Aksi 22 - Bakal Tanggung Jawab

6K 1.1K 270
                                    

Sebelum baca, jangan lupa buat tinggalkan jejak berupa vote dan komentar kalian di sini. Share juga ke media sosial atau teman-teman kamu agar Oceana bisa dikenal lebih banyak orang💛

Kamu juga bisa follow akun Wattpad atau Instagramku (sephturnus) supaya nggak ketinggalan naskah lainku nantinya hehe.

Selamat baca!

Selamat baca!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

SEMALAM, KAMAR yang biasa dihuni Jesslyn atau sahabat Oceana yang ingin main, mulai terisi lagi. Obelix penghuninya. Tidak tanggung-tanggung, lelaki itu juga tanpa segan membangunkan Oceana di bawah jam tujuh serta menyiapkan sarapan.

Obelix menyetujui pilihan Oceana soal restoran ayam dekat kantor untuk makan siang bareng. Beruntungnya saat masuk, keadaan sedang tidak begitu ramai. Obelix tidak perlu ribet mengenakan topi serta masker agar tidak ada yang mengenalinya. Nyaris dua puluh menit, pesanan mereka sampai di meja.

"Kamu masih nggak mau pake nasi putih?" Obelix memandangi piring miliknya dengan Oceana. Dada ayam dengan bumbu sambal matah, potongan mentimun serta kemangi. "Padahal dia nggak bikin bom di perut kamu, Na. Aman."

"Buat aku, nasi merah tetap juara."

"Terus kamu bakal kenyang gini doang?"

"Gini gimana?"

"Ya ... itu ... cuma makan ayamnya. Nggak pake nasi," terang Obelix. "Kalau buat aku, itu sama aja kayak nyemil."

Obelix melihat cara Oceana menunduk untuk menggapai sedotan dengan mulutnya. "Kamu jangan nyamain porsi makan aku sama kamu dong. Mirip bumi dan langit."

"Duh ... ini kamu mau bilang kalau porsi makanku itu jumbo?"

"Dilihat dari badan kamu yang sebesar ini, harusnya tahu jawabannya bakal gimana."

"Itu mah takdir Tuhan kali, Na." Ada tatapan risih dari Oceana ketika Obelix memakannya langsung dengan tangan. "Biar badan aku lebih nyaman buat kamu peluk. Daripada kurus? Buat peluknya kerasa keras. Berasa meluk tulang-belulang."

"Lix, mau tahu rasanya stiletto nyangkut di tenggorokan kamu?"

"Na, kalau kamu, mau tahu rasanya dicintai makhluk setampan aku?"

"Lix!"

"Baper, Na?"

"Ish! Apaan deh?"

Obelix menjilat jempolnya sendiri yang bernoda sambal. "Baper pun nggak apa-apa kali. Aku bakal tanggung jawab nantinya."

Mereka menghabiskan waktu makan hanya setengah jam. Selepas itu, Oceana kembali masuk ke mobil Obelix menuju kantor. Parkiran mobil mulai agak penuh. Beberapa orang mulai berdatangan masuk karena jam makan siang nyaris usai.

Pop the QuestionWhere stories live. Discover now