Taeyong menghela napasnya lelah, memandang sejenak pada ponsel di genggamannya. Tadi, ia mendapatnya panggilan telpon dari Ayuna, pacarnya. Ia pikir pacarnya itu sedang dilanda rindu seperti dirinya. Namun ternyata justru memarahinya.
Awalnya ia tak mengerti, namun setelah memaknai bacotan Ayuna ia jadi paham apa yang dipermasalahkan Ayuna. Ternyata perihal dirinya yang ikut mengomentari postingan menfess.
Karena takut Ayuna terlalu marah, Taeyong berniat untuk menghampiri pacarnya. Namun mendapatkan tolakan mentah nan pedas, Taeyong harus mengurungkan niat nya dan hanya dapat terdiam pasrah ketika Ayuna mematikan sambungan telpon itu sepihak.
Taeyong lantas berbalik, kembali memasuki ruang studio latihan. Di sana masih ada Sungjae, dan beberapa anak dance lain yang sudah datang, termasuk Jimin.
Ia mendekati, duduk lesehan sembari bersender pada kaki sofa.
"Ayuna lagi?" tanya Jimin yang lekas diangguki Taeyong— yang tengah mengusap wajahnya kasar.
"Masalah apa lagi nih?"
"Secret admirer," jawab Taeyong dengan desisan lelah.
Sungjae menoleh, begitupun Jimin. Kedua lelaki itu saling pandang sejenak sebelum kembali menatap prihatin pada Taeyong.
Tadi sebenarnya, sebelum Jimin datang, ia sudah lebih dulu melihat postingan menfess di twitter dari Secret Admirer nya Taeyong karena Seungwu yang memberitahunya.
Dan ia juga sudah menduga, teman satunya ini pasti akan mendapatkan masalah karena telah membubuhi komentar di sana.
"Kalau capek, putus aja elah," ujar Jimin yang langsung dibuahi pelototan tajam dari Taeyong. "Abis kalian tuh ya ... kek toxic banget, njim. Cewek lu bisa menel kesana-kemari tanpa takut lo marahin, lah lu? Berenti di lampu merah sebelahan ama ibu-ibu aja diomelin. Kalo gua skip."
Taeyong mendesis mendengar ucapan Jimin. Walau sebenernya ia memang setuju akan ucapan Jimin, mau bagaimana pun sikapnya memang selalu dihakimi oleh Ayuna, sedang gadis itu ...
Sudahlah, sekarang ada hal lain yang harus dilakukan.
"Dah lah, kaga usah dibahas. Kita bahas perihal Lisa aja, gimana nih? Dia nggak bakalan nolak gua 'kan?"
Sebenarnya sejak kedatangan Jimin juga di sana, Taeyong tak henti menanyakan perihal Lisa pada Jimin.
Jimin mengedikkan bahu sembari sibuk menyomot chitatos yang ia bawa tadi. "Udah gue bilang dari awal sih sama lo, Lisa itu susah, mending cari yang lain aja. Ada Seulgi, Momo, sama Dita. Tinggal pilih noh."
Namun, beribu kali Jimin menawarkan banyak orang yang jago dance pun, Taeyong tetap setia dengan gelengan kepalanya.
Sudah dibilang, Taeyong itu sudah terlanjur jatuh cinta sama goyangan Lisa.
Maksudnya, dancenya yang terlihat alami tanpa dibuat-buat itu.
Merasa kalau Lisa itu memang cocok menari bersamanya, pokoknya bakalan jadi sangat perfect kalo mereka tampil bersama. Taeyong bahkan sudah menghalukan bagaimana sempurna nya mereka berdua nanti.
"Gua maunya Lisa, Min, Lisa. She's really perfect when she's moving body, i love it," ujar Taeyong dengan dengusan rendah sembari kembali menatap roomchat nya bersama Lisa tadi.
"Lop it lop it, bilang aja lu suka sama orangnya," sahut Sungjae dengan delikan.
Namun ucapan Sungjae hanya ditanggapi dengan tawa renyah dari Taeyong juga gelengan. Ia jelas mengelak ucapan Sungjae, walau begitu tidak terlalu memperdulikan ucapan Sungjae yang ia maknai sebagai candaan itu. Karena sekarang, ia fokus pada keinginannya untuk mendapatkan Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Us || Yonglisa
FanfictionHi, ini Eri. Kali ini Eri akan membawakan kumpulan kisah pendek dari dua manusia favorit Eri, Lee Taeyong dan Lalisa Manoban. I hope you guys enjoy it💕 ⚠⚠⚠ ▪ 13+ ▪ Harsh words. ▪ The contents are really cringe and random. ▪ Some stories have differ...
