Love is hurt 10

252 53 11
                                    

Waktu tak dapat diputar, waktu pun tak bisa dihentikan, tapi waktu dapat dihitung dalam bentuk bilangan angka.

Sudah setengah tahun pernikahan Sena dan Sean berjalan, setelah perkataan Sean  ingin belajar mencintai Sena, Sean lebih perhatian terhadap Sena, tak ada lagi bentakan yang selalu mengiri keseharian Sena.

Sikapnya terhadap Sena  sekarang lebih lembut, dia juga sering memasakkan Sena  makanan di pagi dan malam hari.

Sean mencium kening Sena  lama, kemudian mengelus pipinya pelan, ia berpamit pergi kerja, Sena mengiyakan dengan anggukan kepala, langkahnya terdengar meninggalkan Sena  di ruang makan sendiri, terdengar deru mobil yang semakin lama menghilang, tanda bahwa Sean telah pergi.

Pendengaran Sena  menajam, ia mendengar suara pintu depan terbuka, yang bisa Sena  tebak bahwa itu adalah Mina.

Sena bangkit dari duduknya, melangkah menuju ke ruang tamu, tentunya dengan langkah pelan dan juga hati-hati.

Sena mendengar teriakan riang Mina dan merasakan pelukan di tubuhnya, sudah seminggu mereka berdua tidak bertemu, Mina fokus terhadap kuliahnya karena ada ujian semester.

Sena membalas pelukan Mina dan mengelus rambut panjangnya.

"Hari ini ada kegiatan setelah selesai bekerja?" Tanya Sena kepada Mina.

"Tidak, memangnya kenapa?"

"Temani aku ke rumah mama, sudah lama sekali aku tak berkunjung ke sana."

"Siap, kakak!"

Sen melangkah menuju kamarnya, mencari ponsel yang tadi ia letakkan di atas ranjang, setelah beberapa menit meraba-raba kasur, Sena menemukan ponsel kesayangannya itu, ponsel pemberian mama Sean saat Sena resmi di adopsi oleh keluarga Sean.

Sena menggerakkan mulutnya untuk mengucapkan sepatah kata, agar ponsel ini dapat memberinya alunan musik yang menenangkan.

Sena duduk di tepi ranjang, menikmati alunan musik yang masuk ke dalam telingaku, kedua tangannya ia letakkan di atas paha, dengan senyum yang merekah, beberapa pertanyaan kembali muncul dalam benak Sena.

Apakah Sean benar-benar berubah?

Apakah dia mulai mencintai Sena ?

Apakah sikapnya yang lembut itu hanya sementara?

Semua jawaban dari pertanyaan itu hanya ada pada Sean sendiri, Sena pun tak tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

Jika memang ini sementara, Sena akan menikmatinya, menikmati sikap lembut Sean.

•••••

Sean duduk di bangku pinggir jalan, saat ini waktunya makan siang, ia pergi dari kantor untuk menemani sahabatnya, ralat, kekasihnya jalan-jalan di siang hari.

Walaupun ia berusaha membuka hati untuk Sena, tapi ia tak bisa melupakan kekasihnya, ia mencintainya.

Sean menatap lurus ke depan, tiba-tiba ada seorang yang lewat di depannya, mata mereka bertemu, orang itu langsung berlari saat mata Sean dan matanya bertatapan.

Sean berpamitan kepada Airin yang tengah membeli es krim di pinggir jalan, ia memberi alasan bahwa ada rapat mendadak, dan Airin mengizinkan Sean pergi.

Sebenarnya tak ada rapat mendadak yang menghampiri Sean, Sean memberi alasan itu untuk mengejar orang yang tadi bertatapan dengannya.

Dengan langkah panjangnya, Sean berlari mengejar orang itu, jarak keduanya sangat jauh, sampai saat di barisan berbagai toko, Sean sudah tak menemukan orang itu.

Dengan keringat yang bercucuran, Sean mengepalkan tangan dengan eratnya, otot-otot di kepala dan tangannya nampak, Sean marah besar seakan dibohongi.

Orang yang tadi bertatapan sekilas dengannya itu adalah Sena, tapi benarkah dia adalah Sena?

