Aksi 27 - Kondisi Kita Sekarang

5.4K 1.1K 419
                                    

Sebelum baca, jangan lupa buat tinggalkan jejak berupa vote dan komentar kalian di sini. Share juga ke media sosial atau teman-teman kamu agar Oceana bisa dikenal lebih banyak orang💛

Kamu juga bisa follow akun Wattpad atau Instagramku (sephturnus) supaya nggak ketinggalan naskah lainku nantinya hehe.

Selamat baca!

Selamat baca!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

BAGAI SEORANG Bos besar, kedua tangan Oceana terlipat di dada. Dagunya agak terangkat, beberapa ketukan di lantai pun dilakukan. Norta akhirnya menyetujui soal sepatu, jadi mereka menghabiskan waktu nyaris sejam untuk memilah-milah.

"Nor," kata Oceana. "Ada tiga pilihan sepatu di sana. Coraknya pun beda-beda. Kamu nggak mau ambil semuanya? Lumayan, bisa kamu pake ganta-ganti."

"Astaga, Teteh...." Norta berhenti mencopot tali sepatu, matanya tertuju ke Oceana. "Satu aja saya udah nggak enakan. Gimana mau tiga?"

"Kan, saya yang nawarin. Beda urusannya kalau kamu ujug-ujug minta ke saya."

"Iya tetep aja, Teteh Ana." Setelah sepatu terlepas, ada kaus kaki hitam tipis di kaki Norta. "Saya main jujur aja, ya, ke Teteh. Dari tadi saya mikirin, kok rasa-rasanya saya nggak jauh beda sama brondong simpanan? Dibebasin pake mobil Teteh, diajak nge-mall bareng, sampe dipaksa buat beli apa aja."

Norta agak bangun dan celingak-celinguk pada keadaan sekitar. Kondusif. Ada Oceana serta Mbak-mbak penjaga yang melongo karena tingkahnya.

"Iya, saya tahu Teteh begini, kan, karena soal bonus itu. Tapi tetep aja, saya mikirnya gitu. Ah, amit-amit, deh, Teh. Nanti misal Teteh di masa depan jadi Ibu-ibu sosialita, jangan main simpanan gitu ya? Otak manusia kadang lebih licik dari Jin Iprit. Takutnya Teteh terlena, terus brondongnya main gila morotin uangnya."

Tidak lama, satu sentilan mendarat di ubun-ubun Norta. Oceana mendengkus. "Kamu ini mikirnya berasa ke Merkurius sampe Neptunus. Jauh banget. Udah, sekarang tugas kamu cuma milih mau sepatu yang mana." Sudah pukul tiga lebih ketika Oceana melirik arlojinya. "Abis ini kita cari makan. Saya laper."

Mbak-mbak penjaga itu pergi selepas diperintahkan Oceana. Sedangkan Norta, dia sudah mengambil satu pasang sepatu dari tiga boks berbeda lalu menaruh semuanya ke sebelah. Norta memiringkan badan. "Waduh, bagus-bagus semua, ya."

Telunjuk Norta mendarat di sepatu paling kanan. "Mulai dari sini aja, deh. Ca—"

"Nor, kamu lagi ngapain, sih?"

"Sebentar, Teh, ini saya lagi proses memilih. Tunggu ya!" Hitungan ketiga, Norta pun memulai. "Cap cip cup, bunga kuncup. Pilih mana yang harus dicup?"

Pop the QuestionWhere stories live. Discover now