Chapter 3: My Feelings Over You

3.6K 221 9
                                    

"Selamat malam, Ayah. Xiao Re datang kemari ingin menyampaikan sesuatu hal yang penting untuk Ayah." Xiao Re berbicara sambil menundukkan kepalanya.

"Katakanlah." Suara berat sang Kaisar membuka keadaan tenang di malam hari dan juga ketegangan di hati Xiao Re.

"Pangeran Zhong San..."

"Yang Mulia Kaisar, saya yang akan menyampaikan langsung kepada Anda." Zhong San memasuki ruangan kendali pemerintahan dan menatap Xiao Re penuh kemenangan.

Alis Kaisar bertaut, "Silahkan katakan apa yang ingin kau sampaikan." Kaisar memperbolehkan Zhong San untuk menyampaikan perihalnya terlebih dahulu.

"Beribu maaf telah lancang untuk ikut campur kehendak Kaisar, tapi sudah kuputuskan. Aku dan Xiao Re ingin segera melangsungkan perjodohan. Tepatnya dua hari lagi." Dia mengatakannya dengan lancar membuat keringat Xiao Re menetes karena mendengar apa yang dikatakan Zhong San.

Ini buruk, sialan ini. Xiao Re menatap Zhong San dengan tatapan membunuh. Seperti singa yang lapar menemukan mangsanya. Tapi mangsanya kali ini tidak sebodoh yang dia pikirkan. Licik tepatnya.

"Kenapa mendadak sekali? Xiao Re bagaimana menurutmu?" Untungnya Kaisar masih ingin mendengar masukkan dari anaknya.

Bagaimana ini, Xiao Re memaki dirinya sendiri yang bisa sampai telat datang ke kediaman Ayahnya. Tidak, kalau Ia berkata 'tidak' bisa di pastikan besok dirinya akan ditemukan tidak bernyawa. Dan mereka pasti akan memutar fakta tentang kematianku. Aku juga tidak ingin mati konyol.

Jika 'iya' apa itu pilihan yang benar? Setidaknya jangan sampai pesan ini tidak tersampaikan.

"Iya Ayah, aku juga datang kesini untuk menyampaikan hal yang sama. Kami sudah memutuskannya, dan kami harap Ayah juga akan menyetujuinya." Kataku selembut mungkin. Sisanya tinggal tunggu waktu yang tepat.

"Anakku sudah dewasa ternyata. Baiklah, Zhong San saya akan membicarakan keinginan kalian bersama Ayahmu nanti. Dua hari untuk perjodohan, lebih cepat lebih baik." Senyuman senang terukir di wajah Ayahku.

Ayah, seandainya kau tahu kalau calon menantumu ini. Ingin membunuhmu.

⚜️⚜️⚜️

Aku menuju paviliunku ditemani dengan Zhong San. Hanya keheningan yang menghampiri kita berdua. Sebelum pergi dari hadapan ayah. Aku meminta untuk paviliunku dijaga lebih ketat.

Alasannya pertama karena, manusia yang ada di sampingku dan kedua, si penculik itu. Kita tidak tahu kapan dia akan datang kembali.

"Kenapa kau mengiyakan?" Tanyanya memecah keheningan.

"Aku juga ingin menanyakan hal yang sama." Jawabanku. Benar-benar berbeda dengan pikiranku.

"Kau mendengar pembicaraanku dengan Ibuku bukan? Tidak perlu berpura-pura." Zhong San menaikkan nada bicaranya. Beraninya dia menaikkan nada bicara dihadapanku?!

"Apa maksudmu? Apa kau sudah kehilangan akalmu?" Jawabku sebodoh mungkin. Logika saja bisa-bisa aku dibunuhnya karena mengatakan hal yang sebenarnya.

"Jadi, untuk apa kau berlari di lorong paviliun setelah aku memintaimu untuk berhenti?!" Dia ingin mengetes otakku ternyata. Boleh juga. Ternyata ada gunanya juga Ayah mengasingkan ku. Aku jadi tahu bagaimana caranya menjadi penipu yang handal.

"Aku berlari karena ingin cepat-cepat menemui Kasim Long. Kau tahu aku baru saja pulang dari pengasinganku, sekarang barang-barang bawaanku hilang entah kemana diletakkan oleh Kasim" Ku buat ekspresiku se-meyakinkan mungkin.

"Jadi apa maksudmu pangeran Zhong? Tentang pembicaraanmu dengan Ibumu?" Kena kau.

"Hmm, tidak maaf aku salah mengira. Bukan apa-apa hanya membicarakan tentang pengajuan hari perjodohan kita." Dia berbohong, dan aku mengetahui kebenarannya.

"Maaf aku meninggikan suaraku tadi. Mengenai perasaan, Xiao Re aku benar-benar menyukaimu saat pertama kali melihatmu." Dia menatap mataku dalam.

Aku berusaha mencari celah kebohongan di manik indahnya. Nihil, perlahan dia menutup matanya dan mencium keningku.

Zhong San, kau benar-benar seperti pisau bermata dua. Dan aku membenci kenyataan bahwa aku juga menyukaimu pada saat pertama kali aku melihatmu.

In The End We Became One [Hiatus]Where stories live. Discover now