Segenggam Kenangan

129 51 11
                                    

Aku membuka knop pintu rumahku,aku tersenyum kecut melihat mereka yang sama sekali tak menghiraukan kehadiranku.ku coba memberanikan diri untuk bersalaman kepada mereka,semoga ini keputusan yg kuambil benar.

"Bu syifa pulang" tangan ku terulur namun ibu tak kunjung menyalami ku,aku masi tetap sabar dan menunggu.tapi tanganku ditepis kasar oleh ibuku.

"Masi inget rumah kamu?!" ucap ayah dengan nada dingin nya. Ya memang aku semalam tak pulang kerumah aku lebih memilih tidur dirumah oma,bagiku disana tempat semua kenyamanan dan kasih sayang.

"Dasar anak gatau diri kamu!" ucap ibu saat aku ingin menaiki anak tangga,aku terdiam sesaat sebenarnya apa yang mereka inginkan?aku sudah bersikap manis tapi apa respon mereka?

"KENAPA BU?!IBU SELALU BEGITU,AKU JUGA BUTUH KASIH SAYANG BUKAN HANYA KAK VINA SAJA BU!,APA IBU MENYESAL TELAH MELAHIRKAN AKU?,AKU TAK PERNAH MEMINTA UNTUK DILAHIRKAN DI RAHIM IBU,INI SEMUA ADALAH RENCANA Tuhan bu.." sudah aku sudah lelah melewati ini seorang diri,hanya kegelapan dan semesta yang mampu menemaniku.

"Saya memang menyesal telah melahirkan kamu"

Mataku sudah tak mampu membendung air itu,air segala sumber kesedihan bagiku,mana ada anak yang tak sedih mendengar perkataan ibunya?kadang aku iri dengan semua orang mereka memiliki ibu yang selalu ada disamping anak nya apapun yang terjadi.aku hanya bisa bersyukur dan meminta agar hati ini bisa lebih sabar.

Perlahan aku menaiki anak tangga satu persatu memori dimana aku,kak vina ayah ibu sangat bahagia kala itu kembali terputar ingin rasanya kembali kemasa lalu dan memperbaiki semuanya,hanya sebuah kasus kecil yang berujung perpecahan keluargaku,tapi ntah kenapa kak vina hanya memilih diam seperti tak memihak pada siapapun.

Kembali kubuka ruangan dimana aku hanya menghabiskan waktu ku seorang diri,aku butuh teman,sahabat,kakak,dan juga ayah dan ibu,tapi mengapa mereka seperti tak ingin adanya kehadiran ku?

Sudahlah ini memang takdirku aku tak bisa menentang semuanya,aku hanya bisa berharap ada sebuah keajaiban suatu saat nanti.

Kubuka pintu transparan yang mengarah pada balkon kamarku,aku membuka buku dengan nuansa gelap itu,ya buku dimana kutuliskan semua keluh kesahku.

saat ingin ku ceritakan semuanya dihadapan langit yang cerah ini,atensi ku beralih pada seseorang pria dengan tubuh jakung nya dan rambut berwarna coklat,tampak tak asing pikiranku terus berkutat mengingat siapa dia?,dia adalah orang yang selalu kurindukan selama ini yang selalu menemani masa kecilku.

Flasback on

"Aldii ku mohon jangan tinggalkan aku sendiri disini,aku tak punya sahabat selain kamu,jika kamu pergi siapa yang menjadi sahabatku?aku akan kesepian diiii" ucap syifa kecil sambil mengoyangkan lengan aldi.

"Aku berjanji padamu jika kelak nanti aku akan bekunjung kesini" aldi memberi kelingkingnya tapi syifa tak mau yang ia mau ia selalu bersama aldi.

Bunda aldi menarik tangan aldi,sesegera mereka memasuki mobil dan meninggalkan syifa.

"ALDII TUNGGU JANGAN TINGGALKAN SYIFAA,SYIFA GAPUNYA TEMAN SELAIN ALDIII,ALDI JAHATTT,ALDI JAHATTTT" ucap syifa yang terus meneteskan air matanya kala itu.

Flasback off

"Aldiiiiii" ucap ku spontan saat melihat aldi ingin mengetuk pintu rumah ku.

Sebelum itu aldi langsung menatap ku,iya tatapan ini yang selalu kurindukan,sudah 7 tahun silam aku meratapi kesendirian tanpa adanya seorang sahabat.

Tanpa pikir panjang aku langsung lompat dari atas balkon,aku tak peduli yang ku ingin saat ini adalah memeluknya dan melepas semua rindu ini,aldi yang tau saat itu aku akan melompat dia sudah ancang ancang terlebih dahulu.

"Happ" Dengan cekatan aldi menangkap ku,aku refleks langsung memeluknya.

