Hi, ini Eri. Kali ini Eri akan membawakan kumpulan kisah pendek dari dua manusia favorit Eri, Lee Taeyong dan Lalisa Manoban.
I hope you guys enjoy it💕
⚠⚠⚠
▪ 13+
▪ Harsh words.
▪ The contents are really cringe and random.
▪ Some stories have differ...
Taeyong menurut, dengan wajah ramah-tamah yang terpatri, ia menggeser tubuhnya, mempersilahkan Lisa untuk masuk. Namun, detik kemudian Taeyong mengernyit lagi, benar-benar bingung akan respon Lisa. Pasalnya gadis itu melewatinya, tanpa menatap nya dan tak membalas senyumannya.
Apa yang salah?
"Jimin, gue nolak!"
Tiba-tiba, tanpa salam, sapa, dan senyuman. Lisa berhenti depan Jimin dan langsung berucap. Bahwa cewek itu menolak, yang artinya tidak mau menari bersama Taeyong. Jimin jelas terkejut, bahkan tersedah air ludahnya sendiri, begitupun Sungjae yang langsung menatap Lisa.
Mendengar itu, Taeyong segera menghampiri, mendorong kecil tubuh Jimin agar ia dapat berhadapan dengan Lisa.
"Kenapa?" tanya Taeyong dengan wajah seriusnya. Namun, lagi-lagi, Taeyong melihat gadis itu tampak terkejut dan menciut di depannya. Hal itu benar-benar membuat Taeyong bingung.
"Lo kenapa nolak? Kan bagus ikut festival nari." Tayeong mengabaikan bagaimana ekspresi Lisa, karena menjadikan Lisa sebagai partner nya adalah yang terpenting.
"Y-ya ... soalnya gue nggak bisa," jawab Lisa dengan sedikit terbata. Ia melirik pada Jimin yang hanya menatapnya, namun cowok itu mundur untuk duduk di sofa. Juga melihat pada Sungjae yang duduk lesehan menatapnya.
Hal itu membuatnya malu, ia merunduk. Tak ingin mereka melihatnya. Walau begitu, sebenarnya ia merasa gugup karena Taeyong di depannya.
"Lisa, sorry ya, gue tau ini tiba-tiba, kita sebelumnya juga nggak saling kenal 'kan? Tapi sekarang lo udah tau siapa gue, dan gue udah tau siapa lo. Sebagai sesama anak tari─"
"Gue udah keluar dari tari," potong Lisa cepat.
Taeyong menipiskan bibirnya sesaat. Ia menatap Lisa dengan lekat, yang juga terheran-heran saat gadis itu tampak takut padanya.
"Lisa, sini deh, kita duduk dulu," ujarnya, tanpa sepatah kata menarik Lisa dan mendudukkan Lisa di samping Jimin. Sedang ia duduk lesehan berhadapan dengan Lisa.
"Li─"
"Untuk ikut festival harus bener-bener anggota tari, gue udah keluar sejak awal semester ini," ujar Lisa tiba-tiba. Yang membuat Jimin, Taeyong dan Sungjae saling pandang.
"Tapi Bang Taemin bilang, lo masih anggota tari," kata Taeyong.
Lisa menggeleng, ia menatap pada Taeyong, namun sesekali tampak mengalihkan pandangannya. Ia pikir, mungkin saat ini wajah nya memerah karena fakta bahwa Taeyong duduk di bawah dan menatapnya.
Sial, Taeyong ganteng. Banget!
"Gue udah keluar, gue udah lapor sama Kak Taemin dan kak Jongin, mereka acc kok."
"Bang Taemin udah gue tanya, dan dia nggak ngerasa lo keluar dari tari, dia juga ...." Taeyong terdiam. Sebenarnya ia sudah mikir ini tadi, Bang Taemin dan Bang Jongin enggak tau Lisa keluar dari dance, bahkan enggak inget kalo Lisa adalah salah satu anak dance.
Sesuai yang dikatakan Jimin dan Sungjae, Lisa ibaratkan debu, tak terlihat. Bahkan kalaupun terlihat akan dilupakan. Taeyong bahkan juga tak sadar kalau selama ini ada Lisa di antara anak dance lainnya.
"Ya intinya, data lo sebagai anak dance juga masih ada di Bang Taemin. Berarti lo masih jadi anak dance," celetuk Jimin, "lagian, lu ngape sih, malu tampil apa gimana?"
Lisa menipiskan bibir, tampak merunduk menatap pada kedua tangannya yang menyatu. Ia sudah menduga, pasti saja ada kata-kata terucap seperti Jimin, tak heran. Sebenarnya mereka juga bukan teman, hanya saling mengenal. Tetapi dulu, Jimin itu partner nya juga waktu disuruh tampil bulanan. Cuman kayanya cowok itu nggak inget, padahal waktu itu juga mereka tukeran nomor, dan waktu itu juga Jimin adalah orang asing pertama yang tahu tentang chanel youtup nya.
