Love is hurt 17

124 28 2
                                    

Sean berlari keluar rumah, setelah beberapa yang lalu ia pingsan tak sadarkan diri, sepenggal peristiwa masa lalu telah ia ingat. Sean masuk ke dalam rumahnya setelah mengendarai mobilnya beberapa saat, ada hal penting yang harus ia pastikan.

Sean membuka laci lemari kamarnya, kamar yang berada di lantai dua rumahnya. Mencari-cari barang yang sangat berharga, akhirnya sebuah dompet berwarna merah ketemu. Sebelumnya, Sean penasaran dengan isi dompet itu ketika ia menemukan barang itu di dekat rumah, ia tak pernah membukanya, dan sekarang ia berani membuka dompet itu.

Sebenarnya, tanpa membuka dompet itu saat ini, Sean sudah tau isi dari dompet merah lusuh yang sedang ia pegang. Sebuah kartu pelajar dan beberapa lembar uang.

Sean langsung berlari keluar rumah, melajukan kendaraan menuju JRIN'S Cake, semua jawabannya ada di sana, ia harus memastikan hal itu. Semua ingatan yang ia lupa sudah kembali, dari Airin yang berselingkuh dengan papanya, ketika Sean memperkosa seorang gadis, dan juga ketika ia menabrak papanya sendiri sampai tewas, Sean ingat semuanya.

Sean membuka pintu toko JRIN'S Cake, hal pertama yang ia lihat adalah Mina dan Jeffrey keluar dari sebuah pintu yang Sean pastikan bahwa itu adalah ruangan sang pemilik toko.

"Tuan Sean!" Panggilan Jeffrey dan Mina, Sean hiraukan, ia langsung masuk ke dalam ruangan itu.

Sean menarik tangan pemilik toko ini, siapa lagi jika bukan Aderin, kemudian langsung memeluk Aderin dengan erat sambil menciumi rambut panjang Aderin.

"Maafkan aku." Ungkap Sean dengan tulus, ia menyadari kesalahannya tak bisa dimaafkan, tetapi ia hanya ingin minta maaf, walaupun mungkin Aderin tak memaafkannya.

Aderin memberontak, mendorong tubuh Sean agar dirinya terlepas dari pelukan laki-laki itu.

Plak!

"Kamu tidak pantas mengucapkan kata itu, kata maaf tidak berharga untukku." Tubuh Aderin bergetar.

"Kamu adalah sumber kesengsaraan bagiku. KELUAR DARI SINI! AKU TIDAK INGIN BERTEMU DENGANMU LAGI!" Aderin mengusir Sean dengan suara teriakannya, ia tidak boleh menangis, ia adalah wanita kuat.

"Bunda!" Tiba-tiba Justin masuk ke ruangan Aderin, melihat bundanya terduduk di lantai, Justin langsung mendekati Aderin.

Sean kaget ketika ada anak kecil masuk dan memanggil Aderin dengan Bunda.

"Apakah dia adalah anakku?" Tanya Sean

Aderin tersenyum tipis, ia tak sanggup mendengar pertanyaan yang Sean lontarkan kepadanya.

"Justin, kamu keluar sebentar ya, ajak Tante Sahila bermain." Justin mengangguk dan langsung keluar.

Aderin berdiri, tubuhnya sudah tak bergetar lagi, kakinya sudah mampu menopang tubuhnya.

Plak!

Satu tamparan mendarat lagi di pipi Sean, Sean hanya tersenyum, ini tak sebanding dengan kesengsaraan yang dialami oleh Aderin selama ini.

Aderin berteriak dengan keras, ia sudah tak mampu membendung air matanya, memori kelamnya mulai berjalan di otaknya, bayangan ketika ia diperkosa menghantui dirinya, ia mulai menutup telinga.

Aderin terus berteriak, Sean tak tega, ia seorang pria bejat, ia telah menorehkan traumatik kepada wanita ini.

Sean langsung mendekati Aderin, memeluknya. Walaupun Aderin memberontak, tetapi Sean terus memeluk Aderin, hingga Aderin tak lagi memberontak dan terus menangis dalam dekapan hangat Sean.

"Jeffrey, ayo pergi!" Jeffrey langsung memegang tangan Sena, menuntunnya untuk keluar dari toko kue ini, Mina sudah pergi dari tadi karena ada jadwal kuliah mendadak.

Love is HurtWhere stories live. Discover now