(bonchap)19

6.6K 324 95
                                    

Masih nyimpen cerita ini gak??:v






"dady!"
"Papa!"
"Bapak!"

Jaemin menghela nafas, sekarang anaknya sudah ada empat. Rumah besarnya makin ramai apalagi di tambah dengan haechan yang rusuh, beda dengan kembarannya--mark. Lelaki bernama mark Adhitama itu sekarang menjadi pendiam dan penyendiri di kamar. Dua anak kembar itu sekarang sudah berumur tujuh belas tahun.

"Dady!" Sang bungsu merentangkan kedua tangannya meminta di gendong. Dengan senang hati jaemin menggendong anak nya yang berumur empat tahun kedalam dekapannya.

"Cika kangen..dady pergi-pergi terus dari rumah.. kemarin tangan momy sakit karna keseleo" bisik Cika sambil memeluk leher jaemin. Jaemin melotot, pantas saja kemarin jaemin meminta vidio call kepada agnes Perempuan itu menolak nya.

"Bapak!, Mana sepeda yang natta minta kemarin!?" Tanya natta sambil memeluk jaemin. Natta, anaknya yang ketiga berumur delapan tahun memang sedikit tomboy.
"Ada di luar, dady beliin tiga, masih kurang?" Natta menggeleng, anak itu berlari keluar rumah.

"Assalamualaikum pa, salam nya mana?. Aku gak denger salam papa tuh" celutuk sang biang masalah.
"Jangan cari masalah chan!, Mana kembaran mu?" Tanya jaemin masih setia menggendong sang bungsu.
"Biasa di kamar mengurung diri. Ini dua laptop buat aku kan pa?," Setelah di jawab anggukan oleh jaemin, haechan menggendong dua laptop baru nya.

"Duduk dulu,pa. Nanti encok gak bisa buat anak baru" celutuk haechan yang membuat jaemin geram.
Akhirnya tiga orang itu duduk di sofa yang tak jauh dari situ.

"Momy mana?" Tanya jaemin kepada cika.
"Momy lagi tidur,dad." Balas cika masih fokus dengan boneka Barbie yang ada di genggaman nya.
"Dady mau ke kamar momy dulu ya" cika mengangguk.

"Astagfirullah pa.. baru datang udah mau melepas rindu aja..." Ceramah haechan. Jaemin terkekeh.
"Kamu gak tau gimana rasanya nahan itu chan.. nanti kasih dua rumus MTK itu ke mark ya, dady mau ke kamar momy" haechan mengangguk.
"Jangan lupa baca bismillah pa!" Teriak haechan.

Setelah jaemin pergi, cika menatap haechan.
"Item!" Panggil cika, haechan seketika melotot ke arah anak 4 tahun yakni adiknya yang tak punya akhlak tersebut.

"Apaan?!"kesal haechan.
"Kok dady harus baca bismillah dulu sih?, Emang dady mau kemana?" Tanya cika polos.
"Lo masih ompong diem!, Gw gundulin juga tuh rambut Lo!" Cika menggembungkan pipinya kesal.

"Es batu!, Nih rumus MTK lo!. Busettt tebel bener" goda haechan sambil memberikan 2 kamus MTK yang satu buku berisi 1000 lebih halaman. Mark melirik sekilas kearah kembarannya.
"Taruk dulu di meja" balas mark setelah itu berlalu pergi dari rumah.

"Susah banget sih buat deket lagi sama lo" gumam haechan sambil tersenyum kecut.

••

"Sayang.. tangan kamu kenapa?" Agnes yang sedang memasang salep di tangannya terlonjak kaget saat jaemin tiba-tiba memeluk nya dari belakang.
"In-ini.. em.. kesetrum doang kak.." balas agnes gelagapan.

"Sejak kapan baby girl berani bohong sama dady nya?" Bisik jaemin yang di akhiri gigitan kecil di telinga istrinya. "Ka-kak?" Gugup Agnes saat mendengar resleting belakang nya di turunkan.

"Accept your punishment,honey" tubuh agnes menegang, jika sudah di beri hukuman seperti ini bisa-bisa ia tak bisa berjalan selama dua hari bahkan lebih.

••

wpd_nanaa

[M]brother-jaemin version-{END✔️}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang