Omong-omong mereka sedang berada di pinggir sungai raya. Sungai besar di kota mereka, yang pinggirnya jadi wisata kuliner dengan banyak gerai gerobak kaki lima di sana. Kalau jam sore begini memang ramai, tetapi saat malam tak kalah ramai karena sungai terlihat indah karena pantulan-pantulan cahaya lampu. Belum lagi angin sepoy-sepoy yang menerpa tempat mereka makan.
Mereka juga bisa duduk lesehan makan dengan beralaskan terpal dan karpet yang disiapkan oleh penjual di sana. Namun, karena tempat lesehan di dekat penjual soto yang mereka beli penuh, akhirnya mereka memilih duduk di atas bangku plastik dengan meja.
Lagi-lagi, Lisa mencoba untuk merekam apik moment ini untuk ia kenang.
"By the way, Sa, lo punya cowok 'kan? Yang kacamataan terus rambutnya kaya sasuke, iya nggak?"
Sedang asik melamun, Lisa tersentak akan pertanyaan Jimin yang membuatnya sontak menjawab.
"A-ah, Minghao?"
Mengingatnya, Lisa jadi hampir lupa dengan Minghao yang akan datang menjemputnya. Sontak saja, Lisa membuka ponselnya.
"Oh namanya Minghao? Jurusan apa?" tanya Jimin lagi.
Lisa tidak langsung menjawab, ia justru menengadahkan pandangan menatap sekitar untuk mencari Minghao yang katanya sudah di pinggir Sungai Raya.
"Dia cowok lo, Sa?" celetuk Taeyong bertanya.
Mendengar itu, sontak Lisa menoleh dan menggeleng.
"Beneran?" tanya Taeyong lagi, seakan ingin benar meyakinkan.
Lisa menggeleng lagi dengan sedikit gelagapan.
Ini kenapa Taeyong jadi bertanya perihal pacar sih?
Bikin Lisa jadi membayangkan yang tidak-tidak.
Sedang Jimin yang melihatnya kembali memaki, benar-benar ingin menyemprotkan makiannya pada Taeyong. Namun Jimin tidak seberani itu.
Pasalnya, ini Taeyong kayaknya mau main jauh-jauh. Dan Jimin bener-bener ngerasa salah nyaranin hal seperti ini ke Taeyong dulu.
Bener-bener nyesel pas tau Taeyong seberengsek ini mau mainnya.
"Akhirnya ketemu juga!"
Taeyong, Lisa maupun Jimin sontak menoleh dan mendapati seorang cowok berkacamata, cowok yang baru saja diperbincangkan datang ke hadapan mereka.
Jimin mengernyit, menatap lekat pada cowok di hadapannya. Diam-diam juga memuji ketampanan cowok ini, tampangnya seperti cowok kalem nan culun. Tapi style nya sama sekali tidak menggambarkan sosok yang culun.
Kayak ini orang, hedon abis.
Hm, orang kaya, batin Jimin.
Berbeda dengan Taeyong yang menatap Minghao dengan mata tajamnya. Meneliti setiap pergerakan cowok itu. Entah kenapa, refleks aja Taeyong begini.
"Gue pikir lo ada di ujung, Lis," ucap Minghao sembari mengambil gelas berisi teh es milih Lisa yang tersisa setengah. Minghao yakin itu milik Lisa karena berada di dekat mangkok depan Lisa.
"Kan gue bilang di tengah, Hao."
"Yaudah buru, entar senja."
"Iya, bentar, gue bayar dulu."
Selepas itu Lisa pergi menuju gerobak soto yang berada di dekat mereka, membayar makanannya. Sementara Minghao tersadar akan suasana di tempatnya.
Taeyong yang memandangnya lekat nan tajam. Jimin pun lekat, namun dengan binaran di matanya.
Aneh, Minghao merasa aneh.
YOU ARE READING
Another Us || Yonglisa
FanfictionHi, ini Eri. Kali ini Eri akan membawakan kumpulan kisah pendek dari dua manusia favorit Eri, Lee Taeyong dan Lalisa Manoban. I hope you guys enjoy it💕 ⚠⚠⚠ ▪ 13+ ▪ Harsh words. ▪ The contents are really cringe and random. ▪ Some stories have differ...
💌secret admirer (9)💌
Start from the beginning