Lisa meremas tangannya, tadi ia juga sudah berpikir panjang bahkan meminta saran pada Yuju dan Minghao. Kedua sahabatnya itu justru menyetujui jika Lisa tampil menari di depan banyak orang dari pada terus bersembunyi dengan maskernya di setiap kali ia update video di youtup.
Lisa juga sangat-sangat senang kalau Taeyong adalah partner nya. Tetapi, Lisa masih merasa takut.
"G-gue udah lama nggak nari, gue udah lupa gerakin badan gue sendiri," ujar Lisa. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk tidak menari bersama Taeyong. Sangat disayangkan, namun ini untuk dirinya sendiri. Toh, Lisa tak boleh mengharapkan banyak hal pada cowok yang sudah mempunyai kekasih itu.
"Tapi lo baru aja update video baru dua hari yang lalu," ucap Taeyong dengan kernyitan, yang lantas membuat Lisa terkejut dan melotot menatap Taeyong.
Tentu saja, siapa yang tidak terkejut.
"Kok ... lo ...?!" Lantas, Lisa menoleh pada Jimin di sebelahnya. "Gue udah bilang sama lo untuk dirahasiakan!"
Jimin yang mendapatkan tembakan kesal dari Lisa terkejut. Ia mengerjap. "Hah? Kapan lo bilang gitu?"
Lisa mengatupkan bibir. Kedua keningnya mengerut, tampak kesal. Namun ia tak bisa berkata-kata. Pasalnya juga ada di sisi pemikirannya, tentang rasa saat mengetahui Taeyong melihat video menarinya. Walau begitu, bukan berarti Lisa menyukai hal tersebut sepenuhnya.
Taeyong mengernyit, menatap pada Lisa yang tampak kesal menatap pada Jimin. Ada hal lain yang ia pikirkan ketika mendengar ucapan Lisa pada Jimin. Beberapa saat lalu, ia menduga, kalau sebenarnya Lisa lah yang kurang mengekspos diri di chanel youtup nya hingga tak ada yang tahu bahwa itu adalah Lalisa, terlebbih wajah yang selalu ditutupi masker. Namun sekarang, ada dugaan lain yang dipikirkannya, Lisa ternyata merahasiakannya.
"Lo ngerahasiain identitas lo ya Lisa?"
Lisa kembali menoleh pada Taeyong. Ia benar-benar tak dapat berkata-kata terlebih saat Taeyong terus menatapnya lekat. Sungguh, Lisa tak mengharapkan hal seperti ini sebagai pertemuannya dengan Taeyong.
Lisa kembali merunduk, menggigit bibir bawahnya. Benar-benar bingung akan kondisi hatinya saat ini.
"G-gue nggak bisa, sorry," ujar Lisa, kemudian bangkit dan menyampirkan tote bag nya.
Taeyong tampak menampilkan wajah kecewanya, namun Lisa tak melihatnya selain terus berjalan menuju pintu utama. Gadis itu benar-benar pergi dengan penolakan yang menyakitkan bagi Taeyong.
Entahlah, padahal hal ini seharusnya hal yang biasa saja. Namun Taeyong sudah terlanjut berharap lebih pada Lisa, juga dia sudah berangan-angan bahwa penampilan mereka nanti akan sangat sempurna.
Jimin mendengus kecil, ia lantas menoleh pada Taeyong. "Udah gue bilang 'kan, tuh anak susah. Walau gue nggak deket sama dia, tapi gue tau tuh anak susah," ujar Jimin diangguki Sungjae.
Taeyong menghela napas. "Tapi bue—"
"Iye-iye, lu lop it wit her, ya tapi liat juga dong gimana orangnya," ujar Sungjae dengan sedikit gemas.
Taeyong mendengus. "Ya gimana dong, gue bingung, anjim. Lagian kenapa sih dia ngeraha—" Taeyong sontak terdiam, mematung segera saat sebuah pemikiran terlintas. Hal itu, tanpa pikir panjang membuatnya bangkit. Ia berjalan cepat menuju pintu ruangan tersebut. Mengabaikan kedua temannya yang kebingungan, ia keluar dari sana, bertujuan untuk menghampiri Lisa.
Kalau diajak baik-baik nggak bisa, berarti harus diseret paksa. Karena Taeyong, tidak mau angan-angan nya kandas begitu saja.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
a/n: Gais, w ragu deh, pen pindahin cerita ini biar ada lapak sendiri. soalnya ini keknya panjang huhuhu entar deh ya, urang pikir-pikir dulu. entar kalo iya, aing kabarin di wall :))