Love is hurt 7

451 59 21
                                    


Sean mengerjapkan matanya pelan, suara dering ponselnya sangat mengganggu kegiatannya saat ini.

Sean mengambil ponselnya yang ia letakkan di meja nakas, kemudian mengangkatnya dan meletakkan di samping telinganya.

"Halo ma, ada apa? Kenapa pagi-pagi seperti ini menelpon saya?"

"........"

"Iya, saya akan segera ke sana."

Sean mengakhiri panggilannya dengan sang mama, ia membangunkan Airin dan menyuruhnya agar segera membersihkan tubuhnya.

Sean mengecupi pipi Airin, tapi ia tak lekas bangun dari tidurnya.

Sean membopong Airin dan membawanya ke dalam kamar mandi, Sean berencana akan mandi bersama dengan Airin dan juga ingin melanjutkan lagi kegiatan panas mereka.

Setelah selesai dengan kegiatan mereka berdua, Sean dan Airin turun ke bawah.

Sean yang menggunakan kemeja putih dengan setelan jas hitamnya serta dasi hitam biru, sedangkan Airin yang masih menggunakan pakaiannya yang kemarin.

"Tuan Sean, kak Sena tidak ada di rumah." Ucap Mina tatkala Sean menginjakkan kakinya di lantai bawah.

"Bagaimana bisa?" Tanya Sean.

"Aku tidak tahu tuan, aku sudah mengecek seluruh ruangan ini, tapi kak Sena tidak ada." Jawab Mina.

Sean langsung menarik tangan Airin dengan terburu-buru, ia masuk ke dalam mobil, tak lupa dengan Airin yang ada di sampingnya.

Sean mengemudikan mobilnya dengan lajuan yang sangat cepat.

"Siapa Sena?" Tanya Airin.

"Dia adalah sepupuku." Jawab Sean yang ditanggapi anggukan oleh Airin.

Setelah mengantarkan Airin pulang, Sean langsung menancapkan gas mobilnya menuju rumah keluarganya.

Sebuah pertanyaan muncul dalam pikirannya
'apa Sena ada di rumah keluarganya?Tapi kenapa bisa?'

Saat Sean sampai di rumah keluarganya, ia langsung masuk dan menuju ke kamar yang dulu pernah Sena digunakan, tapi langkahnya terhenti ketika sang mama menghadangnya di tengah jalan.

"Kemana saja kamu? Kenapa baru datang?" Tanya sang mama kepada Sean.

"Ada urusan sebentar." Jawab Sean dengan malasnya.

"Kenapa Sena bisa pergi dari rumah?"

"Entahlah saya tidak tau, tanya saja sendiri kepada menantu kesayangan mama itu."

"Tolong jaga dia dengan baik Sean, mama mohon."

"Saya tidak bisa ma, saya tak ingin mempunyai istri buta seperti dia, saya hanya ingin istri yang sempurna yang dapat merawat saya."

"Kamu pikir mama ingin punya menantu seperti Sena? Tidak Sean, mama juga ingin punya menantu yang sempurna, bukan menantu yang tidak dapat melihat, tapi semua mama ikhlaskan, agar mama dapat mengurangi beban mama, tolong sayangi Sena seperti kamu menyayangi mama."

"Aku tidak bisa ma, bagaimana bisa saya mencintai wanita seperti dia? Yang ada saya hanya bisa menyakitinya, ma."

"Kamu harus ingat Sean, Sena seperti itu karena kamu adalah penyebabnya, kamu harus bertanggung jawab."

"Persetan dengan itu semua ma, mama tidak bisa memaksakan kehendak mama kepada saya, dulu mama hanya meminta saya untuk menikahinya bukan untuk mencintainya, jadi maafkan saya kalau saya menyakitinya."

Mama Sean terisak, anaknya terlalu keras kepala.
"Seharusnya kamu ingat bagaimana kecelakaan itu terjadi Sean."

Sean memutar bola matanya jengah,
"Untuk apa aku mengingatnya, kecelakaan itu bukan hal penting yang harus aku ingat, ma."

Love is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang