Aksi 9 - Sekaligus Kasih Hadiah

8.7K 1.5K 162
                                    

Sebelum baca, jangan lupa buat tinggalkan jejak berupa vote dan komentar kalian di sini. Share juga ke media sosial atau teman-teman kamu agar Oceana bisa dikenal lebih banyak orang💛

Kamu juga bisa follow akun Wattpad atau Instagramku (sephturnus) supaya nggak ketinggalan naskah lainku nantinya hehe.

Selamat baca!

Selamat baca!

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

*****

(Flashback....)

MENGAPA SEBAGIAN orang menganggap hari Senin selayaknya musibah?

Padahal buat Oceana, hari Senin sama artinya dengan menggantungkan harapan baru untuk seminggu ke depan. Dibandingkan Jesslyn, Oceana lebih punya semangat yang kuat. Tidak salah mengapa mata pelajaran favoritnya dulu selain fisika, kimia, matematika, yakni pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Alias penjaskes.

Pernah mendengar istilah diam adalah neraka? Oceana begitu. Sekalinya tidak ada kerjaan, dia seperti seekor ikan di daratan. Gelisah, tersiksa, maunya gerak melulu.

Jadi, saat sekolah menengah atas dulu, Oceana selalu siap sedia dengan buku sketsa ukuran A3, penggaris 30 sentimeter, dua benda lain yang selalu disisipkan ke kantung dada seperti pensil dan penghapus. Berpikiran Oceana jago gambar? Jelas tidak!

Bahkan sampai sekarang, untuk menggambar matahari, Oceana selalu mengandalkan bagian sudut kertas yang diisi satu perempat lingkaran—dengan bagian atasnya diberi garis-garis seolah itu pantulan sinarnya.

Untuk urusan seni, Oceana membiarkan Jesslyn mengungguli.

Lalu, Oceana untuk apa membawa buku sketsa? Mencatat nama-nama warga sekolahnya. Jadi, dia membuat tabel besar sebanyak seribu nomor yang bakal diisi nama-nama. Entah petugas sekolah, para pedagang kantin, atau teman-temannya serta dari dua angkatan di bawahnya. Pokoknya semua yang termasuk warga sekolah!

Butuh tenaga serta waktu pasti, memangnya mengumpulkan seribu nama semudah mencabut bulu kaki?

Namun, mau bagaimana? Oceana juga sudah merealisasikan kegiatan itu, kalau berhenti di tengah jalan, rasa-rasanya tidak etis. Meski beberapa kali Omelan Milky serta Casya harus diterimanya.

"Ya amsyong, Na, kalau gini kita nggak jauh beda sama rentenir pas nagih kutang!" ujar Milky yang cepat diralat. "Maksudnya utang! Mondar-mandir melulu kerjaannya!"

"Rentenir mending digaji, lah kita?" sembur Casya. "Panas-panasan iya. Pegelnya iya. Na, kalau lo gabut, nggak mesti gini kali. Nggak umum banget!"

Mendengar keluhan itu, Oceana terkekeh sambil mencium pipi Milky dan Casya. "Woofyu too, bitches! Kalian minta apa ke gue? Booking kantin mau? Terus kita bisa bebas makan tanpa mikirin diet?"

"Ogah!" sembur Milky cepat.

"Gue bisa gendut!" sambung Casya.

"Ya elah, gue juga nggak pengen melar kali. Tapi, cuma sehari, masa nggak bisa?" Oceana melirik kedua temannya yang mulai tertarik. "Gimana?"

Pop the QuestionDove le storie prendono vita. Scoprilo ora