sulit diterima dalam otak Oceana. Bukan apa-apa, hubungan yang mereka jalani itu tergolong ekstrem di Indonesia berdasarkan beberapa aspek. Oceana memutuskan diam ketika Oriana-lah yang memutuskan bercerita.

"Perlu digarisbawahi, hubungan kami bukan lagi baru jalan beberapa bulan atau satu tahun, Oceana," terang Oriana. "Tapi, nyaris lima tahunan."

Jangan membuka mulut, jangan. Kurang sopan. Sugesti tersebut lantas muncul dalam diri Oceana.

Lima tahun tentu bukan lagi waktu yang sebentar. Andai dianalogikan sebagai anak, dia sudah mahir bicara dan siap mengenyam pendidikan awal sebelum berlanjut ke sekolah dasar. Namun, beragam tanda tanya seakan tidak mau digusur dari otaknya. Malah semakin menjadi.

Pop the QuestionWhere stories live. Discover now