Wajah, bentuk tubuh, rambut, dan warna kulitnya sama, yang beda hanyalah penglihatan mereka berdua.

Apakah Sena selama ini berbohong tentang kebutaannya?

Dengan rasa kesal dan marah, Sean memberhentikan taksi, ia tak membawa mobil, dengan cepat taksi itu melaju ke rumahnya.

Dengan langkah tergesanya, Sean langsung membuka pintu rumah, bertanya di mana Sena dan menyuruh Mina agar segera pergi meninggalkan rumahnya sekarang.

Sean mendekati Sena yang sekarang tengah berdiri di dekat meja makan dan langsung menariknya dengan kasar.

•••••

Setelah melakukan acara makan siang bersama Mina, Sena sekarang tengah berdiri di dekat meja makan, entah apa yang ingin Sena lakukan, Sena tidak tau, sekarang Sena tak punya kegiatan apapun yang harus dilakukan.

Sena mendengar langkah seseorang mendekatinya, dan merasakan orang itu menarik tangannya dengan kasar, Sena mencoba untuk memberhentikan langkah kakinya, tapi tak bisa, tarikan dari orang itu terlalu kuat.

Sena merasakan tubuhnya didorong, pantatnya bertemu dengan dinginnya lantai, dan punggungnya berbenturan dengan kerasnya kaki ranjang, Sena meringis merasakan sakit itu.

Tangan Sena  kembali ditarik dengan kasar, ia merasakan tubuh belakangnya bertemu dengan dingin dan kasarnya tembok, orang itu memojokkannya.

Dagu Sena ditarik olehnya dan dicengkeram dengan kasarnya, air mata Sena mulai turun membasahi pipi, sebut saja Sena  cengeng, itu memang dirinya.

"Sebenarnya, kebohongan apa yang kamu lakukan selama ini?"

Sena tak mengerti dengan pertanyaan itu, dari suaranya itu, Sena  tau bahwa orang yang kini mencengkeram dagunya adalah Sean, suaminya.

Kenapa dia kembali kasar?

Kemana perginya sifat lembutnya yang beberapa bulan ini ia berikan kepada Sena?

"JAWAB PERTANYAAKU!"

Sena menggeleng pelan, tidak tau maksud dari pertanyaan yang Sean lontarkan kepadanya.

Sean menambah cengkeramannya di dagu Sena, ia mendesis pelan, rasa sakit mendominasi area wajahnya.

"Selama ini, kamu pura-pura buta?"

Sena menggeleng dengan cepat, pertanyaan macam apa ini? Jelas-jelas Sena  buta sejak ia mengalami kecelakaan itu, kecelakaan yang merenggut orang tuanya dan kedua matanya.

Sena memberanikan diri menarik tangan Sean dari dagunya, dengan segenap keberaniannya Sena  berteriak dengan kencangnya.

"Memangnya aku terlihat seperti seorang penipu?! Jelas-jelas aku buta sejak aku mengalami kecelakaan yang disebabkan oleh kamu, aku menderita sejak itu, memang bisakah kamu menggantikan penglihatanku yang hilang? Hah?!"

Plak!

Sean menampar pipi kanan Sena, Sena merasakan rasa panas dan perih di pipi bagian kanannya, air matanya tambah membasahi pipi yang menambah rasa perih itu.

"Ini adalah hukuman bagimu, karena berani berteriak di depanku."

Tubuh Sena dijadikan pelampiasan kemarahan dan nafsu bejat Sean.

•••••

Hai! Hai! Author back nih, ada yang kangen nggak? Maaf ya jarang up cerita, kegiatan author di dunia real terlalu banyak, jadi sibuk deh, beri saran dong buat author biar bisa tidur dengan cepet, author itu kalau mau tidur suka ngerasa kayak ada gempa gitu, jadi mau menuju alam mimpi itu lama, dan sekarang author kekurangan tidur, kalau lagi ada daring pun, author cuma ikut gabung terus tinggal tidur( jangan tiru, gak baik ) jadi saranin author biar mengatasi masalah itu ya guys! Author tunggu saran kalian, mwahh❣️.

Maaf ya kalau karya author tidak memuaskan kalian sebagai pembaca.

Love is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang