Chapter 10: My Resistance

2K 173 2
                                    

Semua sudah siap di posisi masing-masing, tim yang menyerang langsung di tempat kejadian menggunakan jubah hitam berbaur dengan para warga.

Sedangkan sang Putri berdiri di tepi tebing siap menembak anak panah dengan busur.
Bukan Xiao Re kalau tidak membangkang, setelah mereka mulai bergerak.

"Dewa yang Agung, terimalah persembahan kami ini." Kepala desa yang sedang melaksanakan ritual di awasi oleh Zian.

Yu Lie dan Jiang Ju bertugas menyingkirkan anak-anak yang tidak berdosa dari medan pertempuran.

"Ah, jadi sup yang kemarin aku dan Zian makan, itu sup manusia kah?" Tiba-tiba Xiao Re teringat dengan rasa sup yang aneh, seketika merinding.

"Yosh, apinya sudah hidup." Xiao Re berhenti meniup-niup api kecil yang gadis ini hidupkan dengan sisa-sisa kayu bakar.

Xiao Re merogoh kantong tas pemberian nenek, dia sadar bahwa ada kembang api kecil di sana yang biasa digunakan untuk memberikan signal.

"Aku tidak ingin temanku mati sia-sia."

Xiao Re mengikatkan kembang api itu di anak panahnya dan membakar ujung sumbunya kemudian menembakkannya ke langit malam.

Semoga kakak cepat datang setelah melihat signal dariku.

⚜️⚜️⚜️

Duarr!

"Celaka!" Jiang Ju hampir selesai mengeksekusi semua anak-anak itu ke tempat yang aman.

"Ayo Jiang Ju, tidak ada waktu lagi." Yu Lie menunggangi Jiang Ju yang berubah menjadi harimau, Zian hanya sendirian di sana, dia tidak bisa menangani semua orang itu.

Zian terkesiap dengan suara ledakkan kembang api yang membuat semua orang yang ada di perayaan suci itu masuk ke posisi waspada.

"Ada penyusup!" Begitu teriakan salah satu penjaga kepala desa Zian mulai menebas brutal.

Panah api mulai diluncurkan Xiao Re bertubi-tubi. Semua warga yang ada di perayaan mulai histeris dan mencari tempat untuk berlindung.

"Kepala desa, itu orang yang menghabisi seluruh pasukan kita!" Ternyata orang yang diikat Zian berhasil meloloskan diri dan mengarahkan semua prajurit ke arahnya.

Tepat pada waktunya di sisi barat tempat kemah pangeran Tian Ge, "Lapor pangeran, sepertinya kita mendapat signal dari gunung utara. Sepertinya sudah ada pertarungan di sana."

"Bangunkan seluruh prajurit, batalkan rencana kita untuk menyerang di subuh hari. Kita bergerak sekarang!" Tian Ge menaiki kudanya, instingnya mengatakan bahwa adiknyalah yang memberikan signal.

⚜️⚜️⚜️

Roarr!

Jiang Ju melompat tinggi melewati Zian dan merobohkan beberapa pasukan yang ingin menyerang Zian dari belakang.

"Jangan biarkan punggungmu terbuka lebar untuk musuh kawan." Jiang Ju kembali ke tubuh manusianya dan menyisakan cakar di kedua tangannya.

"Xiao Re, selalu saja bertindak tanpa arahan." Yu Lie mulai bertarung di sebelah kiri Zian.

"Habisi mereka!" Kepala desa mengambil salah satu pedang yang tergeletak oleh prajurit yang sudah kehilangan nyawa dan mulai membabi buta Zian.

"Mati kau, Pak tua." Kilatan mata Zian dibalas senyuman meremehkan dari lawannya.

"Kau yang menyambut kematianmu, Nak!"

Mereka jelas-jelas kalah jumlah, itu membuat tenaga mereka terkuras. Xiao Re tidak lagi menembakkan panahnya dan itu benar-benar menyudutkan keadaan mereka.

⚜️⚜️⚜️

Menuruni tebing ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk tiba di arena. Pandangan Xiao Re tertuju pertama kali pada Yu Lie yang sedang melawan.

"Menunduk!"

Spontan Yu Lie melakukan perintah dan membiarkan tubuhnya sebagai pijakan Xiao Re untuk melompat. Dia berhasil menendang tepat di wajah lawan.

"Aww, itu menyakitkan." Yu Lie bergidik ngilu.

"Paling tidak hanya patah tulang hidung, ayo."

Yu Lie berlari di depan, dilihatnya seorang prajurit dengan melumurkan racun di tombaknya ingin membidikkannya kepada Xiao Re yang ada di sisi kanan.

"Minggir!"

Belum sempat tombak itu terlempar, anak panah sudah melesat tepat di titik jantung prajurit itu. Yu Lie melihat dari arah kiri prajurit, seorang panglima berkuda dengan rombongnya mulai berperang.

Sekarang pihak Xiao Re mendominasi. Kakaknya datang tepat pada waktunya.
Xiao Re yang menyadari kehadiran kakaknya ingin menarik mundur kawanannya.

Pertempurannya berakhir tidak lama setelah kawanan Tian Ge datang menyerang.
"Pangeran, kepala desanya ditemukan sudah mati terikat."

Alis Tian Ge menggerut, "Jadi, apa kalian sudah menemukan Xiao Re?"

"Hanya surat ini yang hamba temukan."

Kak, aku tahu kau akan datang. Terima kasih sudah membantu. Aku berikan sisanya padamu untuk dibereskan, tenang kak aku baik-baik saja.

Surat ini ditulis Xiao Re sewaktu di tebing dan diikatkannya di lengan milik kepala desa yang sudah dikalahkan oleh Zian.

"Dasar anak nakal."

To be continued~

In The End We Became One [Hiatus]Where stories live. Discover now