💌secret admirer (8)💌

Start from the beginning
                                        

Ya, terlepas dari itu, ada ancaman dari Taeyong yang terus memutar pikirannya. Toh, Lisa menerima karena tidak ingin channel youtub nya ketahuan banyak orang. Kendati sebenarnya, jauh di lubuk hatinya, ini adalah kesempatan pertamya, juga kesempatan terakhirnya.

Pada akhirnya, Lisa hanya akan mendam sendiri ‘kan? Lalu perasaan ini pasti akan hilang seiringan waktu berjalan. Toh, memang sejak awal ia tidak ingin memberitahukan perasaannya, sekali lagi Lisa cukup sadar diri untuk tidak melakukannya.

Lisa akhirnya kembali pada sofa, mengambil tas, tepatnya mencari-cari sesuatu di sana. Hingga benda yang ia cari kini sudah di genggamannya, ia lantas berbalik, mendekat dan berdiri di depan Taeyong yang masih duduk di sana.

“Ayo latihan.”

Ucapan singkat itu membuat Taeyong mengerjap kaget. “Hah apa?”

Lisa mengikat rambutnya. “Gerakan tadi gerakan awal? Gue mau coba dulu, mumpung inget.”

Taeyong membelalak. Seketika ia bangkit dan menatap serius pada Lisa. “Lo mau gerakan yang tadi?”

Lisa mengangguk, ia kemudian berjalan menuju speaker aktif di sana, kemudian menyalakan musik lewat laptop Taeyong di sana.

Intro musik berputar, lantas Lisa berbalik dan mendekati Taeyong.

“Tapi habis itu lo harus kasih tau alasan lo milih gue jadi partner lo.”

Sudut bibir Taeyong tertarik sempurna, ia menggangguk yang kemudian tertawa kecil.

Lisa mengalihkan wajahnya, menyembunyikan wajah tersipunya dan menahan debaran di dadanya akibat senyuman tampan Taeyong.

“O-ke, tadi gini kan ...?” Lisa ingin menggerakan badannya sesuai dengan ingatannya akan gerakan yang ditampilkan Jimin sebelum menempelkan diri dengan Taeyong.

Namun, gerakannya tertahan saat Taeyong mendekat sembari tertawa, menepuk pundaknya dan melewatinya menuju speaker dan mematikan lagunya lewat laptop.

“Loh kenapa dimatiin?” Namun Lisa justru bingung karena Taeyong tertawa.

“Lo salah play lagu, yang lo play lagu Los Dol.”

“Hah?”

Namun Taeyong justru kembali tertawa.

💌💌


Lisa menghela napas. Syukurlah tubuhnya kembali segar ketika sudah keluar dari studio yang panas itu. Dan syukurlah, latihan hari ini telah sampai di menit pertama. Untungnya lagi, Lisa maupun Taeyong cukup handal dalam menari, mungkin dalam sebulan mereka sudah menyelesaikannya atau mungkin kurang dari itu, jikalau tidak terhalang dengan kesibukan kuliah.

Lisa berjalan keluar studio itu, sedang Taeyong dibelakangnya sedang menerima telpon. Dari Ayuna.

Sakit? Jelas. Tapi ya harus gimana, perasaannya ya tanggung jawabnya, nggak bisa nyalahin orang lain kalo sakit hati.

“Ayuna ....”

Lisa menipiskan bibir, ia mendengar ucapan dalam dari Taeyong dan helaan napas dari cowok itu. Jelas ia penasaran, namun ia tidak bisa bertindak lebih. Walau begitu ia penasaran dan memelankan langkah. Sampai benar-benar tak sadar kalo Taeyong itu satu langkah saja dibelakangnya, mungkin Taeyong juga tak sadar karena terbawa dunianya sendiri.

“Maaf buat kamu risih ... iya Ayuna, kamu bisa hubungin aku nanti ... iya, aku tau, maaf ya?”

Manis banget, batin Lisa.

Lisa jadi berangan-angan, kalo dia dapat kata lembut dari Taeyong bagaimana? Ah tapi tidak mungkin. Mana mau Taeyong sama orang seperti Lisa.

Ini bukan hanya sekedar insecure, tapi lebih dari itu, dan Lisa sadar.

Another Us || YonglisaWhere stories live. Discover now