06 ● Kangen, boleh?

25.9K 4.2K 792
                                    

"Teruntuk aku, tolong jangan jatuh. Aku tidak ingin merasa sakit didalam lubangnya."

- Jingga Alubis.




Happy Reading 💖

. . . . .

"OCHA! Ocha, budeeeek!!!"

Dengan langkah gusarnya Jingga berjalan menuju tempat dimana Ocha masih setia berdiri disana.

"Download apa lagi, anjir?" tanya Jingga kesal. Pasalnya sudah lebih dari dua puluh menit Ocha berdiri didepan ruang TU agar terhubung oleh wifi super cepat itu.

Jingga dan Ocha selalu pulang bersama, kalau tidak naik angkot berdua, biasanya masing-masing memesan ojek online. Kalau soal Zahra, gak usah ditanya gadis cantik itu pulang bersama siapa. Beda tingkatan kalau yang sudah punya ojek pribadi.

"Gak download. Gue lagi nonton jeno gue nge-live." jawab Ocha tanpa mengalihkan pandangannya.

Jingga mendesah, melirik sekelilingnya yang masih ramai karena kelas baru saja bubaran.

"Lo kapan beli paket? Wifi-an mulu kerjaan lo. Keburu sore, Cha."

"Nanti, Jingga. Sumpah ini Jeno gue ganteng banget. Disini cepet, kalo beli kuota sendiri suka lemot."

Jingga memutar bola matanya. "Bukan lemot, Cha. Tapi lo setiap beli kuota yang goncengan mulu. Gimana gak lemot."

"Yaelah," Ocha melirik sinis. "Dari pada lo kuota banyak tapi gak ada yang ngechat." sindirnya.

"Dih, kata siapa gak ada. Sok tau lo." elak Jingga sebal.

Ocha mendengkus. "Emang ada?" tanya nya meledek.

"Adalah. Nyokap gue ngechat terus, kalo gak suruh turun dari kamar, paling izin berangkat kerja lagi."

Mendengar penuturan Jingga berhasil  membuat kepala Ocha mengabaikan bias kesayangannya, menatap Jingga sedih. Ocha tahu masalah Jingga dengan sang ibu.

"Kalo lo kesepian dirumah bisa minta gue nginep kali, gue siap ngabisin kulkas lo yang super penuh itu." ujar Ocha mencoba mencarikan suasana hati Jingga.

Walau terlihat biasa saja, Ocha tahu Jingga sedang menahannya. Menahan sesuatu dimata gadis itu.

"Gue siap ngabisin stok mie goreng lo juga deh, kapan lagi gue mau nih."

Jingga terkekeh, "Ogah ah, bukan ngabisin  makanan gue aja. Lo juga bakalan ngabisin kuota gue nanti." tuduh Jingga. Dengan nada bercandanya tentu saja.

Cengiran sok polos Ocha muncul, membuat Jingga mendengkus malas. "Tau aja lo, Jing."

"Tau lah."

"Yaudah iyee, gue selesein ini dulu, ayolah, lagi bokek gue. Tunggu yak?"

"Ck. Yaudah, buruan tapi. Gue males nunggu angkot nya."

Ocha menjulurkan ibu jarinya, mengangguk antusias seraya memberikan kecupan terbang kepada Jingga.

"Siap tayaang."

FAKBOY PENSIUN ( on - going ) Where stories live. Discover now