Entschuldigung

1.5K 58 29
                                    

Entshuldigug ; permintaan maaf

Deutsch

*****

W R I T E N

Sore yang redup di bulan Januari, awal tahun. Artinya awal di mulai nya harapan baru. Angin yang lumayan besar di sore hari membuat kincir angin di depan rumah berputar. Kincir angin yang di belakangnya terdapat Semar dan Petruk seolah olah memutar kincir itu.

Rumah sederhana itu sedang dalam kondisi yang aneh. Jika suaminya yang menjabarkan itu adalah suatu mahakarya tapi jika sang istri justru menyebut nya sebuah 'kapal pecah'. Rumah hijau itu sudah berbeda dari yang dulu, lebih rimbun dan lebih asri. Di depannya terdapat macam macam tanaman dan di garasi terdapat sulur anggur yang merambat.

Seorang balita sedang melihat kincir angin yang berputar dan mendengarkan suara merdu dari kincir angin itu. Mata lebarnya terus meluhat kincir angin yang berputar. Tapi ia bosan kaki kecilnya melangkah ke arah garasi.

Seorang balita yang sudah pandai berjalan itu mulai ingin tahu. Apa yang ada di rumahnya? Memang apa? Sulur tanaman anggur itu di tarik dan di sendal sendal dengan tangan mungil nya. Ia baru saja menyelesaikan kegiatan rutinnya di teras rumah. Yang tak lain adalah menyebar kompos dan tanah di sana.

"Mau ngapain lagi kamu." Balita itu malah tertawa saat tubuhnya di gendong seorang ayahnya yang memakai seragam PDL.

"Yayah itu." Tangan mungil nya menunjuk sebaran tanah di atas keramik teras, hasil karyanya.

"Jangan di ulangi lagi ya, nanti kalau bunda marah gimana?" Dia tak memarahi putranya, lalu kakinya membawa anak laki laki itu ke dalam rumah.

Di dalam rumah lagi lagi sebuah mahakarya di ciptakan. Sebuah coretan warna merah khas lipstik membentuk benang tak beraturan terlukis jelas di sana. Mainan khas anak laki laki seperti mobil, robot dan lego tercecer di ruang keluarga. Ia melihat istrinya yang sedang membersihkan coretan lipstik menggunakan spons dan air. Di sampingnya pula terdapat ember kecil yang di pakai untuk membersihkan tembok tadi.

Balita kecil itu turun dari gendongan sang ayah dan mendekat ke arah bunda nya. Tangan kecil itu memeluk bundanya dari belakang, "Alka minta maaf bunda." Bisiknya di telinga sang bunda pelan,

Lalu sang bunda membalikkan badannya dan memangku putranya.

"Jangan di ulangi lagi ya sayang. Kalau Arka nakal lagi bunda nggak mau kasih kamu susu," Ancam Kanaya pada putranya itu. Sementara Arka malah menampilkan gigi kecilnya dan mencium pipi sang bunda.

"Aku yakin kamu belum mandi dik, mandi gih. Biar aku yang beresin ini." Suruh Gilang pada Kanaya yang memangku putranya.

Arkanditya Nuraga Mahardika, anak pertama atau kedua dari pasangan Gilang dan Kanaya. Cucu pertama dari keluarga Aditya dan cucu laki laki pertama dari keluarga Mahardika. Jagoan kecil nan lincah kebanggaan kedua keluarga. Malaikat kecil yang hadir di antara keharmonisan Gilang dan Kanaya yang baru tersemai kala itu.

Hadirnya Arka membuat Kanaya bisa tersenyum lebar setiap harinya. Juga Gilang yang merasa telah berhasil membangun sebuah keluarga impiannya.

Malam yang larut datang, pukul satu malam tapi keluarga kecil itu malah terjaga. Karena putranya malah terbangun dan tak mau tidur lagi. Padahal di samping nya Gilang sudah terkatuk kantuk karena kelelahan. Tapi Kanaya malah tak ada di kamar itu, bunda itu sedang menyiapkan sesuatu di dapurnya. Karena hari ini adalah hari ulang tahunnya suaminya!

ENTSCHULDIGUNG [COMPLETED]  Where stories live. Discover now