Tujuh

435 73 25
                                    

Violence warning!!!
Adegan kekerasan dan tidak terpuji tidak untuk ditiru. Silakan skip awal part ini jika tidak nyaman.

Selamat membaca 😊

***

Cattleya menghentikan sebuah mobil yang kebetulan melintas.

"Bisa minta tolong?" Tanya Cattleya pada pengemudi mobil yang dia hentikan, yang ternyata dikendarai oleh seorang perempuan dengan penampilan sporty.

Cattleya merasa ada yang tidak beres. Jadi dia harus menemukan mobil yang menyerempet mobil Marvelo. Jalanan ini lurus. Baru bercabang sekitar dua kilometer lagi. Jadi Cattleya pasti bisa menemukannya.

"Ya?"

"Bantu kejar sedan silver yang tadi menabrak mobil bos Saya." Permintaan Cattleya di jawab dengan anggukan.

"Cattleya, mau ke mana?" Teriak Metta saat melihat Cattleya hendak masuk mobil.

"Kejar mobil sedan tadi. Kamu kabari saja setelah ini aku harus ke mana," jawab Cattleya kemudian langsung masuk ke dalam.

Pengemudi perempuan itu terlihat ragu saat memacu mobilnya. Mungkin karena dia canggung, ditumpangi oleh orang asing.

"Itu mobilnya! Sedan silver itu!" Seru Cattleya sambil menunjuk. Mulut Cattleya langsung komat-kamit menghapal nomor kendaraan mobil itu.

"Kalau bisa, tolong pepet mobil itu ya, Mbak. Buat dia berhenti," ucap Cattleya. "Saya akan minta bos saya kasih balasan yang setimpal untuk kebaikan Mbaknya."

Pengemudi perempuan itu hanya mengangguk. Entah ini aneh atau memang begitu adanya, Cattleya melihat perempuan yang duduk di jok sebelahnya ini seperti tidak biasa. Dia mencengkeram kemudi kuat-kuat. Dan melalui ekor matanya, Cattleya beberapa kali menangkap perempuan itu meliriknya dengan raut sinis.

Sembari tetap berkonsentrasi pada mobil di depan, Cattleya mencoba berpikir jernih. Dia mencoba untuk merangkai kemungkinan yang ada mengenai kecelakaan yang terjadi.

"Mbak suka lagunya Herjuno?" Tanya Cattleya saat dia baru menyadari jika music player di mobil itu sedari tadi memutar lagu Juno. Maklum, Cattleya hanya tahu lagu Juno The Light of My Life dan Sebatas Kawan yang mau tidak mau dia dengarkan saat Juno manggung.

Lagi, hanya anggukan yang didapat Cattleya sebagai jawaban.

Mobil yang ditumpangi Cattleya masih berjalan normal hingga berbelok untuk mengikuti mobil yang memang dikejar. Kecepatannya pun tinggi. Cattleya akui, pengemudi perempuan ini jago juga menyetir.

Namun, tepat sebelum lampu lalulintas yang seharusnya bisa dijadikan untuk menghentikan mobil sedan yang dikejar, mobil yang ditumpangi Cattleya justru banting setir ke kanan, berbelok ke jalan lain tanpa aba-aba. Beberapa mobil di belakang pun terdengar membunyikan klakson namun pengemudi perempuan di sebelah Cattleya tampak tenang-tenang saja.

"Mbak, kita kan mau ngejar mobil tadi. Kenapa malah ...."

Bug!

Tangan kiri perempuan itu tiba-tiba saja mendorong kepala Cattleya hingga terbentur keras pada kaca samping. Pening, rasanya pening sekali bahkan Cattleya merasa kepalanya sampai berdenyut.

"Kamu pikir kamu siapa?" Pengemudi perempuan itu berteriak setelah menghentikan mobilnya.

Sial! Rasa pening membuat Cattleya sulit mencerna keadaan yang terjadi.

Perempuan itu menarik kepala Cattleya agar menghadap padanya. Dia menatap Cattleya dengan nyalang sembari jari-jarinya menangkup kedua pipi Cattleya, mencengkeramnya kuat.

Deal with Mr. Celebrity (Tersedia dalam Bentuk Buku dan PDF)Where stories live. Discover now