Chapter 11: Behind

1.9K 161 1
                                    

"Sudah mendengar kabar desa yang ada di kaki gunung itu?" Suara hujan di luar sedikit berbaur dengan ramainya degungan suara di dalam kedai ini.

"Kabar burungnya, desa itu lenyap dalam waktu semalam."

Seluruh pandangan mata menuju pada wanita yang menggunakan tudung jerami dengan seorang lelaki di belakangnya.

"Ayo, Zian." Xiao Re melambaikan tangannya dengan isyarat untuk segera pergi dari tempat ini.

"Permisi tuan-tuan, dan kalau saya boleh menambahi. Desa itu di bantai oleh pemuda yang keren." Setelah itu Zian berbalik dengan bangga.

⚜️⚜️⚜️

"Hei, kau kira aku tidak mendengar ucapanmu tadi, benar-benar tinggi hati." Xiao Re mengunyah apel di mulutnya.

"Hei putri, itu memang benar kenyataannya." Zian menyisir rambut kecokelatannya dan memberikan Xiao Re senyuman, entahlah senyuman aneh?

"Kau baru saja tersenyum seperti orang mesum!"
Xiao Re menurunkan sedikit tudungnya ketika prajurit melewati mereka.

"Ada anak yang lahir, dengan kelainan bisa memakan api."

Deg!

Langkah Xiao Re terhenti, baru saja dia ingin mencegat salah satu prajurit itu untuk menanyakan informasi tapi Zian duluan menghentikannya.

"Jangan gegabah, mereka akan mengenalimu. Ini masih daerah kekuasaan ayahmu."

Benar, tapi aku harus segera bergerak mencari anak spesial itu. Firasatku mengatakan dia orang yang kucari.

Xiao Re terlalu asyik dengan pikirannya tanpa sadar tubuhnya tertarik, dan masuk ke pelukan hangat? Apa?!
Pupil Xiao Re membesar, apa yang baru saja Zian lakukan itu benar-benar tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

"Kau tidak boleh melamun di jalanan putri, bisa-bisa kau tertabrak kereta kuda." Wajah Zian terlalu dekat.

"Ee.. iya.. lepaskan!" Xiao Re menghempaskan lengan Zian dan berjalan beberapa langkah di depannya.

Dewa, kenapa aku berdebar melihatnya tadi. Dan dia memang tampan. Tunggu, apa? Tidak-tidak aku pasti kelelahan.

⚜️⚜️⚜️

"Ya, kalian lama. Dan apa kami baru saja melewatkan sesuatu?" Kata Yu Lie di bawah pohon.

"Melewatkan apa?" Tanya Zian.

"Lihat pipinya merona! Kau baru berbuat apa padanya?" Jiang Ju beranjak dari posisinya yang sedang tiduran di kaki Yu Lie.

"Apaan, justru kami yang sepertinya melewatkan sesuatu." Xiao Re tidak bisa menahan rasa malunya karena teringat dengan kejadian tadi.

Pertengkaran mulut itu diakhiri dengan suara petir yang menyambar. Xiao Re takut dengan petir itu membuatnya cepat-cepat berlari ke Yu Lie dan juga Jiang Ju untuk bersembunyi.

"Hahaha, lihat. Ternyata putri yang membantai beberapa orang semalam takut dengan petir?" Zian tertawa di bawah guyuran hujan. Walaupun suara hujan lebih mendominasi bukan artinya Xiao Re tidak mendengar ejekan Zian tadi.

"Tutup mulutmu." Xiao Re menarik lengan Yu Lie dan bersembunyi di baliknya.

"Sebaiknya jangan berteduh disini. Biasanya petir juga bisa menyambar pohon." Jiang Ju semakin menakuti Xiao Re.

"Kalau begitu cepat bergerak mencari penginapan!"

To be continued~

In The End We Became One [Hiatus]Where stories live. Discover now