Love is hurt 12

228 45 31
                                    

Tetesan air bening terus membasahi pipi Sena, tak lupa kedua tangan Sena terus mengelus perutnya.

Setelah keluar dari mobil Jeffrey, Sena langsung masuk ke rumah, berjalan hati-hati, takut terjatuh.

Sena menyuruh Mina dan Jeffrey untuk pulang, ia butuh waktu untuk menyendiri.

Sena mengunci pintu depan rumah, langkahnya bergerak menuju kamar, mengunci pintu, kemudian duduk di tepi ranjang, tak lupa masih dengan air mata yang mengalir.

Sena terus mengingat percakapan antara Sean, kak Egi, dan juga mama yang membuatnya tambah menangis lagi.

Sebuah kebenaran yang membuat dirinya menyesal, seandainya, ia tak pergi ke sana, ia tak akan tau kebenaran itu.

Tangan Sena bergetar mengusap air matanya yang masih terus mengalir. Ia mengingat lagi, lagi, dan lagi, percakapan itu.

Langkah Sena terhenti, ketika mendengar suara Sean, kak Egi, dan mama, Sena berasumsi bahwa ia berada di dekat pintu masuk, nyatanya ketiga orang itu tak melihatnya.

Kaki Sena bergetar, tubuhnya melemas, matanya meneteskan air mata, percakapan mereka bertiga membuatnya tak tau harus berkata apa.

Keluarga ini dipenuhi dengan drama, topeng, dan kebohongan, itu yang Sena ketahui sekarang.

"Lihat anak laki-laki mama itu, dia sudah punya istri, tapi malah menghamili wanita lain, mama tau, siapa yang dia hamili? Orang itu adalah Airin, teman Sean sejak zaman SMA dulu." Itu adalah perkataan kak Egi yang membuat Sena terduduk lemas di atas dinginnya lantai depan rumah.

Plak!

Suara tamparan terdengar, yang bisa Sena tebak orang yang ditampar itu adalah Sean.

"Asalkan mama tau, putri mama itu tidak sesuci yang mama pikirkan, apakah mama tau, kenapa selama ini Sena tak mendapatkan donor mata? Itu karena putri mama, dia meminta dokter agar memberitahu mama, bahwa tak ada pendonor yang sesuai dengan Sena."

Mata Sena terbelalak mendengar ucapan Sean, kenapa kak Egi melakukannya? Sena kira dia menyayanginya seperti adik kandungnya.

Mama berteriak sangat kencang, kenapa kedua anaknya bisa melakukan perbuatan seperti ini.

"Kenapa kalian melakukan ini? Tak kasihankah kalian kepada Sena?" Mama mengajukan pertanyaan.

"Saya melakukan ini karena saya tak mencintai wanita itu ma, wanita itu sebenarnya adalah seorang penipu, dia tidaklah buta ma, selama dia membohongi kita semua!"

Hati Sena mencelos ketika Sean berucap dengan nada tingginya, sebegitu bencikah Sean kepada Sena hingga ia menuduh Sena sebagai pembohong?

Tamparan terdengar lagi, mama semakin terisak.

"Kenapa kamu berasumsi seperti itu, dia buta sejak kecil Sean, sejak kecelakaan itu terjadi, saat di rumah sakit mama yang merawatnya, saat itu juga mama tak percaya, gadis sekecil itu mengalami kebutaan, dan untukmu Egi, kenapa kamu melakukan semua ini? Kamu tidak suka Sena?"

"Bukan begitu ma, aku ingin balas dendam kepada Sean ma, dengan adanya Sena yang buta, hidup Sean menjadi susah, aku hanya ingin itu, aku ingin membalaskan kematian papa dengan kesusahan Sean."

Sena tak menyangka bahwa kak Egi seperti ini, apa yang  sebenarnya yang terjadi?

"Kenapa kamu ingin balas dendam? apa salahku? Kematian papa bukan karena diriku, kak, kenapa kamu begitu kejam?"

Love is HurtWo Geschichten leben. Entdecke jetzt