Part 24: When The Past Come To Present

88 10 0
                                    

"Akhirnya aku bisa nemuin kamu disini lagi setelah sekian lama, Jonatan."

Jonatan terdiam sejenak melihat gadis yang sedang tersenyum didepannya ini. "E...Ellen?" ucapnya sedikit tergagap. Walaupun Jonatan berusaha untuk bersikap datar seperti tidak memperdulikan kedatangan Ellen, namun memori masa lalunya terangkat kembali sehingga Jonatan sedikit tergagap saat hendak memanggil nama Ellen. Orang yang ia lihat di saat festival musik kemarin dan tidak pernah ia harapkan untuk muncul lagi di hadapannya. Sayangnya, hal tersebut tidak terwujud dan sekarang ia malah harus berhadapan langsung dengan mantan kekasihnya ini.

"Kok kamu kayak kaget gitu? Kaget ya aku tiba-tiba muncul lagi?" tanya Ellen saat melihat keterkejutan Jonatan.

"Lo ngapain muncul disini?" ucap Jonatan datar Ia memandang Ellen, lalu teringat kembali masa-masa lalunya dengan gadis ini. Gadis yang dulu pernah mengisi hatinya. Masa lalu yang sebenarnya indah namun cukup menyedihkan jika diingat bagaimana caranya mereka berpisah.

"Aku kangen sama kamu. Kangen sama kenangan yang udah kita buat bersama," balas Ellen sambil menunjukkan muka sedihnya. Membuat Jonatan juga merasa rindu dengan masa lalu mereka yang sudah dibuat bersama. Sayangnya, karena gengsi Jonatan masih tinggi, Jonatan hanya menyindir Ellen. "Giliran sekarang aja kangen. Dulu aja main ninggalin," sungut Jonatan.

"Iya, iya. Aku akuin kalo kemaren aku salah. Aku menyesal udah ninggalin kamu dulu. Aku merasa kalo aku dulu begitu egois, sampai-sampai aku gak mikir kalo kamu juga ada perasaan, Jo. Apa aku masih boleh diberi kesempatan untuk ngejelasin semuanya?" tanya Ellen dengan sedikit terisak. Sejujurnya sekarang Jonatan menjadi sedikit bingung. Saat ini, ia merasa bahwa Alex sudah menjadi bagian dari hidupnya. Namun di sisi lain, ia merasa Ellen berhak untuk menjelaskan alasannya, terlebih dulunya ia masih mempunyai rasa yang besar terhadap Ellen. Cinta pertamanya yang sayangnya lebih memilih untuk berpisah. Dan juga Jonatan merasa ingin kembali mengulang masa-masa lalunya bersama Ellen.

"A....aku...." balas Jonatan tergagap. Ia bingung harus berkata apa setelah mendengar pengakuan Ellen.

Tiba-tiba Ellen memeluk Jonatan. Jonatan yang kaget dipeluk oleh Ellen, hanya bisa terdiam saja. Ia kembali teringat masa-masa romantisnya dulu dengan Ellen. Bagaimana biasanya Jonatan menggoda Ellen, mengajak jalan Ellen, mengacak-ngacak rambut Ellen, dan juga memeluk Ellen. Namun sekarang ia hanya terdiam. Mata Jonatan menatap sekeliling. Ia bersyukur setidaknya Alex tidak muncul, sehingga ia tidak perlu repot mengurus Alex yang mungkin akan terkejut jika melihat ini semua. Jonatan pun kemudian mencoba melepaskan diri dari pelukan Ellen.

"Ayo kita pergi ke kafe kenangan, kafe yang dulu sering kita kunjungin. Sekalian nostalgia," ajak Ellen sambil merangkul Jonatan. Jonatan hanya bisa menatap ruang musik sejenak. Masih ada Alex disana dan ia tidak bisa meninggalkan Alex begitu saja. Lagipula, dirinya akan ada latihan nanti siang. Karena itu, Jonatan melepas rangkulan dari Ellen lalu menolak ajakannya.

"Aku lagi ada latihan musik buat lomba bulan depan, jadi kalo sekarang gak bisa pergi. Gimana kalo nanti malam aja jam tujuh di kafe kenangan?" tawar Jonatan mencoba mengganti waktu untuk bertemu.

"Oke, boleh. Jam tujuh di kafe kenangan. Oh iya, aku mau minta kontak kamu dong, biar bisa aku kontakin kamu lagi," pinta Ellen sambil membuka handphone-nya. Sayangnya, permintaan Ellen itu ditolak oleh Jonatan.

"Gak usah. Aku lagi gak mau kasih kontak ke kamu karena kamu belom jelasin alasan yang sebenarnya. Jadi tergantung nanti aku bisa menerima apa ngga alasan kamu, baru aku kasih kontaknya. Nanti kita ketemu di kafe kenangan, jam tujuh malam. Aku usahain on-time. Tapi kalo misalkan ternyata dalam satu jam itu aku gak dateng, berarti gak jadi. Gimana?" tawar Jonatan lagi.

Because Of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang