Hidden Scene 🔞🔞 [Bisa di skip]

3.5K 251 38
                                    


Dimohon bijak dalam membaca. Tidak lelah saya mengingatkan. Buat yang masih belum cukup umur atau yang emang enggak bisa baca konten dewasa (sex) bisa langsung skip kok. Tapi buat yang tetep ngeyel baca, dosa tanggung masing² eeaa....


Enjoy!

"Good morning, kesayangannya Singtuan," Singto yang pertama kali menyambut Krist kala pria itu mulai membuka mata.

Singto senyum. Manis sekali. Krist tidak tahan untuk ikut tersenyum.

"Morning. Tumben kamu bangun duluan?" Suara Krist agak parau.

"Pengen lihat kamu tidur," jawabnya.

"Kan sudah sering."

"Kali ini beda. Auramu jauh lebih menggemaskan dari hari-hari kemarin. Apa karena semalam permainan kita hebat, ya? Kamu sampai desah tidak karuan begitu? Dan bangun-bangun makin cantik saja."

"Singtuan!" Krist memukul lengan polos Singto.

"Kok, aku dipukul? Morning kiss, dong!" rengeknya.

Cup!

Secepat kilat Krist mengecup bibir Singto. Saat kepalanya menjauh, Singto menahannya. Kurang katanya. Jadi Singto mencium bertubi-tubi tepat di bibir Krist. Terakhir, bukan kecupan melainkan french kiss pagi. Lidahnya ikut andil. Mengajak bergulat di dalam mulut Krist. Sampai suara kecipaknya mengudara. Tanpa sadar, Krist mengalungkan lengan kurusnya ke leher Singto. Sedang tangan Singto menyusup ke pinggang Krist yang tertutupi selimut. Mengusap punggung Krist secara random. Lalu sedikit mengangkat tubuh Krist untuk naik ke atas tubuhnya. Tanpa melepas tautan bibir, kini tubuh Krist menindih tubuh Singto.

Tangan Singto yang semula berada di punggung Krist, kini memainkan dua bongkahan pantat yang kenyal. Krist melenguh dalam ciumannya.

"Akh!" pekiknya. Sampai ciumannya terlepas. Tangan Singto tanpa aba-aba memasuki lubangnya. Rasanya panas. Jelas. Semalaman dihajar habis-habisan. Sampai Krist lelah dan terlelap. Membiarkan Singto bermain sendiri dengan tubuhnya. "Singtuan, aku masih capek."

Singto tak menggubrisnya. Justru dia membalikkan posisinya. Kini Krist berada di bawah kungkungannya.

"Morning sex, please...."

Krist belum sempat membalas rengekan Singto, bibirnya dibungkam lebih dulu oleh bibir Singto. Permainannya sudah makin lihai. Krist sampai kualahan. Salivanya menetes dari sudut bibirnya. Singto melahap tak memberi kesempatan untuknya meraup udara.

Panas, lepas, dan ganas. Bibir Singto kini berpindah dari bibir ke lehernya, memberikan tanda lagi agar semakin berantakan. Lalu turun lagi, sibuk mengulum pucuk dadanya. Sementara tangan Singto mengusap sensual tepat pada kesejatiannya. Singto selalu tahu bagaimana cara memuaskannya. Menyentuh titik-titik paling sensitif yang dapat membuat Krist mengerang keenakan tanpa bisa berhenti mendesah.

"Ahhh ... Singtuan hhh," kedua tangannya mencengkeram kuat rambut Singto.

Tubuhnya lemas. Untuk sekedar mengangkat kepala saja, sulit rasanya. Hanya bisa merem melek. Singto berhasil membuatnya melebur akan sentuhan panasnya.

Krist berantakan, kecupan Singto merata keseluruh tubuhnya. Bekasnya tertinggal di mana-mana. Dari bawah telinga, tulang selangka, dada, perut, hingga pahanya dalamnya; Krist maupun Singto sudah naked sejak semalam.

Tangan Singto kini memompa miliknya dengan kuat. Sesekali, lidahnya berputar di daerah kepala kesejatiannya. Matanya menatap wajah Krist yang sudah memerah padam diliputi penuh nafsu. Singto semakin menghisap kuat hingga punggung Krist terangkat, tangannya meremat erat rambut Singto, jari kakinya menekuk. Krist menggigit bibirnya kuat. Singto yang terus menghisapnya, membuat Krist menggelap. Perutnya lama kelamaan kaku juga. Rasanya ada yang ingin keluar.

Game Over Love [Singto X Krist - Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang