"Keknya gue sibuk nyanyi deh, jadi nggak sadar."
Taeyong mengernyit. "Nyanyi? Lo nyanyi?"
Lisa mengangguk sembari tertawa renyah. "Iya, sambil nyanyi."
"Ck, kalo lagi berjendara itu fokus, malah nyanyi," decak Taeyong, "yaudah ayo masuk."
Lisa mengerjap, namun tak urung mengikut Taeyong.
Kayaknya, Taeyong nggak pernah ngerasain gimana jadi penyanyi kelas atas saat berkendara deh.
Hari ini resto Eri sedang ramai, karena tadi habis ada perayaan ulang tahunnya Rafatar di sini. Di tambah ada promo besar-besaran untuk paket kambing guling. Ini cuman tempat makan biasa, nggak segede solariya ataupun mekdonal. Cuman resto cepat saji yang tidak pernah sepi. Ada aja acara di tempat sederhana namun mengalahi rumah Sule ini.
"Lo mau pesen level berapa?" tanya Taeyong dengan tatapan yang tertuju pada buku menu yang tersedia di atas meja mereka.
"Gue level delapan."
Taeyong menoleh dengan kedua bola mata yang membulat. "Lo tahan?"
Lisa mengangguk. "Gue biasanya level delapan sih. Emang lo biasanya level berapa?"
"Nggak pernah di atas tiga. Gue nggak tahan pedes, tapi pengin makan pedes."
Lisa mengangguk sebentar. "Jadi mau level tiga? Atau dua? Satu?"
"Tiga aja. Lo nambah nggak? Gue mau nambah cumi tepung."
"Nggak, gue nggak nambah. Minum lo apa?"
"Es jeruk. Gue dua es jeruk."
Lisa mengangguk lagi. Sebenernya, mereka bisa tinggal bilang ke kasirnya langsung tanpa perlu saling bertanya. Tetapi, sedikit Lisa ingin tahu apa yang disuka Taeyong.
Taeyong nggak tahan pedes, tapi pingin makan pedes. Ayam gepreknya level tiga aja biasanya. Terus minumannya es jeruk, dua gelas.
Oke, apalagi yang harus Lisa ingat?
Oh oke, Taeyong nambah cumi tepung goreng. Berarti Taeyong suka itu.
"Lisa," panggil Taeyong, "coba liat. Itu ada paket spesial ayam geprek. Dapet seekor."
Lisa sontak melotot. "Lo mau paket itu? Emang abis?"
Taeyong mengangguk. "Iya, gue mau."
"Itu level terakhir loh, alias sepuluh, tahan lo?"
Taeyong mengangguk lagi. "Gue laper dan pengin makan yang pedes-pedes."
"Perut lo nggak bakalan sakit?"
Taeyong diam sesaat, kemudian menatap pada Lisa yang duduk di depannya. "Makan pedes bisa bikin sakit perut?"
"Bikin lo mati," jawab Lisa yang sontak membuat Taeyong terkejut dan kemudian menggeleng.
"Yaudah, gue ayam bakar lalapan aja. Es jeruknya dua. Itu doang."
Lisa mengangguk sembari menahan senyum. Oke, kejadian ini bakal ia ingat nanti dan akan menjadi kenangan tersendiri untuknya.
Lantas Lisa menoleh pada mbak-mbak yang memang sudah menunggu di dekat mereka untuk mencatat pesanan mereka. Kemudian ia pun menyebutkan pesanan mereka yang dengan sigap di catat oleh si mbak-mbak cantik ber-name tag Dery itu.
Setelah mbak-mbak itu pergi. Tak ada lagi suara dari kedua orang satu meja itu. Lisa maupun Taeyong sibuk dengan ponsel masing-masing, juga perasaan masing-masing.
Taeyong membuka roomchat nya dengan Ayuna, yang tentu saja membuat jiwa raganya melemah.
A♡
| Aku lagi sama temen-temen
| Mereka nggak kenal kamu, kalo kamu dateng nanti suasananya jadi canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Us || Yonglisa
FanfictionHi, ini Eri. Kali ini Eri akan membawakan kumpulan kisah pendek dari dua manusia favorit Eri, Lee Taeyong dan Lalisa Manoban. I hope you guys enjoy it💕 ⚠⚠⚠ ▪ 13+ ▪ Harsh words. ▪ The contents are really cringe and random. ▪ Some stories have differ...
💌secret admirer (8)💌
Mulai dari awal
