Hari ini Taeyong berencana untuk pulang dengan ojek online karena motor nya lagi ngambek. Biasalah, motor matic kalo udah di stater nggak bisa, ya, berarti sudah inalillah. Di tambah diinjek-injek sekalipun itu motor lima tahun nya enggak juga bernapas dengan bijak.
Alhasil Taeyong berangkat sekolah dengan diantar Mamanya yang mau ke pasar belanja. Baru kali ini Taeyong merasa seperti anak mami yang diantar ke sekolah.
Sekarang, Taeyong lagi di depan sekolah, menunggu sembari duduk di bangku panjang yang tersedia untuk para murid menunggu jemputan.
Tentu Taeyong sendiri duduk di sana, ini karena sekolah sudah kosong karena jam sekolah sudah berlalu dua jam yang lalu. Walau masih ada beberapa ekskul yang aktif di sekolah.
Taeyong tadinya mau nebeng Bobby, tetapi jujur, ia agak mual naik mobil. Enggak biasa soalnya.
Dan sekarang, Taeyong malah dilanda kekesalan. Rada menyesal karena tak menerima tawaran Bobby.
Soalnya, hape kentang nya ini ngambek dengan layar yang tak bergerak sama sekali hanya karena dirinya baru saja mengunduh aplikasi ojek online.
Maklumi saja, hape kentang yang kapasitas memorinya kecil. Taeyong kudu sabar.
Namun jelas Taeyong tidak bisa menahan gejolak untuk mengumpati ponselnya.
Mau dibanting, tapi satu-satunya. Nasib orang keterbatasan. Rada menyesal juga, kenapa dulu ia tidak beli hape oppil saja.
Di tengah-tengah sedang mengumpat dan sedang mencoba untuk membujuk ponselnya. Taeyong menyadari firasat bahwa seseorang datang, lantas ia menoleh dan segera mengumpat kemudian.
"Anjeng."
Dia si Lisa, berjalan dengan lemas dan duduk di kursi panjang lain yang berarti tak jauh dari posisinya duduk. Gadis itu menoleh dan terkejut menatapnya.
"Eh, sorry, bukan elo yang anjing, ini hape gue!" seru Taeyong refleks sembari memukul-mukul ponselnya ke bangku. Pasalnya, si Lisa menatap padanya dengan kedua bola mata yang memerah.
Aduh, hancur image Taeyong di depan mbak crush.
"Sorry!" seru Taeyong sekali lagi, jelas menunjukan kegugupan nya.
Bisa-bisanya Lisa datang ditengah kesialan yang melanda.
Gadis itu menatap dalam diam sesaat, kemudian mengangguk dengan bibir yang dicebikkan dan mengalihkan wajah.
Taeyong jadi berdebar, tetapi debaran nya kali ini adalah rasa takut akan tersinggungnya gebetan.
"Hape nya anjing ya, padahal hapenya bukan hewan."
Taeyong menipiskan bibir. Rasa gugupnya perlahan sirna akibat ucapan polos gadis itu. Di lihat dengan benar, gadis itu seperti tengah sedih.
"Bukan, hapenya ngambek, kayak cewek."
Lisa menoleh. "Kamu tau gender hape?"
"Hah? Enggaklah!" Taeyong gugup samapi tidak sadar berseru kencang, lagi-lagi membuat Lisa terkejut. "Eh, maksudnya, enggak, maksud aku, ini hape enggak bisa disentuh-sentuh karena ... kentang."
Di luar dugaan, Lisa justru terkekeh. Matanya menyipit dengan bibir yang tersenyum lebar. "Aku nggak bodoh, hape enggak punya gender, hape juga bukan kentang. Kamu ngerjain aku ya?"
Taeyong mengerjap. Bibirnya bungkam dengan rapat dan kedua telinganya sudah memerah padam.
Pasalnya, mbak crush ini soft banget.
Di tambah, orang kaya pasti enggak ngerti dengan istilah 'hape kentang'
"O-oh, h-ha ha ha, iya ini hape benda elektronik yang bisa digunakan untuk hal-hal perlu, tapi maksud aku hape ini enggak bisa digunakan untuk hal-hal mendesak kayak sekarang, karena rusak."
YOU ARE READING
Another Us || Yonglisa
FanfictionHi, ini Eri. Kali ini Eri akan membawakan kumpulan kisah pendek dari dua manusia favorit Eri, Lee Taeyong dan Lalisa Manoban. I hope you guys enjoy it💕 ⚠⚠⚠ ▪ 13+ ▪ Harsh words. ▪ The contents are really cringe and random. ▪ Some stories have differ...
