2

5.5K 478 26
                                    

02.00

"Astaga kaget" Jungkook yang baru saja memasuki rumah langsung dikagetkan oleh sang daddy yang menunggunya di ruang keluarga yang sayangnya berhadapan langsung dengan tangga ke lantai dua.

"Duduk Jungkook. Ada yang harus daddy bicarakan dengan mu" ya memilih pasrah dari pada urusannya semakin panjang

Jungkook tetap diam apa apaan daddynya ini menyuruhnya duduk namun masih sibuk dengan tablet di tangnnya yang menampakkan diagram kenaikan saham perusahaan. Memilih melikir pada daddynya yang menurutnya sangat tampan.

Taehyung memang masih berusia kepala tiga karna di ingat kembali Jungkook lahir saat sang daddy masih berusia 19 tahun ya ayahnya itu menikah muda dan lagi sang mommy yang hamil dirinya di luar nikah.Tapi jangan salah tak ada satupun yang berani membuka suara soal hal itu hai siapa yang berani melawan keluarga Jeon bahkan media sekalipun.

Di usianya yang 32 tahun Taehyung masih sama tampannya dan tegasnya ya satu yang Jungkook dapat pelajari menikah muda itu tak baik pada awalnya mommynya Jeon Irene adalah sosoknya yang sangat mencintai sang daddy namun setelah melahirkan Jungkook sang mommy mendapat tawaran di dunia permodelan dan semuanya berubah saat itu tepat 13 tahun silam sang mommy meninggal dunia karna kecelakaan dan daddynya sampai sekrang sepertinya masih sangat mencintai sang istri walau setelah melahirkan dirinya mommynya beberapa kali kedapatan berselingkuh, terbukti hingga saat ini tak ada yang dapat menggantikan posisi Irene di hati Taehyung padahal Jungkook tak pernah masalah dengan hal itu.

"Aishh daddy ada apa jika ingin meminta uang pada ku maka aku tak punya, aku belum bekerja jadi belum ada uang nanti saja saat sudah bekerja panggil aku lagi untuk minta uang menutupi hutang hutang daddy" mulut tipis itu sudah sangat Taehyung tau akan mengelurkan kata kata seperti apa ia tak pernah mempermasalahkan hal itu karna ya ia tak jauh berbeda dengan sang anak saat remaja dulu. Bahkan dulu ia sering kali melawan pada kakek Jungkook.

Menarik nafas sejenak sebelum akhirnya Taehyung memberitahu apa tujuannya meminta Jungkook duduk di sampingnya.

"Ini" Taehyung memberikan selembar ketas yang berisikan deretan nilai.

"Apa ini?" Jungkook bertanya balik

"Hasil tes nilai terakhir mu selama sebulan ini dan hasilnya buruk kau tak mendapat satupun nilai 9 dan liat rata rata mu tak tembus 89 apa kau sudah menjadi orang bodoh ah!!" Bentakkan Taehyung terdengar ke seluruh ruangan lantai satu itu ia tak peduli jika para maid akan terganggu dalam tidur mereka.

"Apa kau begitu bodoh ah sebulan ini kau tak pergi les dan malah keluyuran dengan teman bangsat mu itu"

Ikat pinggang yang sedari tadi berada di samping Taehyung akhirnya keluar dan langsung mendarat pada pinggang Jungkook.

Tiga kali ikat pinggang merek Gucci itu mengenai pinggang kanan Jungkook Taehyung sejak pertama kali melakukannya sudah berdiri dari duduknya.

"Jika kau tetap bodoh seperti ini liat apa yang akan aku lakukan. Asrama di Amerika menunggumu dan ya jangan pernah berharap kau akan dapat uang dari ku sedikit pun Jungkook"

Setelahnya Taehyung pergi dari sana. Jungkook hanya diam hingga sosok daddynya hilang di balik pintu ia sudah sangat biasa dengan hal ini, sejak kecil masuk sekolah dasar ia selalu di pukul jika nilainya tak sesuai dengan keinginan sang daddy. Sorot mata tajamnya kembali ia semakin membenci Taehyung.

"Uang ya? Jangan mengancam ku dengan uang daddy aku tak butuh uang mu"

::::::::::::::::::::::::

"Selamat pagi Jimin. Hyung sudah buatkan sarapan makanlah sebelum berangkat sekolah" Seokjin baru saja akan menata makanan di atas meja sebelum

"Tak usah aku langsung pergi saja"

Seokjin hanya dapat menghela nafas ia pikir saat Jimin mau tinggal denganya sosok hangat Jimin akan kembali setidaknya pada dirinya saja itu sudah sebuah keajaiban bagi Seokjin ia merindukan sepupu manisnya itu tersenyum.

Andai saja Jimin tak kehilangan percayaanya pada semua orang mungkin saat ini ia akan menajadi namja manis dan lucu seperti ia kecil dulu.

:::::::::::::::::::::::::

"Jungkook duduk"

Lagi Jungkook hanya mematuhi permintaan sang daddy duduk di meja makan menatap sarapan pagi yang sudah di siapkan para maid.

Pinggang Jungkook? Itu hanya sedikit biasanya Taehyung akan memukulnya lebih dari sepuluh kali mungkin semalam daddynya sudah mengantuk jadi hanya tiga kali ia mendapat pukulan.

"Apa lagi? Ingin memukul ku lagi seperti semalam?" tanpa rasa bersalah Jungkook meminum susu pisang yang sudah di siapkan untuk dirinya.

"Apa mau mu?" Pertanyaan oleh Taehyung membuat Jungkook menyerit bingung

"Apa maksud daddy"

"Katakan kemauan mu agar daddy dapat melihat nilai mu kembali sempurna"

Ahh! Jungkook mengerti jadi daddynya ingin sebuah bater.

"Apartemen" ucapnya acuh.

"Untuk apa? Kau ingin apakan Apartemennya?"

"Aku ingin tinggal terpisah dengan daddy jadi berikan aku Apartemen di dekat daerah les agar aku tidak terlalu lelah"

"Baiklah mulai besok kau akan pindah" bagaimanapun Taehyung harus menerimanya menerima ia akan tinggal sendiri di rumah besar ini. Ah lagi lagi hidupnya kembali sepi.

"Bagus. Aku berangkat" dengan langkah besarnya Jungkook meninggalkan Taehyung.

Jujur Taehyung sangat sangat menyanyangi Jungkook bagaimana pun Jungkook adalah anak kandungnya darah dagingnya dan ia tak dapat mengabaikan hal itu. Taehyung tak ingin melakukan kesalahan yang sama lagi kehilangan orang yang ia cintai karna tak mendapatkan apa yang di inginkan mereka.

Tatapan matanya menjadi sendu. Ia dan Jungkook seperti orang asing. Mungkin caranya mendidik Jungkooklah yang salah.








































TBC

Jangan lupa Vote dan Comment

Happy Reading

Cool Boy and Bad Boy || KM ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant