14. (Beneran Update)

47 11 7
                                    

Happy Reading🥰
Jangan lupa vote dan komen😊

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

"Gue pulang dulu ya Deev," Pamit Lana yang diangguki Adeeva.

Melihat Lana pulang, Adeeva bergegas untuk pulang ke rumah juga ingin mendinginkan otaknya yang panas terlalu sibuk berpikir. Berkali-kali dia mencoba menghubungi Arka tapi tidak diangkat, terakhir ia menghubungi Arka malah langsung dimatikan handphonenya.

•••••••••••

Keesokan harinya disekolah, Adeeva kembali mencari keberadaan Arka dkk. Ia rela datang lebih pagi dari biasanya agar mendapat waktu lebih banyak.

Hampir saja ia menyerah karena tidak kunjung mendapati keberadaan Arka, ternyata keberuntungan masih memihak padanya. Ia melihat Arka dan teman-temannya berjalan dari parkiran.

Jantungnya yang semula berdegup normal langsung berubah dalam sekejap hanya dengan melihat wajah Arka yang tampannya sangat tidak manusiawi itu. Tangannya berkeringat dingin, entah karena gugup ingin menjelaskan kesalahan pahaman yang terjadi atau karena melihat ketampanan Arka di depan sana.

Tangannya bertautan, meremas dengan gelisah. Hampir saja ia mundur kalau tidak ingat tujuan awalnya. Setelah mengumpulkan keberaniannya, Adeeva melangkah mendekati Arka.

Sementara itu didepan sana Arka berjalan dengan menunduk, bukan karena ada recehan dibawah, tapi karena ia sedang fokus pada handphone yang ia pegan. Tidak tahu apa yang sedang ia lakukan.

Sedangkan teman-teman yang berjalan disampingnya terlihat sibuk semdiri-sendiri.

"Haii cewekkk piuwitt," Goda Bima pada salah cewek, yang notabennya adalah adik kelas mereka. Kalau Bima nggak salah ingat, namanya Gita.

Bukannya tersipu malu, Gita malah menatap Bima dengan tatapan sinisnya membuat teman-teman Bima tertawa sangat keras.

"Busett kasian banget lo Bim," Ledek Daniel.

"Nahhh, cuekin aja Git si Bima. Playboy cap badak tu orang," Kompor Kevin pada Gita yang dibalas senyuman malu cewek itu.

Bima melotot tidak terima pada Kevin, langsung saja tangannya melayangkan pukulan ke kepala Kevin yang kerasnya udah kayak beton.

"Jangan didengerin omongannya si Kepin Git. Bohong banget dia mah, babang Bima kan setia sama yayang Gita," Bela Bima memelas yang langsung diberi tatapan jijik Gita.

"Idihh jijik,emang gue peduli sama lo? Lagian kata Kak Kevin bener juga, lo kan playboy cap badak."

"Heh! Omongannya, pengen gue sumpel itu mulut pake bibir," Ujar Bima yang langsung dihadiahi pelototan teman-temannya.

Duk

"AAAWWWW!!?!"

Terdengar bunyi tendangan disertai pekikan keras si pemilik kaki yang jadi sasaran tendangan. Gita menendang tulang kering Bima dengan sangat keras.

Setelah menendang kaki kakak kelasnya yang playboy akut itu, Gita pun langsung berjalan menjauh menuju ke kelasnya sendiri, dan mereka melanjutkan perjalanan yang tertunda gara-gara Bima. Ingin sekali ia menghanyutkan Bima di kali Ciliwung. Doa kan saja keinginannya bisa terkabul.

---------

Di depan sana, Adeeva terlihat semakin gugup saat jaraknya sudah sangat dekat dengan Arka. Ia mencoba memberanikan dirinya memanggil nama Arka, rasanya tenggorokannya tercekat. Mau memanggil tapi suaranya hanya tertahan ditenggorokan.

"A- A-rka," Adeeva merutuki suaranya sendiri, kenapa harus gagap sih? Kan tambah malu.

Mendengar namanya terpanggil, Arka mendongakkan kepala hingga netranya bertubrukan dengan netra milik Adeeva. Mata itu, mata yang membuat Arka menyukai Adeeva.

SunshineWhere stories live. Discover now