“Sebenernya, gue ini lagi apa sih?!!!”
Tidak henti-hentinya Lisa merutuk dalam diri, beberapa kali juga mendengus kesal memandang lurus pada dua orang yang tengah diskusi di tengah ruangan studio tari tersebut, Taeyong dan Jimin.
Pasalnya, Lisa tidak berkontribusi lebih perihal koreografi. Karena semuanya ditanggung oleh oknum TY, Taeyong, orang yang disukanya, selama ini.
Memang sih, hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu Lisa. Latihan joget bareng. Di tambah Lisa juga sudah menyediakan koreografi yang memang sudah ia pikirkan sebelumnya. Tapi boro-boro gerakin badan untuk menunjukan koreografinya, Taeyong sudah mengusirnya, menyuruhnya untuk duduk di pinggir sambil makan semangka. Nggak tau siapa yang beli semangka tadi.
Lisa melenguh lagi. Kali ini bukan hanya kesal saja terhadap diri yang ditolak sebelum nunjukin jogetan. Tapi juga pada studio tari kecil ini. Studio yang entah bagaimana bisa tidak ada pendingin ruangannya, bahkan hanya ada kipas angin kecil yang anginnya kaya hembusan napas doang, nggak berasa.
Pengen maki aja rasanya, karena belum apa-apa, badan Lisa udah lembab. Maklum, Lisa gampang keringetan. Biasanya juga ia joget di ruangan ber-AC. Ya soalnya, di rumah Lisa kan memang ada studio mini untuknya sendiri.
Omong-omong, ini juga bukan studio tari kampus. Tetapi di tempat lain yang di rekomendasikan Jimin. Yang sebenarnya jarang dipakai. Ini juga atas rekomendasi dari Taeyong untuk tidak latihan di studio kampus yang berpotensi akan ketahuannya identitasnya.
Ah, Lisa jadi inget kata-kata Taeyong saat mereka sampai di sini tadi.
“Lo bilang mau rahasiain identitas lo. Kalo lo latihan di studio kampus, orang-orang bakal tau lo. Tapi kalo di sini enggak.”
Mengingatnya, Lisa jadi tersipu, lagi, lagi dan lagi. Ya siapa yang tidak tersipu? Ternyata sepeka itu Mas Crush nya.
Anjim, nggak! Gue nggak boleh baper berlebihan. Ingat. Dosa nyentuh barang orang lain! — batin Lisa lagi seraya memaki diri.
Memang, menyetujui ajakan kerjasama joget bareng sama orang yang disuka itu, cobaannya ya ini.
"Lisa, coba liat sini!"
Lisa menoleh, sembari tangan mencomot potongan semangka segitiga itu. Di lihatnya Jimin yang tadi memenggilnya, kini menggerakan badan yang kemudian menyatukan diri bersama Taeyong yang juga menggerakan badan.
Lisa mengernyit, merasa aneh, terlebih saat melihat Jimin yang sengaja menempelkan diri pada Taeyong, dan Taeyong dengan sigap membalas menyentuh punggung Jimin.
Aneh, banget. Posisi mereka kaya mau enak-enak aja. Lisa jadi dibuat ketawa setelahnya.
"Kok lo ketawa sih, anjim?!" seru Jimin sebal dan berhenti.
Taeyong juga bingung, ia menatap Lisa dengan kening yang mengernyit. "Kenapa Lisa? Koreografi kita aneh?"
Lisa tertawa, hampir tersedak air semangka. "Ya abis ngapain kalian nari gitu, aneh tau─ Eh?" Lisa membelakak, ia melotot menatap Taeyong. "Maksud lo apaan?! Itu koreografinya?!"
Taeyong mengangguk, sedang Jimin mendengus. "Ya menurut lo aja lah, saepul! Masa gue dari tadi capek-capek joget lu kira main-main!" decak Jimin, kemudian mendekat sembari mendesah lelah.
"Hah?!" Lisa masih melongo, bingung, juga kaget. Di ingat-ingatnya lagi gerakan yang ditampilkan Jimin dan Taeyong. Sampai tak sadar kalau Taeyong dan Jimin sudah duduk di depannya sambil makan buah semangka.
"Anjing!"
Taeyong tersedak kemudian melotot pada Lisa. Sedang Jimin balik mengumpat, “Anjing kenapa?!”
YOU ARE READING
Another Us || Yonglisa
FanfictionHi, ini Eri. Kali ini Eri akan membawakan kumpulan kisah pendek dari dua manusia favorit Eri, Lee Taeyong dan Lalisa Manoban. I hope you guys enjoy it💕 ⚠⚠⚠ ▪ 13+ ▪ Harsh words. ▪ The contents are really cringe and random. ▪ Some stories have differ...
