Chapter 5: Chaotic Situation

2.9K 201 1
                                    

Pintu gerbang masuk Dinasti Tian terbuka karena, permintaan dari Putri semata wayangnya Yang Mulia Raja. Putri Xiao Re.

Untuk melangsungkan upacara pertunangannya secara terbuka, sekarang halaman kerajaan sudah di penuhi dengan rakyat-rakyat dari Dinasti Tian dan Zhong untuk melihat upacara bersatunya kedua kerajaan mereka.

Bersatunya kerajaan melalui Putri dan Pangeran tercinta mereka. Bunyi gong merambat keras di udara.
Seorang pemuda keluar dengan terburu-buru berlari menuju tahta menghindar dari sorotan mata.

"Yang Mulia," Dengan nafasnya yang memburu membuat suaranya terdengar sedikit tidak jelas.

"Putri.. Putri Xiao Re diculik!"

⚜️⚜️⚜️

"Tidurlah, aku akan menjemputmu esok." Zian merebahan Xiao Re yang masih tertidur di ranjangnya. Tangannya masih menggengam kalung yang di berikan nenek peramal.

Kalung perjanjian.

Pagi harinya, para dayang mengetuk pintu kamar Xiao Re untuk bersiap-siap. Acaranya dilakukan siang hari jadi mereka harus bergegas secepat mungkin.

"Putri, sudah waktunya bersiap."

Perlahan-lahan Xiao Re mengumpulkan kesadarannya. Butuh waktu beberapa saat sebelum dia mengingat kejadian tadi malam.

"Ah baikklah, tolong sediakan air hangat." Para dayang pun menunduk dan melaksanakan perintah.

Di luar jendela sudah terlihat bayangan Zian, atau mungkin itu hanya dugaannya saja. Untuk memastikan Xiao Re membuka jendelanya.

"Ayo bergegas." Tampaknya dia sudah bersiap.

"Tunggu, berikan aku waktu menulis surat untuk Ibuku." Aku mengeluarkan gulungan kertas dan menyiapkan tinta.

Ibu, aku akan pergi dalam jangka waktu panjang. Dalam selang waktu tersebut tolong untuk tidak mencariku apa lagi menangis. Jaga dirimu baik-baik Bu.
Pangeran Zhong itu memiliki niat tersembunyi untuk menikahiku.
Tolong sampaikan juga pesan salamku untuk semua saudaraku. Apalagi kepada si bungsu, katakan kalau aku akan selalu menyayanginya.

Aku menggulung kembali gulungan kertas tersebut dan menyimpannya ke saku.

"Ayo, tapi sebelum pergi. Aku mau pergi ke pavilliun utama terlebih dahulu."

Kupanjat jendela itu dan mendarat dengan mulus. Mata kami was-was melihat sekitar, mungkin semuanya sedang sibuk menyiapkan acara, jadi lebih mudah caranya untuk kabur.

"Kesini." Aku memandu jalan pada Zian.

Setelah sampai menuju pavilliun utama aku melemarkan gulungan itu melalui jendela kamar Ibu, semoga dia orang pertama yang membaca pesan dariku.

"Ayo pergi."

"Nenek memberiku pesan sebelum pergi untuk mampir ke tempat tinggalnya dulu. Dia menyiapkan sesuatu untukmu."

⚜️⚜️⚜️

"Cari Xiao Re sampai dapat!" Amarah kaisar tidak bisa ditahannya lagi.

Di sisi lain, Xiao Re memasuki tempat tinggal kumuh dimana tinggalnya nenek peramal yang memberikan nama untuknya.

"Di sini." Zian menunjuk sebuah ruangan.

Terdapat kertas gulungan di atas sebuah meja kayu.

Xiao Re pakailah kalung yang kuberi. Aku akan memantau, memandu dan juga membantumu dari jauh.

Setelah kau membaca kertas tersebut. Di meja itu terdapat sebuah tanaman obat, busur, anak panah, dan pisau. Kusimpan benda tersebut.

Tak lama terdengar suara langkah prajurit yang mendekat, cepat juga ayah mengetahui bahwa Xiao Re sudah tidak ada lagi di kerajaan.

Zian menarikku keluar dari pintu belakang. Benar saja sebelum aku berlari menjauh. Aku melihat sekelompok prajurit tersebut masuh ke rumah itu.

⚜️⚜️⚜️

"Berhenti!" Nafasku tersenggal-senggal setelah lari.

"Baiklah, sejauh ini mungkin sudah aman."

Warna langit sudah berganti warna menjadi jingga. Perutku lapar sekali karena belum makan dari pagi.

"Ayo mencari kelinci."

⚜️⚜️⚜️

"Lapor Kaisar, kami tidak dapat menemukan Putri Xiao Re di daerah desa." Panglima yang diutus Kaisar menunduk memohon ampun.

"Benar-benar anak itu." Wajah Kaisar memerah menahan marah. Permaisuri hanya bisa menangis mendengar kabar putri satu-satunya kabur dari istana.

Di tempat lain, Zhong San sedang memegang gulungan dan membaca surat yang Xiao Re tulis sebelum menghilang di acara pertunangannya.

In The End We Became One [Hiatus]Where stories live. Discover now