Hi, ini Eri. Kali ini Eri akan membawakan kumpulan kisah pendek dari dua manusia favorit Eri, Lee Taeyong dan Lalisa Manoban.
I hope you guys enjoy it💕
⚠⚠⚠
▪ 13+
▪ Harsh words.
▪ The contents are really cringe and random.
▪ Some stories have differ...
Hanya ada sepuluh twit, followers pun hanya enam. Akun itu memang sepi, seolah pemiliknya tak menggunakan nya lagi.
Taeyong juga sempat bertanya pada Jimin— teman satu kegiatan dance nya— yang mengatakan, bahwa Lisa Manoban itu mahasiswi yang kaya debu, tak terlihat. Taeyong bahkan tidak tahu, kalau ia dan Lisa satu UKM. Bahkan rasanya Taeyong tidak pernah melihat gadis itu.
Apa hanya dia saja yang tidak memperhatikan?
Suara pintu terbuka, bersamaan dengan suara derap langkah kaki. Taeyong melirik kecil, dan mendapati Sungjae di sana, pemuda itu dengan sengak berjalan mendekat padanya, lalu menyingkirkan kakinya dan duduk di sofa.
"Lo kagak nyamperin cewek lu?"
Taeyong menggeleng. "Lo kenal Lisa?" Alih-alih berbicara tentang Ayuna, ia lebih memilih bertanya tentang Lisa. Kebetulan sekali, Sungjae adalah tipe orang yang kenal semua masyarakat kampus. Kutu loncatnya Universitas Dery.
"Hah? Lisa siapa?"
"Lisa Manoban, dia anak dance."
"Yang sering sama Minghao?"
Taeyong mengernyit, merasa asing sama nama itu. "Minghao siapa?"
"Anak bahasa Indo, kalo ada tuh anak, pasti ada cewek di sebelahnya."
"Gimana orangnya?"
"Siapa?"
"Minghao." Taeyong membenarkan posisinya, yang tadinya berebah kini duduk dan bersandar di damping Sungjae. "Orangnya kacamataan? Terus rambutnya kaya sasuke?"
Sungjae menoleh kecil, pemuda itu sedang asik pada game cacing di ponselnya, tetapi masih merespon baik Taeyong. "Iye, yang kaya sasuke," ujarnya dengan tawa kecil. "Agak-agak mirip Atuy, tapi mukanya lebih baby face."
"Terus cewek yang sering sama dia, ponian nggak? Rambutnya lurus sebahu. Matanya belo."
Sungjae mengangguk tak acuh. "Iya, itu namanya Lalisa tapi bisa dipanggil Lisa juga sih. Mang napa? Mau lu incer? Inget Ayuna."
Taeyong mendecak. Ia lantas kembali memainkan ponsel, melihat-lihat pada akun milik Lisa. Padahal tadi ia juga sudah melihat-lihatnya.
"Kagak lah. Ayuna lebih cantik."
"Si Lisa juga cantik elah, manis dia kalo senyum. Tapi karena anaknya pendiam dan jarang banget keliatan ya gitu."
"Lo kenal dia?"
"Kenal lah, dia anak dance juga. Dulu pernah diajak duet ama Sehun buat festival tari, tapi nggak mau, padahal gerakannya bagus. Oh ya," Sungjae menoleh, "Festival tari entar, gimana lo?"
"Sehun? Si Lisa pernah diajak Sehun? Terus ditolak?"
Sungjae mengangguk.
"Njir, apalagi gua, pasti ditolak."
"Lah? Lu mau turun duet ama Lisa?"
Taeyong mengangguk. "Kemarin gue udah omongin ama Jimin kalo gue nggak bisa ama Sinbi. Tau 'kan lo gimana sensinya Ayuna sama Sinbi."
Taeyong mendecak. "Bukan gitu elah. Sinbi sama Ayuna itu punya masalah lain gitu, taudah apa. Jadi menghindar perkara, gue minta Jimin cari gue partner. Terus Jimin rekomendasiin gue si Lisa itu, sambil liat akun youtup nya Lisa."
Sungjae mengernyit. "Akun youtup? Yakin lo?"
Taeyong mengangguk yakin. "Iya, dia punya channel youtup khusus nampilin dance dia. Tapi jarang ada yang tau kalo itu dia, dia juga ngedance nutup muka, njer. Heran gua, padahal vibe tubuhnya bagus banget, dance nya pas, natural, juga detail. Enggak terlalu strong, enggak juga terlalu smooth."
"Sebagus itu emang?"
Taeyong mengangguk lagi. "Iya bagus. Cocok buat konsep yang mau dibawa ke festival tari entar. Makanya gue dari kemarin nyari-nyari dia, baru dapet dia tadi. Pas minta nomer, si sasuke ngehalangin."
Sungjae mengangguk paham. Ia sudah melepaskan ponselnya, yang kemudian bersandar dan menghela napas. "Keknya emang susah sih, dia kelihatan enggak pede, insecure gitu. Apalagi pawangnya ngegigit."
Taeyong mendengus kecil. Ia menatap lurus dengan putus asa. Masalahnya dia tuh udah jatuh cinta sama tarian Lisa yang di youtup itu. Sudah tertanam dalam diri untuk menjadikan Lisa partner nya buat festival, dan ia juga yakin, tak akan ada masalah dengan Ayuna nanti.
"Gue punya sih nomer Lisa."
Taeyong sontak menoleh. "Njir, kenapa nggak bilang dari tadi."
"Ya gue kaga tau nomernya masih aktif atau enggak."
"Njir, mana-mana gue mau liat."
Sungjae lantas mengambil lagi ponselnya, lalu membukanya perlahan dan menunjukan kontak tersebut pada Taeyong. Hal itu lekas membuat Taeyong juga menyalin nomer milik Lisa.
"Gue dapet nomernya taun lalu. Dia kayak kaga keliatan idupnya anjer."
Taeyong tak mendengarkan. Ia justru berfokus pada ponselnya, menyimpan kontak Lisa dan mulai mengetik teks di sana.
Singkat saja, hanya memanggil nama gadis itu.
Namun, melihat tulisan online di bawah nama Lisa membuat Taeyong tersenyum. Matanya berbinar senang.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.