#7 - Kedekatan Joss dan Krist

1.7K 251 16
                                    

Jadi ini yang namanya keanehan dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi ini yang namanya keanehan dunia. Semenyebalkannya Singto dan secuek-cueknya dia terhadap Krist, tak pernah yang namanya menggandeng tangan menuju mobilnya yang terparkir di basement apartemen.

Perlakuannya lembut. Jika biasanya mereka berebut kamar mandi, kali ini Singto lebih mengalah. Walaupun Krist tetap mengomel saat melihat Singto menyingkirkan sayuran di piringnya. Tapi selebihnya Singto berubah.

"Aku curiga di apartemen yang kita tempati itu ada penunggunya," Krist bersuara saat mereka berada di dalam mobil.

"Hah? Maksudmu?" Singto menoleh sekilas sebelum kembali fokus mengemudi.

"Ya ... Aneh saja. Tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba kau baik padaku. Dan memberiku tumpangan ke kampus. Kau sadar tidak sih, apa yang kau lakukan ini?"

Singto mengangguk. "Aku sadar, kok!"

"Terus?" Krist masih menuntut penjelasan.

"Aku cuma latihan saja. Soalnya nanti 'kan  kita makan malam di rumah Mae, masa' iya nanti kelihatan kaku. 'Kan aneh?" jawabnya enteng.

"Oh."

Seharusnya biasa saja. Tapi Krist merasakan ada yang tidak nyaman di dalam dadanya. Jadi dia memilih diam, sampai tiba di kampus. Singto juga tak membuka pembicaraan sama sekali setelahnya.

"Nanti selesai jam berapa? Aku jemput, ya?" tanya Singto saat Krist membuka seatbeltnya.

Sebenarnya Krist masih merasa aneh dengan perlakuan Singto yang seperti ini. Terlalu halus, sedang keseharian mereka penuh dengan cekcok. Masih belum terbiasa.

"Ehm ... nanti aku kirim pesan kalau sudah selesai." Singto mengangguk, dan Krist pun turun dari mobil.

Dari kejauhan Nammon dengan minuman jeruknya mengamati Krist yang turun dari mobil. Segera ia mendekati Krist yang berjalan masuk ke dalam gedung kuliah mereka.

"Kit!" panggilnya.

"Ah, Nammon ... Kebetulan sekali aku haus!" Krist langsung merebut minuman Nammon. Yang punya iya iya saja. Dia masih bingung dengan apa yang dilihatnya barusan.

"Aku yakin barusan bukan mobilnya P'Arm," Nammon berucap dengan ekspresi berpikir. "Tidak mungkin juga taksi online. Kebagusan mobilnya. Terus diantar siapa?"

Tentu saja kebagusan, mobil audi hitam itu tampak mewah dan mentereng. Hanya orang-orang kalangan kelas atas yang memilikinya.

"Orang gila," jawab Krist singkat.

Nammon tahu siapa yang dimaksud oleh Krist. Sontak matanya melebar. "S-serius?! Tadi itu Singto? Gila ...."

"Iya. Memang gila dia."

"Kok bisa, sih? Kalian akur? Oh, atau kalian habis ...," Nammon memperagakan jari tangannya mengerucut, membentuk seperti paruh. Lalu menyatukannya, seperti berciuman. Lebih mendukung lagi bibir Nammon yang ikutan mengerucut.

Game Over Love [Singto X Krist - Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang