6

4.7K 393 7
                                    

"Keluar kau!" Jimin bicara dengan sedikit membentak dan nada datarnya tak pernah hilang.

Sungguh saat ini ia ingin menghabisi manusia di depannya ini hai jangan takut dia tak punya jiwa psikopat dalam dirinya namun setiap kali melihat kelakukan Jungkook yang seolah seolah ia sangat berkuasa membuatnya ingin membunuh manusia itu dengan pisau kater.

Bagaimana tidak, dengan seenak jidatnya ia malah mangembil bekal makan malam yang sudah Jimin beli sepulang kerja paruh waktunya dan di tambah lagi pria itu masuk dan duduk di sofa ruang tv. Jimin bersyukur sesaat Seokjin- hyung sepupunya itu tengah tak ada di apartemen karna akan menginap di rumah kekasihnya Namjoon.

"Kesinilah Park duduk di sebelah ku dan kita makan" lagi dengan santainya Jungkook menarik tangan Jimin untuk duduk di sebelahnya.

Jungkook mengabaikan tatapan tajam dan muka datar Jimin memilih membuka bungkus kresek yang ternyata berisa ayam goreng. Mengambil satunya untuk dirinya dan satu lagi untuk Jimin dan langsung di sodorkan ke mulut mungil milik pria manis di sampingnya.

"Apa kau benar benar tak memiliki sopan santun atau rasa segan. Ini apartemen ku dan kita orang asing. Apa kau pikir dunia ini punya mu"  Jimin meletakkan ayam yang Jungkook sodorkan ke binirnya ogah ogahan memakan makanan dari tangan kotor pria brengsek disebelahnya ini.

"Aishh kau ini ternyata cerewet juga ya aku tidak menyangka. Tapi tak apa aku suka dan coba hilangkan muka datarmu ini nah seperti ini - Jungkook dengan santainya malah mengapit kedua sisi pipi Jimin dengan tanganya- hahahah kau seperti seekor bebek hahah" memang Jimin sangat jarang bicara karna sifatanya yang datar namun ia bukan sosok pendiam atau remaja culun kutu buku jadinya jika namja manis itu sudah mulai bicara maka ia akan sangat cerewet walau ucapan yang keluar dari bibirnya sangatlah tidak bersahabat.

Namun itu bukan masalah bagi Jungkook toh sepertinya mulut mereka 11 12 sama sama kasar dan tidak beretika jadi lupakan saja ia tak akan tersinggung

"BRENGSEK KAU! Lepaskan tangan menjijikan mu dari wajah ku" Jungkook hanya terkekeh kecil melihat mata Jimin yang semakin menatap tajam padanya.

"Oy datar. apa kau ini seorang sub?"

Mendengar pertanyaan kurang ajar yang Jungkook keluarkan membuatnya membesarkan matanya menatap tak suka pada pria di sampingnya.

"Apa? kau pikir aku takut kau menatap ku seperti itu hahahahaha sadarlah matamu itu kecil sebesar ini -ia menunjukkan sebuah lingkaran kecil yang ia buat dengan jarinya lalu mengarahkannya ke mata Jimin- jadi jagan gaya gayaan pake besar besarin segala aku tidak takut" setelahnya Jungkook mengangkat bokongnya dari sofa dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil minuman.

Kembali dengan dua soda di tanganya dan melihat Jimin yang tengah bermain dengan ponselnya apa namja ini sudah tak masalah ia ada disi.

"Oy kau tak masalah lagi jika aku ada di sini" tanya Jungkook mendudukkan kembali bokongnya di sebelah Jimin

Jimin melirik sebentar kemudian kembali pada ponselnya " Lebih baik aku diam menganggap mu tak ada dari pada repot repot meladeni mu" sial jadi dia pikir aku ini setan atau makhluk halus begitu. Batin Jungkook.

"Baiklah klau begitu jangan larang aku apapun" tersenyum miring Jungkook kembali meninggalkan Jimin di sofa ponsel dan tas lesnya juga ia tinggal di sofa.

Berkeliling apartemen yang menurutnya rapi dan lebih persis seperti apartemen wanita sedikit minimalis. Hingga ia sampai di depan pintu "Jiminie Room" senyum miring terlihat jelas di wajah Jungkook saat pintu kamar itu ia bukak dan beruntung tidak di kunci.

Saat masuk ke kamar Jimin menurut Jungkook kamar ini tak sesuai dengan kepribadian Jimin yang datar dan cuek. Jungkook sedikit tersenyum melihat objek di depannya berbanding tebalil dengan dirinya yang mendominasi warna hitam di kamarnya.

Cool Boy and Bad Boy || KM ✓Where stories live. Discover now