23.

26 4 0
                                    

🌚🌚🌚 Bulgosnya kakakkkk

---Hawa panas di sekitarnya menandakan laki-laki itu sedang diselimuti emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-
-
-
Hawa panas di sekitarnya menandakan laki-laki itu sedang diselimuti emosi. Tidak menunggu lama, dua orang itu menangkap keberadaannya. Seketika badan mereka menegang melihat Arka berdiri tidak jauh dari mereka.

"Arka..." Gumamnya lirih.

~~~

Dengan langkah gemetar, ia mendekati Arka yang masih menatap tajam. Kakinya seperti jelly, ingin sekali ia ambruk tak berdaya melihat tatapan Arka yang tajam.

"Arkaa, lo udah dateng?" Tanyanya dengan suara lirih.

Laki-laki itu tidak menjawabnya, ia malah menatap seseorang yang berada dibelakangnya.

Kembali dari keterkejutannya, laki-laki dibelakang gadis itu mulai mendekat. Ditepuknya pelan bahu gadis itu membuat sang gadis menoleh dengan wajah agak pucat.

"Ka," Panggilnya.

Tidak ada jawaban, ia merasa sia-sia saja menyapa Arka. Terselip rasa takut dihatinya sebenarnya, tatapan intimidasi itu sungguh mengganggu. Rasanya bergerak sedikit saja sudah salah besar dimata Arka.

"Deev lo-.."

Belum selesai ia berbicara, gadis di sampingnya itu memotong ucapannya.

"Ka? Lo kapan sampai sini?" Tanya gadis itu.

Hanya terdengar hembusan angin yang menyapa telinganya, tak ada jawaban dari Arka membuat ia menelan ludah kasar.

Lama terdiam, Arka tersenyum sinis. "Busuk."

Satu kata tali mampu membuat Adeeva terdiam kaku, lidahnya terasa kelu. Hatinya seperti diporak-porandakan. Sakit sekali rasanya.

"Kaa, bukan gini. Lo salah paham."

"Hm? Salah paham?"

"Iya, lo salah paham," Jelas Adeeva dengan yakin.

"Gue salah paham kenapa?"

Pertanyaan itu, Adeeva tiba-tiba terdiam tidak bisa menjawabnya. Emang Arka salah paham kenapa? Apanya yang salah paham? Itu pertanyaan yang muncul di otaknya.

"Y- ya..ya itu t-tadi," Jelasnya tergagap.

"Emang gue kenapa sampai salah paham?" Tanya Arka kembali, masih dengan mata tajamnya.

Ahh, Adeeva serasa dikuliti hanya dengan tatapan Arka. Jika bisa request dulu, Adeeva ingin Arka menggunakan kacamata hitam supaya ia tidak bisa melihat mata tajam itu. Di samping itu semua, yang membuat Adeeva semakin gugup yaitu KENAPA ARKA HARUS GANTENG BANGET DI WAKTU YANG SALAH?!

Sadar Adeeva, ini lo antara hidup dan mati. Batin Adeeva menyadarkan.

"Gimana?"

SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang