Ah, Gaara paham sekarang. "Tidak, sepertinya semalam hanya kesalahpahaman. Aku hanya terlalu khawatir sehingga bicara meracau."

Pria itu mengusap rambutnya yang masih setengah basah dan menyisir nya dengan jari. Sakura tidak berkedip melihatnya, ia seperti melihat artis tampan yang sedang berlagak.

"Itu tidak akan terulang." Tegas Gaara. Karena aku akan segera terlepas dari sini. Lanjut nya dalam hati.

Sakura menyadarkan diri nya dan tidak menatap Gaara lagi.

"Kakak ku mengirim pesan, wajah kita masuk berita lokal di tv, tentang serangan teroris di supermarket kemarin lalu dia mengoceh di telepon tentang mu."

Gaara heran, "Mengapa dia mengoceh tentang ku?"

"Dia memuji mu karena telah menolong ku!" Jawab Sakura yang kini sudah menatap Gaara lagi. "Hari ini kau harus bersama ku seharian penuh lagi, kurasa kita tidak bisa kemana-mana, aku ingin pergi keluar tapi cukup takut karena kejadian kemarin."

Gaara melihat aura ketakutan Sakura, gadis itu melihat pisau melesat dan juga baku tembak secara langsung. Belum lagi Gaara membawanya kabur, gadis itu juga melihat bagaimana luka Gaara di jahit, pasti Sakura tidak bisa tidur nyenyak semalam.

"Rumah mu ini besar, lebih dari cukup untuk menjadi tempat mu bersenang-senang, kau bisa melakukan apa saja yang kau inginkan."

"Dengan mu?" Sakura menaikan sebelah alisnya heran. "Kau, pria yang suka hal-hal menyenangkan? Kau yakin?"

Gaara tidak menjawab, hanya menaikan bahunya sekilas. Dia hanya bertugas menjaga Sakura, bukan untuk menemani gadis itu bersenang-senang. Melakukan hal-hal yang tidak biasa di lakukan oleh orang pendiam seperti Gaara.

"Ku tebak kau itu tukang tidur." Hardik Sakura. Gaara langsung menatapnya tak terima.

Mengingat lingkaran hitam di mata Gaara, apa Sakura serius tidak bisa menafsirkan Gaara itu seperti apa? Matanya sudah seperti mata panda.

Gaara menunjuk lingkaran hitam pada matanya. "Hitam." Ucap nya dengan geram. "Ini bukan celak mata, tapi mata panda karena aku kurang tidur, Sakura."

"Aku tidak akan bisa tidur setelah menyaksikan banyak ancaman dan itu sudah ku lakukan selama bertahun-tahun setiap aku menjalankan misi."

Sakura lagi-lagi membuat kerutan di dahinya. Ia curiga lama-lama berdebat dengan Gaara wajahnya bisa cepat keriput.

"Misi? Kau sebut hal ini misi? Memangnya kau itu agen atau detektif yang mendapat misi. Cara bicara mu lucu sekali." Sakura merasakan ujung bibirnya berkedut ingin tertawa kecil namun ia tahan.

Gaara merasa tenggorokkan nya kering seketika setelah ia keceplosan pada Sakura, beruntung sekali gadis itu tidak curiga dan malah ingin menertawakan Gaara.

Ponsel Gaara bergetar, ada sebuah panggilan masuk dan itu dari Deidara. Gaara menunjukkan gesture kalau ia harus menerima panggilan itu pada Sakura. Gadis itu mengangguk pelan dan memperhatikan Gaara yang mulai menjauh, pria itu tidak ingin Sakura mendengar apa yang akan ia bicarakan.

Sakura ini tingkat penasaran nya sangat tinggi, dia gadis kepo jadi tidak mungkin ia diam saja. Ia tau, menguping itu tidak baik tapi Sakura sangat ingin tau dengan siapa Gaara berbicara.

Sakura mengikuti Gaara dan bersembunyi untuk mendengarkan apa yang di bicarakan pria itu.

Gaara menghela napasnya sejenak, ia baru saja menerima kabar buruk dari Deidara.

"Apa Kiba terluka separah itu?" Gaara bertanya pada Deidara melalui sambungan panggilan itu. Di sisi lain, Sakura yang sedang menguping kini mengernyit.

RED LIGHT (GaaSaku) ✓Where stories live. Discover now