"Aku rinduu padamu,kau tak tau kan?setelah kau pergi,kehidupan yang kualami itu jauh berbeda dari sebelum nya" air mataku kembali mengalir terus dan terus,aldi membiarkanya pasti ia paham apa yang telah kualami ini.

"Ayo kita ke taman komplek aja yu" ajak aldi berusaha menenangkan ku.

Aku dan aldi sama sama diam,rasa canggung menyelimuti ku,sekian lama tak berjumpa ternyata aldi sudah sedikit berubah.

"Oh ya kalo diliat liat kamu tambah cantik yaa Syif" goda aldi,seberapa mungkin pun aku menyembunyikan wajahku,aku malu benar benar malu.

"Tapi kok kamu kelihatan berantakan,ada masalah apa?cerita donk, aku bakal slalu ada buat kamu" ucap aldi yang begitu prihatin melihat kondisi syifa saat ini.

"Ak..aku sudah tak dianggap lagi,mereka ayah dan ibu lebih bangga pada kak vina,mereka kecewa saat aku tidak naik kelas waktu kelas 4 SD,mereka kecewa benar benar kecewa,padahal aku memiliki alasan tertentu,tapi apa daya aku?" Syifa yang tengah berusaha menahan air nya.

"Sudah aku percaya padamu,aku sudah ada disini bukan?aku akan slalu menemani hari harimu tenang saja Syifa ku" ucap aldi seraya mengacak rambut syifa,mengetahui syifa malu aldi makin gencar menggodanya.

Tak terasa senja mulai datang,mereka yang larut dalam berbagai perbincangan kini mulai menatap langit orange itu.

"Senja itu indah ya,tapi hanya sementara, dan kuharap tidak denganmu juga"

Aldi tak bergeming ia mersakan betapa rapuhnya sahabat kecil nya itu,ia berjanji akan selalu melindungi nya.

~°~°~°~°~°~°~°~

Syifa yang tengah bengong di balkon kamarnya,seketika atensinya beralih ketika ia melihat sosok pria jakung yang juga ikut duduk di balkon sebrang sana.

"Heyy,,syiff sini katanya bunda kangen sama kamuu" ucap aldi dari sebrang sana,dengan semangat aku mengacungkan jempolku dan segera turun kebawah.

Perlahan aku menuruni anak tangga itu,sudah biasa bagiku jika keluargaku bersenang senang diruang tengah tanpa aku.

"Bu,yah syifa ijin yaa mau ke rumah aldi,sahabat kecil syifa dulu" ucap syifa gugup.

Sementara ayah nya hanya mengangguk tanpa melihat aku sedikitpun,melihat itu aku segera pergi menuju rumah aldi.

"Assalamualaikum bundaa..." ucap ku sambil menyalami bunda aldi.

"Ehh syifaa,makin cantik aja yaa..bunda kangen sama kamu nak..tapi tante rasa yg lebih kangen itu yang diatas kamar tuh..sana kamu langsung keatas aja gih."

Aku mengangguk lalu menaiki anak tangga itu satu demi satu, setelah aku membuka knop pintu itu,terasa sangat sunyi aku menengok kanan kiri namun tidak ada juga orang yang ku tuju.

"Aku disini" ucap aldi seraya menurunkan tangga yang berada di atap,aku menaiki tangga itu dengan hati hati,sesampainya diatas atensi ku beralih pada kaca yang menampakan begitu indahnya malam ini.

"Wahh indah sekali" ucap ku menjatuhkan badan nya di sofa kecil tepat disamping aldi.aldi merangkul ku dan membawanya kesenderan bahunya.

"Kamu tau ga di? Kenapa ada bulan pasti ada bintang?" tanya aku,namun aldi hanya menggeleng yang berarti dia tak mengerti maksud dari ku.

"Karna kalau ada bintang terasa lebih indah,jika bintang tak menemani bulan maka langit akan terasa kosong dan hampa,begitu pula dengan ku jika tak ada penyemangat dihari hari ku." ucap ku tersenyum tulus.

"Sudah jangan buka lukamu terlebih dalam dan jangan terlalu terlarut dalam kesedihan itu tidak baik,cukup sudah kamu terluka tak perlu ditambah"

Mereka berdua asik menikmati pemandangan itu dengan perasaan mereka masing masing.

"Oya syif aku akan mengenalkan mu pada seseorang esok hari,apakah kau esok pagi bisa kerumahku?" tanya aldi

Sementara itu Syifa hanya mengangguk, dia sedang berfikir apakah aldi bisa menjadi bagian dari kisah cintanya?


Maaf belum terlalu pro:)
Maaf juga klo alur nya masi ruwet
Ig @_resti56

Sejuta Rasa [ON GOING]Where stories live. Discover now