Chapter 34.5: Long Live the King

308 27 8
                                    

*jangan lupa vote kakak-kakak, lebih dari 15 update chapter selanjutnya*

"Berhenti."

Aku membatu. Bahuku ditarik kasar dari arah belakang. Mataku membulat sempurna melihat kakak kedua sedang menatapku dengan tatapan mengerikan, dan semakin jelas ketika awan yang menghalangi sinar bulan menghilang.

"Kau." Nada bicaranya berat. Seperti menahan amarah yang sudah lama tertumpuk.

Tubuhku lemas, sekuat tenaga kupaksakan agar bibirku bergerak, "Kakak Ge." Ucapku.

"Argh! Kelewatan kamu." Tangan kakak kedua menghantam dinding batu, ini yang kutakutkan dari kakak kedua. Temperamennya dan juga mulut pedasnya.

"Kemana aja kamu!"

"A.. aku, mengikuti tekadku." Aku terbata-bata berbicara.

"Lalu? Pergi sendiri begitu saja? Saat aku menjalankan misi, aku menemukan suratmu, kau tahu kan aku ada disana?"

*Chapter 10: My Resistance*

"Kenapa kau tidak meminta bantuanku! Kau yang tidak pernah bertarung tapi, melakukan tindakan berbahaya sendirian, kenapa tidak meminta pertolonganku!" Tian Ge berteriak.

"Jawab aku, Xiao Re!"

"Karena kakak membenciku!"

Seperti petir di langit cerah, tubuh Tian Ge membatu mendengar kalimat yang terlontar dari adiknya.

"Apa?"

"Iya, kakak selalu membenciku! Kau selalu memarahiku, kau orang pertama yang mendukung ayah untuk mengasingkanku! Aku juga benci kakak!" Napasku terengah-engah, saat aku memberanikan diri melihat langsung matanya, aku tersentak.

"Kau berpikir seperti itu selama ini?" Sorot matanya menggambarkan rasa sakit.

Angin malam bertiup disela-sela helaian rambutnya yang terurai, kakak langsung memalingkan wajahnya.

"Jadi, apa urusanmu datang kembali?"

"Aku ingin.."

"Kalau ingin mencari ibumu, ibu permaisuri, Tian Chan dan semua selir sudah diasingkan ke paviliun barat, tempatmu diasingkan dulu."

Aku menggelengkan kepalaku, "aku mencari.."

"Yang Mulia Kaisar, telah meninggal!" Suara Kasim menggema menghantam kesadaranku saat ini juga.

Aku mendengar suara ricuh di aula. Kakiku tidak bisa menopang tubuhku lagi untuk berdiri tegak.
"Apa? A..ayah!!" Tangisku pecah, tiba-tiba seseorang menarikku.

"Cepat pergi, ini jebakan!" Chen Yu menarik lenganku.

"Biarkan aku melihat ayahku!" Aku menepis lengan Chen Yu.

Tak lama suara hentakkan kaki sekelompok orang datang mengepung aula. Kembang api meledak di langit malam dan tak lama kobaran api menyala di aula.

⚜️⚜️⚜️

"Tian Li."

"Iya, ayahanda?" Tian Li meletakkan gulungan kertas laporan yang sedang ia baca ke atas meja dan berjalan mendekati ayahnya.

"Dimana kakak pertamamu sekarang?"

"Dia sedang menaklukkan kerajaan Bei, ada apa ayahanda?"

Kaisar berusaha beranjak dari tempat tidurnya, Tian Li membantu ayahnya untuk duduk.

"Minumlah ini ayahanda." Tian Li memberikan secangkir obat herbal dengan bau menyengat.

In The End We Became One [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang