Prolog

1.6K 107 29
                                    

Berjalan dengan kaki agak diseret karena pegal luar biasa, Juno masuk kamar eksklusif yang disiapkan pihak penyelenggara acara untuknya. Rasanya dia tidak ingin melakukan apa pun setelah ini. Dia hanya mau tidur dan tidur. Tenaganya benar-benar terkuras habis setelah dua minggu terakhir, dia melakukan tour di delapan kota untuk promosi single terbarunya sebelum masuk ke dalam proyek penggarapan album baru.

"Met, aku mau tidur. Jangan bangunin aku sampai besok waktunya sarapan." Juno berbicara pada Metta, asisten pribadinya.

Perempuan dua puluh dua tahun itu mengangguk. "Oke, bosku yang gantengnya ngalahin Joe Jonas sampai cewek-cewek depan panggung tadi nggak berhenti teriak histeris. Berarti aku boleh jalan-jalan bebas ya malam ini?" Tanyanya sambil meletakkan tas jinjing berisi perlengkapan Juno untuk konser tadi.

"Cih... Kemarin Shawn Mendes, sekarang Joe Jonas, besok siapa? Harry Style?" Protes Juno.

Metta tertawa. "Bos maunya siapa?"

"Adam Levine gitu biar ada kesan hot nya."

Metta tertawa. "Nge-gym dulu yang rajin biar hotnya selevel sama Adam Levine! Jadi gimana nih? boleh ya aku jalan-jalan?"

"Jalan-jalan saja sesukamu. Lagian mau jalan ke mana? Sudah mau tengah malam gini."

"Paling cari tempat ngopi."

"Iya deh," respon Juno pendek kemudian menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. "Jangan lupa tutup pintunya kalau keluar."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Juno sudah tidak ingat apapun lagi. Rasa kantuk bercampur lelah telah membawanya ke alam mimpi. Dia tertidur pulas entah berapa lama sampai sesuatu mengusiknya tiba-tiba.

Juno menggeliat saat merasakan ada gerakan pada ranjang yang dia tiduri. Mimpinya perlahan buyar karena gerakan itu namun matanya masih terasa berat untuk dibuka.

Aah...mungkin hanya halusinasi, pikir Juno saat merasakan gerakan lagi. Mata Juno tetap terpejam. Demi Tuhan, dia ingin melanjutkan tidurnya. Namun, mata beriris cokelat itu akhirnya terbuka sempurna saat akhirnya bukan hanya gerakan pada ranjang yang dia rasakan tapi juga sentuhan pada bagian perutnya.

Sial! Kamar dalam kondisi gelap gulita. Apa mungkin tadi Metta meninggalkannya dalam keadaan lampu mati? Atau lampu hotel sedang ada korsleting? Rasanya tidak mungkin.

Gerakan yang tadi samar, sekarang mulai nyata Juno rasakan. Bahkan, kulit perut hingga sebatas dada mulai merasakan langsung udara yang berhembus dari AC ruangan itu. Tunggu! Bagian perut sampai dada? Seingat Juno, dirinya tadi tidur masih dengan pakaian lengkap. Bahkan dia tidak mengganti kemeja dan celana yang dipakai konser tadi.

Juno mengerjap berusaha membiasakan matanya dalam gelap agar bisa melihat apa yang dialami oleh tubuhnya meskipun samar. Di hadapannya, terlihat siluet seseorang terlihat sedang berdiri agak membungkuk. Tangan orang itu terulur memegangi bagian depan tubuh Juno. Tidak, gerakan itu tidak memegang tapi meraba, membelai lembut mulai dari perut naik ke bagian dada, membuat pola pada bagian-bagian tubuh Juno yang memang cukup terbentuk.

Diam-diam, tangan Juno terkepal. Dia sadar apa yang dia alami saat ini. Namun, sekuat tenaga dia menahan diri untuk bergerak. Bukan, Juno bukan menikmati belaian itu, tapi dia ingin tahu apa yang sebenarnya orang gila ini inginkan.

Perlahan tapi pasti, rabaan lembut itu mulai turun kembali ke arah perut. Terus turun hingga tangan gila itu menyentuh ikat pinggang Juno. Merasa apa yang terjadi sudah semakin menggila, Juno sudah tidak tahan. Dia tidak mungkin terus diam dan pasrah saat hampir diperkosa seperti ini.

Lagipula bagaimana bisa seseorang masuk kamar tempatnya menginap dan berbuat gila seperti ini? Tolonglah, dia laki-laki, apakah saat ini kesetaraan gender juga menjadikan laki-laki sebagai korban pelecehan seksual?

Brak!

Dengan gerakan cepat, akhirnya Juno bangkit melayangkan tendangan yang untung terarah tepat kepada orang itu. Dari suara yang terdengar, orang itu sepertinya terbentur benda kayu. Mungkin meja atau pintu.

Juno bergerak mencari sakelar lampu yang sialnya, dia tidak ingat di mana letaknya.

Brak!

Suara benturan itu kembali terdengar. Namun kali ini, bukan orang gila itu yang tersungkur melainkan Juno yang kepalanya berhasil di hantam pajangan kayu tepat sebelum dia menyentuh sakelar lampu.

"Bangsat!" Umpat Juno sambil memegangi kepalanya bagian belakang. "Siapa kamu, bajingan?"

***

Halo...
Segini dulu ya awal ceritanya
Terima kasih sudah membaca ❤️❤️

This opening is dedicated to my Evelyn_eva istrinya Cha Eun Wo (entah siapa itu)  kehaluanmu bikin aku terinspirasi, Saodah 😂

Deal with Mr. Celebrity (Tersedia dalam Bentuk Buku dan PDF)Where stories live. Discover now